Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, July 4, 2010

Mengapa kita beramal ?



Oleh: Husni Widianto

http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/05/mengapa-kita-beramal/


"Jika banyak beramal, maka anda akan mendapatkan lebih banyak rezeki."


Itulah perkataan yang sering kita sekali dengar. Mengapa demikian ? Cobalah kita simak ilustrasi di bawah ini...


Suatu hari ketika bertemu dengan seorang sahabat sebut saja Andi, lalu Andi pun berceritera bahwa di suatu hari dia di rumah dan sedang beristirahat, lalu dia ditelepon oleh seorang sahabat dia sebut saja Iwan yang cukup kaya dan sangat sukses dalam bisnis, dengan ajakan "Yuk, hari ini kita keluar cari hiburan...?", lalu Andi pun mejawab, "Hari ini saya ingin di rumah istirahat saja, sekalian hemat tidak mau buang-buang uang main ke tempat hiburan terus...", dan Iwan pun segera menjawab, "Aduh...jangan takut buang uang lah, yang perlu kita ditakuti justru kita tidak bisa cari uang."

Dari percakapan di atas, intinya sebenarnya sangat sederhana. Hampir kebanyakan dari kita mempunyai pemikiran seperti saudara Andi, bahkan kita sering dibayangi perkataan Hemat Pangkal Kaya. Dengan menghemat dan menghemat, kita selalu berhitung dengan tabungan dan simpanan kita hari demi hari dan menantikan tiba saatnya menjadi kaya.

Sebuah contoh dan ilustrasi lain... Anggap saja Andi punya tabungan 100jt disimpan dan ditabung di bank dan menikmati bunga bank setiap bulannya. Suatu ketika diajak sahabatnya sebut saja Johan, "Yuk kita ikut tur jalan-jalan ke Jepang paling maksimal kita mengeluarkan 30jt?" lalu Andi pun akan segera menolaknya dengan pertimbangan tabungan dia dipersiapkan untuk membeli rumah, dan uang 30jt cukup besar dikeluarkan dari tabungan untuk tur jalan-jalan yang hanya akan menghamburkan uang saja. Lalu suatu ketika di kemudian hari, seorang teman lain sebut saja Budi telepon dia dan mengajak, "Yuk kita investasi bersama buka Restoran Bakmi dan kita masing-masing cukup menyediakan uang 50jt, siapa tahu kita bisa meraup rezeki dan berhasil?" Dan segera Andi pun akan menolak dengan berbagai argumen bahwa investasi tersebut tidak mudah dilaksanakan, belum tentu laku, tidak ada tempat strategis, dan sebagainya.

Dari cerita tersebut di atas, kita jelas melihat bahwa Andi tetap aman dengan tabungan dia tidak berkurang sedikitpun. Tetapi, akankah uang dia bertambah dengan cepat? Tidak. Mengapa ? Karena tidak adanya motivasi yang berarti untuk memicu Andi mencari uang yang lebih banyak! Dengan bekerja giat, Andi tiap bulan sudah pasti hanya akan mendapatkan gaji tetap dan menyisihkan sebagian uang nya untuk tabungan. Dan proses tersebut akan berlanjut tanpa perubahan yang berarti.

Jika dari cerita tersebut di atas, kita asumsikan Andi menuruti semua ajakan sahabat dia. Apa yang akan terjadi ?

Uang Andi akan berkurang 30jt karena dia ikut bersama Johan jalan-jalan ke Jepang, dan uang dia juga berkurang lagi 50jt karena ikut investasi 50jt bersama Budi memulai bisnis Restoran Bakmi. Uang sisa Andi sekarang hanya 20jt.

Bayangkan saja, ketika Andi melihat sisa tabungan dan menyadari bahwa uang dia sudah berkurang 80%, dan apa yang akan dia pikir dan rasakan ? Andi akan terdorong dan merasa bahwa dia harus BERUSAHA lebih keras lagi untuk meningkatkan tabungan dia dengan segala upaya apapun.


Jika kita kembali menyimak kembali perkataan Iwan, "aduh...jangan takut buang uang lah, yang perlu kita ditakuti justru kita tidak bisa cari uang." Mungkin perkataannya mengandung nada bercanda di satu sisi, tetapi di sini lain sangatlah jelas bahwa perkataannya mengandung "Tantangan dan Motivasi" bagi kita untuk giat mencari uang yang lebih banyak. Justru dengan mengeluarkan sebagian uang kita, kita dapatkan motivasi dan membuka kesempatan baru untuk mencari uang yang lebih banyak lagi. Mungkin saja Iwan sukses dalam bisnis karena dia tidak pernah berpikir panjang untuk mengeluarkan uang dia untuk hal apapun, tetapi yang jelas Iwan pasti akan selalu bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kembali tabungan dia karena dia sering mengeluarkan uangnya sebagian.

Demikian juga semua ajaran agama telah mengajarkan dan menganjurkan umatnya untuk beramal dan menyumbang kepada fakir miskin dengan menyisihkan sebagian penghasilannya. Tentu saja ajaran agama tidak pernah menjelaskan maupun mengaitkan pengeluaran tersebut seperti dengan ilustrasi di atas, tetapi sudah jelas bahwa berkurangnya uang kita akan menjadi motivasi bagi kita untuk BERUSAHA lebih keras lagi dalam peningkatan tabungan kita.



Jadi, janganlah pernah ragu-ragu untuk beramal karena rezeki kita malah akan bertambah karena terdorong oleh motivasi kita sendiri.

0 comments:

Post a Comment