Gold Price

Category

Search This Blog

Saturday, September 25, 2010

Gigi Berlubang: Cabut atau Rawat?

Sumber


Oleh: drg. Martha Mozartha



Apakah ada gigi Anda yang berlubang? Atau malah sudah pernah merasakan sakit gigi, ngilu, nyut-nyutan dan mahkota gigi sudah keropos dan tidak utuh lagi. Lantas tindakan apa yang dilakukan, minum obat, atau tempelkan koyo di pipi, berobat ke dokter gigi atau malah dibiarkan saja hingga rasa sakit hilang dengan sendirinya?
Kalau gigi sudah berlubang besar, apalagi kalau sudah pernah sakit dan mengganggu, sebagian besar orang mungkin akan berpikir masalah akan selesai dengan datang ke dokter gigi dan meminta agar gigi tersebut dicabut saja. Atau jika sudah tidak sakit lagi ya dibiarkan saja, kan tidak ada keluhan apa-apa berarti gigi tersebut sudah sembuh. Namun sebetulnya tidak demikian.
Gigi yang berlubang akan menimbulkan sakit berdenyut kalau sudah mencapai ruang pulpa (lihat gambar di atas) yang isinya adalah jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila tidak dirawat, infeksi bisa menyebar ke jaringan di bawah gigi dan menimbulkan abses. Abses berisi nanah, dan menyebabkan pembengkakan di gusi, atau pada kasus-kasus tertentu abses ini bisa besar sekali hingga pipi menjadi bengkak. Gigi yang sedang sakit dan mengalami abses tidak boleh langsung dicabut karena infeksi yang terjadi sedang dalam fase akut. Rasa sakit dan abses harus diredakan dulu, dengan minum obat antibiotik menurut resep dokter.
Minum obat penghilang rasa sakit yang dapat dibeli dengan mudah di toko obat atau apotik mungkin ampuh untuk mengusir rasa sakit yang menyiksa. Namun tidak menghilangkan infeksi yang terjadi pada gigi penyebab. Suatu saat rasa sakit mungkin akan timbul lagi, selama gigi penyebab tidak dirawat dengan tuntas.
Gigi berlubang yang sudah pernah sakit berdenyut spontan lalu dibiarkan tidak dirawat kemudian rasa sakit itu hilang, besar kemungkinan syaraf gigi sudah mati. Seperti gambar yang terlihat di bawah ini, infeksi gigi sudah mencapai daerah di ujung akar dan menyebabkan abses. Pencabutan adalah pilihan perawatan yang terakhir, jika tindakan konservatif dan preservatif sudah tidak dapat lagi dilakukan.

Cabut Gigi Selesaikan Masalah?
Memangnya rugi apa jika ada satu gigi yang hilang karena dicabut, toh masih bisa makan. Senyum juga masih oke, yang hilang kan gigi belakang. Atau akar gigi yang masih tersisa dibiarkan saja, selama tidak sakit dan tidak ada keluhan berarti everything is okay. Demikian pikiran sebagian besar orang. Bagaimana yang sesungguhnya?
Ambil contoh gigi yang dicabut adalah salah satu gigi geraham bawah. Seiring waktu, gigi antagonisnya (gigi geraham atas) dapat turun dan memanjang karena gigi lawannya tidak ada. Gaya kunyah kita menyebabkan gigi cenderung semakin maju seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya posisi gigi tidak selalu tetap, dan mungkin posisi gigi saat kita tua mengalami perubahan bila dibandingkan saat usia muda. Gigi disebelah gigi yang dicabut juga dapat berubah posisi yaitu miring ke arah gigi yang hilang. Awalnya mungkin dampaknya tidak akan terlalu terasa, namun kondisi ini akan mengganggu fungsi kunyah dan pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan perubahan posisi gigi-gigi lain hingga ketidaknyamanan pada sendi rahang.
Karena ada gigi yang hilang, biasanya mengunyah pada sisi tersebut jadi tak nyaman. Akibatnya mengunyah hanya pada satu sisi saja. Padahal hal tersebut merugikan karena sisi yang tidak dipakai mengunyah justru lebih kotor daripada sisi yang digunakan untuk mengunyah, karena aliran air liur di sisi tersebut lebih sedikit. Pengunyahan akan menstimulasi keluarnya air liur. Keberadaan air liur sangat penting, salah satu fungsinya adalah untuk membilas kotoran dan sisa makanan. Karakteristik orang yang mengunyah satu sisi adalah karang gigi yang terbentuk lebih banyak pada sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah.
Perawatan Saluran Akar
Lubang gigi yang sudah mencapai pulpa tidak lagi dapat sekedar ditutup dengan bahan tambal. Sebelumnya, harus dilakukan perawatan saluran akar (endodontic treatment, atau root canal treatment). Saluran akar harus dibersihkan agar steril dan bebas dari infeksi kuman. Lalu saluran akar tersebut diisi dengan bahan pengisi saluran akar agar mencegah kontaminasi bakteri.
Gbr. Ilustrasi gigi yang sudah dirawat saluran akar. Saluran akar telah diisi dengan bahan pengisi saluran akar, kemudian gigi harus dibuatkan restorasi

Setelah melewati beberapa hari dan saat pasien datang untuk kontrol tidak adakeluhan, lubang yang menganga pada gigi tersebut ditutup dengan restorasi. Ada beberapa jenis restorasi yang dapat dipilih, bergantung pada kondisi gigi. Mahkota yang dinding-dinding tegaknya masih utuh dapat dibuatkan tambalan dengan logam tuang yang dikerjakan di laboratorium, atau mahkota tiruan bila sudah banyak jaringan mahkota gigi yang hilang.

Memang perawatan ini memerlukan kesabaran baik dari dokter gigi maupun pasien, karena biasanya penyelesaiannya membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan. Biayanya pun tidak kecil. Namun setidaknya dapat memperpanjang usia gigi tersebut berada dalam mulut.
Kesimpulannya, keputusan untuk menjawab pertanyaan yang menjadi judul dari artikel ini ada di tangan Anda. [] (MMz)

Tuesday, September 21, 2010

INK DVD WRITER - FREEWARE

http://www.ink-dvd-writer.com/features.html


Ink – If you like your data recording fast, safe and easy!

ink-dvd-writer-boxshot-190x240Ink is a highly efficient CD & DVD recording software designed to be suitable to any type of user. It’s main focus is making burning data on discs simpler and more pleasant and in this respect it employ a series of wide-ranging features easy to accommodate with.

One of Ink’s main characteristics is its speed due to which you can save your data on a physical medium much faster than with most other applications of the kind.

On launching Ink you will be prompted a main window displaying 6 different icons right in the center from which to select the type of action you’d like your program to perform (Burn: Data Disc, Audio Disc, Video Disc, Write Image, Copy Disc, Read Disc).

Basically, when you want to store data on CDs or DVDs (or do any of the above actions), you will find that there couldn’t have been a better and easier way to do that than with Ink. All you need to know to use the program flawlessly is there, clearly stated in each icon or option available. From installation to launching and actually using the program, Ink is a trouble-free software built to save you time along with your data and offer quality recording.

Ink puts forward a very user-friendly interface with drag-n-drop features and support for dual-layer DVD and also disc images.
ink-tabs-screenshot-400x320

Here are Ink’s main features:

  • Neat, Easy-to-work with interface;
  • Includes support for dual-layer DVDs;
  • Sets custom data, audio and mixed-mode projects and allows burning both to physical discs and as disc images;
  • Allows users to create direct disc copies, on the fly or through a temporary disc image;
  • Offers disc images burning (ISO and BIN/CUE);
  • Offers several ways to erase rewritable discs;
  • Offers drag-n-drop features;
  • Reads and saves audio and data tracks to files (wav,wma, mp3 and .iso);
  • Displays extended disc data;
  • Scans for errors;
  • Scans the SCSI/IDE bus for devices and collects data related to their capabilities;
  • Various project view layouts for numerous modes of projects to simplify the user’s task;
  • Opens and edits previous (saved) projects.


Windows 7

Windows 7 Compatible


DOWNLOAD INK DVD-WRITER

Sunday, September 19, 2010

Kenapa Gas Meledak?



Kenapa Gas Meledak?


Netsains.Com - Pak Johanis Mawuntu, seorang sahabat saya adalah seorang Pensiunan Pertamina Perkapalan yang sangat konsen dengan LPG. Beliau sebelumnya pernah mendongeng juga tentang BBM disini. Nah sekarang beliau ingin berbagi ilmu tentang LPG yang sering meledak.
Tahukah anda bahwa gas LPG itu meledakhanya pada konsentrasi tertentu?
Pak Johanis bercerita begini. Menurut beliau gas yang dijual belikan itu harus memenuhi standar tertantu sesuai dengan Keputusan Dirjen Miga No.25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990, Gas Elpiji yang dipasarkan di Indonesia adalah gas campuran yang terdiri dari Gas Propane dan Gas Butane yang perbandingan campurannya adalah Propan 30% dan butane 70%.
Sesuai Keputusan Dirjen Migas No. 25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990 ini juga menyebutkan bahwa Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Keperluan Dalam Negeri adalah Spesifikasi LPG Propane (C3) dan Spesifikasi LPG Butane (C4) menggunakan standar ASTM (American Standard Testing Method).
Campuran atau paduan dari 2 jenis gas inilah yang dinamakan “ELPIJI” yang sekarang tersebar luas di masyrakat untuk kepentingan dapur, industri dan transportasi. Gas Elpiji termasuk yang dapat cair pada tekanan dan suhu rendah. Namun jenis gas ini mempunyai sifat dan kelakuan yang sangat berbahaya karena mudah terbakar dan mudah meledak, tidak beracun tapi jika terhirup lebih dari 1.000 ppm atau 0.1% (100%=1.000.000 ppm) akan menyebabkan mengantuk, mimpi kemudian meninggal.
Kelakuan dan sifat dari Elpiji adalah:
  • Elpji agar terbakar atau meledak harus terdapat/memenuhi 3 unsur yaitu:
  • Hydrocarbon (BBM atau BBG)
  • Oxigen (Terdapat dalam udara yang kita hirup untuk bernafas)
  • Panas (Korek api, pematik, loncatan bunga api, elektrik statis dll.)
Ketiga unsur ini yang disebut: Segitiga Api.
Tidak begitu menguntungkan bagi Elpiji karena pada campuran tertentu akan menyebabkan ledakan yaitu pada konsentrasi gas 1.8% s/d 10% di udara terbuka atau tertutup. Pada konsentrai gas Elpiji 0% s/d 1.8% di udara tidak akan terbakar atau meledak karena terlalu miskin hidrokarbon. Pada konsentrasi gas 10% s/d 100% di udara juga tidak bisa terbakar karena terlalu kaya hidrokarbon.
Untuk menghindari terjadinya bahaya dari segitiga api caranya adalah dengan menghilangkan salah satu unsur tersebut pada keperluan berbeda.
KEBOCORAN GAS
Pada peralatan baik itu dapur rumahtangga, industri ataupun transportasi rentan terjadi kebocoran karena Tabung Gas adalah merupakan Bejana Bertekanan. Tekanan Gas Elpiji termasuk rendah pada suhu ruangan biasa. Menurut Undang Undang Uap (Stoom Ordonnantie) 1930 yang masih berlaku sampai sekarang dan belum pernah direvisi, pasal 1; ayat 1, bahwa: Bejana atau tabung yang bertekanan > 1 Atmosfir (atm) harus mendapat injin dan pengawasan oleh Negara/Pemerintah.
Pada kesempatan mendongeng kali ini Pak Johanis hanya membahas kebocoran gas Elpiji pada penggunaan di dapur rumah tangga. Ya karena ini sedang sering terjadi. Kebocoran Gas Elpiji dapat terjadi melalui sambungan selang yang tidak kedap atau selangnya sendiri yang berpori pori sehingga dapat ditembusi oleh gas karena mutu selang yang tidak memadai, melalui katup/klep dari tabung itu sendiri yang tidak pas terhadap dudukannya atau bisa juga seperti yang pernah penulis dapati saat memasak makanan yang kuahnya dapat meluap, terjadi luapan sehingga mematikan api di kompor. Hal ini menyebabkan gas menyembur terus tanpa diawasi sehingga gas memenuhi ruangan dapur.
Kebocoran lainnya karena regulator ditancapkan ke tabung dengan sistim klip on dimana karena konstruksi sangat sederhana (sudah SNI) sehingga kurang kokoh dan tidak mencekam dengan baik sehingga rentan terjadi kebocoran, ditambah lagi dengan mutu dari karet yang kurang baik.
Jika terjadi kebocoran gas Elpiji didapur akan menjadi sangat berbahaya karena hal yang tidak menguntungkan bahwa Gas Elpiji lebih berat dari udara, jika udara 1 per satuan berat maka Gas Elpiji adalah 2 per satuan berat. Konsentrasi Gas ELPIJI akan sangat berbahaya utamanya jika tidak ada peranginan yang menghembusnya keudara luar. Gas Elpiji ini akan merambat dilantai karena lebih berat dari udara, sehingga kadang kala tidak terhembus oleh angin atau exhaust fan atau tidak terhisap oleh cerobong di atas tungku dapur.
Kebocoran gas Elpiji yang merambat di lantai kadangkala belum tercium orang yang sedang berdiri sehingga, setelah tercium berarti gas yang ada sudah setinggi hidung orang yang menciumnya. Volume Gas bisa aja tanpa diduga telah terakumulasi dan berada pada campuran yang dapat meledak. Campuran gas Elpiji terhadap udara sampai dengan 1.8% walaupun tersulut atau dibakar dengan pematik api tidak akan terjadi ledakan atau menyala.
Tetapi pada kandungan gas diantara 1.8% — 10% akan meledak sangat dahsyat jika ada sumber api atau dari elektrik statis. Pada kandungan Elpiji > 10% hanya akan menyala saja.(lihat segitiga ledak dan segitiga nyala). Ledakan Elpiji pada kandungan 1.8% —- 10% termasuk kategori sempurna sehingga sangat dahsyat daya hancurnya berlangsung secara berantai, kekuatannya tergantung dari jumlah campuran yang meledak.
Pada saat meledak seluruh oksigen yang ada didaerah itu akan terpakai habis dan menjadi hampa udara, sehingga jika ada orang didaerah sekitarnya disamping mendapat luka bakar juga akan kesulitan bernafas. Bangunan sekitarnya akan porak poranda dilanda oleh udara yang bolak balik. Elpiji yang meledak pada kandungan 1.8% s/d 10% ini hakekatnya tidak diikuti oleh kebakaran. Kalau disusul oleh kebakaran berarti kandungan gas sudah > 10% menyala saja (flammable) bukan ledakan.
TABUNG GAS
Gas Elpiji kemudian dikemas dalam bentuk Tabung 3,6 Kg, 12Kg dan 50kg, isi tabung terdiri dari bentuk Elpiji cair dan Elpiji gas jenuh. Tekanan dalam Tabung Elpiji berubah ubah seiring dengan perobahan suhu di sekelilingnya. (hokum:boyle – gay lussac). Kemasan ini memungkinkan penyebaran ke seluruh pelosok Nusantara, karena distribusi dan transportasi menjadi mudah.
Tabung gas Elpiji berapapun ukurannya tidak boleh diisi penuh, batas amannya adalah 80% dan juga tidak boleh kosong samasekali karena tabung Elpiji berisi gas Elpiji dan cairan Elpiji yang bertekanan pada isi (volume) yang tetap, sehingga yang berubah (variable) adalah suhu (temperature) dan tekanan (Pressure). Artinya gas Elpiji dapat di pampatkan sedangkan cairannya tidak, Sehingga jika terisi penuh maka dengan sedikit kenaikan suhu tabung Elpiji dapat pecah. Jika pecah maka cairan Elpiji tersembur keluar dan dengan cepat menjadi gas yang akan meledak jika bercampur dengan udara dan terpicu oleh loncatan bunga api atau elektik statis.
Tabung Elpiji tidak boleh kosong samasekali karena secara teoritis dapat meledak sendiri. Walaupun peristiwa ledakan yang sesuai teori ini kemungkinannya satu kali diantara sejuta, tapi kan pemakainya puluhan juta. (Penjelasannya memerlukan analisa yang panjang).
Tabung Elpiji yang sedang terisi cairan dan gas tidak mungkin meledak karena gas elpijinya dalam keadaan jenuh. Kalaupun tekanannya terlalu tinggi melewati ambang batas maka tabung hanya menjadi pecah. Bahaya akan timbul jika gas muncrat keluar tidak ditanggulangi dengan benar.
Bejana atau tabung seperti kapal-kapal tanker atau mobil-mobil tangki sampai dengan tabung-tabung yang ukuran kecil dapat meledak sendiri, karena sesuai dengan teori segitiga ledak yang kami paparkan diatas. Teori ini berlaku bagi bejana atau tabung yang dalam keadaan kosong karena dapat mengandung unsur-unsur yang dapat mengakibatkan ledakan yaitu ada campuran gas (hidrokarbon) dan udara(oksigin) serta ada pemicunya(elektrik statis).
Jika ketiga unsur dari segitiga ledak terpenuhi maka akan terjadi ledakan, namun ledakan Tabung 3kg tidak seperti bom atau granat karena disamping isi (volume)sedikit juga tabung yang dikonstruksi bentuk silinder sangat kuat karena gaya dorongnya saling menghilangkan(baca ilmu gaya). Paling-paling yang kalah dan mental tercabut duluan adalah katup keamanannya termasuk rumah katup. (harus diingat bahwa tabung akan meledak pada saat kosong artinya tabung pernah bertekanan dibawah tekanan 1 atm sehingga volume campuran yang meledak sangat sedikit, tekanan tabung sesungguhnya pada ambient temperature k.l. 6 kg/cm2 Atm mutlak = ata).

 TENTANG PENULIS: ROVICKY PUTROHARI

Rovicky PutrohariJust me, an Indonesian geologist. Nothing special. Has been working as an explorationist in oil companies (Hudbay Oil, Lasmo, Kondur PSA, Shell, Total, Murphy Oil, and now with HESS). Now live in Kuala Lumpur, Malaysia. member of : * IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), * HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) * AAPG (American Assoc of Petroleum geologist), * SEG (Society of Exploration Geophysicists), * IPA (Indonesian Petroleum Association)

How MP3 Files Work



How MP3 Files Work

Computers Videos


Computers Videos

More on MP3s
The MP3 movement is one of the most amazing phenomena that the music industry has ever seen. Unlike other movements -- for example, the introduction of the cassette tape or the CD -- the MP3 movement started not with the industry itself but with a huge audience of music lovers on the Internet. The MP3 format for digital music has had, and will continue to have, a huge impact on how people collect, listen to and distribute music.


Not everyone is happy with the rise in popularity of the MP3 format. Some audio enthusiasts say that most MP3 files can't compare to a CD or vinyl album version of the same song. Others go so far as to claim that the way sound engineers mix music is changing because of MP3s, and not necessarily in a good way.
If you have ever wondered how MP3 files work, or if you have heard about MP3 files and wondered how to use them yourself, then this article is for you! In this article, you will learn about the MP3 file format and how you can start downloading, listening to and saving MP3 files onto CDs!



The MP3 Format

If you've read How CDs Work, then you know something about how CDs store music. A CD stores a song as digital information. The data on a CD uses an uncompressed, high-resolution format. Here's what happens when a CD is created:
  • Music is sampled 44,100 times per second. The samples are 2 bytes (16 bits) long.
  • Separate samples are taken for the left and right speakers in a stereo system.
So a CD stores a huge number of bits for each second of music:

44,100 samples/second * 16 bits/sample * 2 channels = 1,411,200 bits per second

Let's break that down: 1.4 million bits per second equals 176,000 bytes per second. If an average song is three minutes long, then the average song on a CD consumes about 32 million bytes (or 32 megabytes) of space. Even with a high-speed cable or DSL modem, it can take several minutes to download just one song. Over a 56K dial-up modem, it would take close to two hours.
The MP3 format is a compression system for music. The goal of using MP3 is to compress a CD-qualitysong by a factor of 10 to 14 without noticeably affecting the CD-quality sound. With MP3, a 32-megabyte song on a CD compresses down to about 3 MB. This lets you download a song much more quickly, and store hundreds of songs on your computer's hard disk.


Is it possible to compress a song without hurting its quality? We use compression algorithms for imagesall the time. For example, a .gif file is a compressed image. So is a .jpg file. We create .zip files to compress text. So we're familiar with compression algorithms for images and words and we know they work. To make a good compression algorithm for sound, a technique called perceptual noise shaping is used. It's "perceptual" partly because the MP3 format uses characteristics of the human ear to design the compression algorithm. For example:
  • There are certain sounds that the human ear cannot hear.
  • There are certain sounds that the human ear hears much better than others.
  • If there are two sounds playing simultaneously, we hear the louder one but cannot hear the softer one.
Using facts like these, certain parts of a song can be eliminated without significantly hurting the quality of the song for the listener. Compressing the rest of the song with well-known compression techniques shrinks the song considerably -- by a factor of 10 at least. When you're done creating an MP3 file, what you have is a "near-CD-quality" song. The MP3 version of the song does not sound exactly the same as the original CD song because some of it has been removed.
Not all MP3 files are equal. Let's take a look at the different ends of the MP3 spectrum in the next section.

MP3 Bit Rates

The MP3 compression format creates files that don't sound exactly like the original recording -- it's a lossy format. In order to decrease the size of the file significantly, MP3 encoders have to lose audio information. Lossless compression formats don't sacrifice any audio information. But that also means that lossless compression files are larger than their lossy counterparts.
You can choose how much information an MP3 file will retain or lose during the encoding andcompression process. It's possible to create two different MP3 files with different sound quality and file sizes from the same source of data. The key is the bit rate -- the number of bits per second encoded in the MP3 file.
Most MP3 encoding software allows the user to select the bit rate when converting files into the MP3 format. The lower the bit rate, the more information the encoder will discard when compressing the file. Bit rates range from 96 to 320 kilobytes per second (Kbps). Using a bit rate of 128 Kbps usually results in a sound quality equivalent to what you'd hear on the radio. Many music sites and blogs urge people to use a bit rate of 160 Kbps or higher if they want the MP3 file to have the same sound quality as a CD.
Some audiophiles -- people who seek out the best ways to experience music -- look down on the MP3 format. They argue that even at the highest bit rate settings, MP3 files are inferior to CDs and vinyl records. But other people argue that it's impossible for the human ear to detect the difference between an uncompressed CD file and an MP3 encoded with a 320 Kbps bit rate.
There's no denying that, quality issues aside, the MP3 format is changing music. With music services like Amazon and eMusic, customers can buy music by the song. In a way, the music industry is returning to its roots -- the music single is becoming popular after nearly dying out during the CD era.
In addition, some musicians and audio engineers say that the MP3 format is changing the way music studios mix recordings. They say that the MP3 format "flattens" out the dynamics -- the differences in pitch and volume -- in a song. As a result, much of the new music coming out of the industry has a similar sound, and there's not as much of a focus on creating a dynamic listening experience. Why work that hard on creating a complex sound if no one can detect it [source: Levine]?
From this description, you can see that MP3 is nothing magical. It's simply a file format that compresses a song into a smaller size so it is easier to move around and store on your home computer -- or your portable music player.
The Name
MPEG is the acronym for Moving Picture Experts Group. This group has developed compression systems used for video data. For example, DVD movies, HDTV broadcasts and DSS satellite systemsuse MPEG compression to fit video and movie data into smaller spaces. The MPEG compression system includes a subsystem to compress sound, called MPEG audio Layer-3. We know it by its abbreviation, MP3.

MP3s and Music

Knowing about the MP3 format isn't half as interesting as using it. The MP3 movement -- consisting of the MP3 format and the Web's ability to advertise and distribute MP3 files -- has done several things for music:
  • It has made it easy for anyone to distribute music at nearly no cost (or for free).
  • It has made it easy for anyone to find music and access it instantly.
  • It has taught people a great deal about manipulating sound on a computer.


Technology has made it easier to download and play your favorite music.

That third one was accidental but important. A big part of the MP3 movement is the fact that it has brought an incredible array of powerful tools to desktop computers and given people a reason to learn how they work. Because of these tools, it is now extremely easy for you to:
  • Download an MP3 file from a Web site and play it
  • Rip a song from a music CD and play it directly or encode it as an MP3 file
  • Record a song yourself, convert it to an MP3 file and make it available to the world
  • Convert MP3 files into CD files and create your own audio CDs from MP3 files on the Web
  • Rip songs off of various music CDs and recombine them into your own custom CDs
  • Store hundreds of MP3 files on data CDs
  • Load MP3 files into tiny portable players and listen to them wherever you go
Let's look at of the many different things you can do with MP3 files and the software that makes it possible.

Music Downloading and Listening

If you would like to download and listen to MP3 files on your computer, then you need:
  • computer
  • sound card and speakers for the computer (If your computer has speakers, it has a sound card.)
  • An Internet connection (If you are browsing the Web to read this article, then you have an Internet connection and it is working fine.)
  • An MP3 player (a software application you can download from the Web in 10 minutes)
If you have recently purchased a new computer, chances are it already has software that can play MP3 files installed on its hard disk. The easiest way to find out if you already have an MP3 player installed is to download an MP3 file and try to double-click on it. If it plays, you're set. If not, you need to download a player, which is very easy to do.
There are literally thousands of sites on the Web where you can download MP3 files. Go to one of these sites, find a song and download it to your hard disk. Most MP3 sites let you either listen to the song as a streaming file or download it -- you'll probably want to download it, if you want to save a copy for later. Most songs range between 2 and 4 MB, so it will take 10 to 15 minutes unless you have a high-speed Internet connection. Once the song has finished downloading, try to double-click on the file and see what happens. If your computer plays it, then you're set.


If you find that you cannot play it, then you need to download an MP3 player. There are dozens of players available, and most of them are free or shareware -- shareware is extremely inexpensive. 
You're now ready to begin collecting MP3 files and saving them on your computer. Many people have hundreds of songs they have collected, and they create jukebox-like playlists so that their computer can play them all day long!
Many people who start collecting MP3 files find that they want to listen to them in all kinds of places. Small, portable MP3 players answer this need. These players are like portable cassette players except that they are smaller.
These players plug into your computer's FireWire or USB port to transfer the data. A software application lets you transfer your MP3s into the player by simply dragging the files. See How MP3 Players Work for details.

Converting Files to MP3s

If you have a CD collection and would like to convert songs from your CDs into MP3 files, you can useripper and encoder software to do just that. A ripper copies the song's file from the CD onto your hard disk. The encoder compresses the song into the MP3 format. By encoding songs, you can play them on your computer or take them with you on your MP3 player.
If you have a writable CD drive in your computer, there are two ways to save your MP3 files on a CD:
  • You can write the MP3 files themselves onto a data CD in order to save them and clear some space on your hard disk. You can then listen to the files on any computer. Some car stereos and DVD players let you play data-encoded MP3s, too. Because the file size is much smaller than a CD file, you can fit many more songs onto a CD when you use the MP3 file format.
  • You can convert (decode) your MP3 files into full-sized CD tracks and then save them to anaudio CD. This allows you to listen to your MP3 files on any CD player. But remember that converting MP3 files into CD tracks limits the number of files you can fit on a CD. Also, converting an MP3 into a larger file format doesn't replace the information lost during the original MP3 encoding. In other words, the music files won't sound any better than they did as MP3 files.
Ancient Artifacts
Your MP3 files are only as good as the encoder that created them. Inferior encoders using low bit rates can produce errors calledartifacts. Have you ever listened to an MP3 file that popped or had other strange sounds peppered throughout the song? Either you were listening to a Beck album or you detected the presence of artifacts.

Many MP3 encoders have plug-ins that create full-size WAV files from MP3 files, and some of the encoders will also decode. Once you have the full-size CD tracks, then the software that comes with yourCD-R drive will let you create an audio CD easily. Other MP3 encoders and players have similar features. It's good to do a little research before you choose your MP3 application -- some are more reliable than others.
The CD-Recordable FAQ is an excellent source of information on getting data and music onto a CD.

Distributing Original Music

If you are an artist who is recording music at home or in a small studio, you can use MP3 files and the Web to distribute your music to a larger audience. The first step is to create a song, either on a cassette tapeminidisc or CD. If it's on a CD, you can use the ripper and encoder tools described in the previous section to create an MP3 file. If it's on a cassette or other source, you can connect the output of the audio source to the line-in or microphone jack of your sound card and record the music digitally on your computer. Then you can encode that file to create the MP3.
Once you have an MP3 file in hand, you have two distribution options:
  • You can go to an MP3-distribution site and let them distribute your music. The advantage of this approach is that large MP3-distribution sites gets millions of visitors every month, so your potential audience is very large.
  • You can create your own Web site for your music or band and promote the site yourself. This gives you more control and individuality, but requires you to get the word out on your own. See How Web Pages Work for details on creating and hosting your own Web site.
Some musicians distribute their music through a blog. Jonathan Coulton, known for his comedic folk songs, uses a blog to keep his fans informed of what's going on in his life. They can also find links to purchase his music or listen to several of his songs for free. Coulton's success with this untraditional approach may inspire other musicians to follow suit.
One good option is to make your MP3 files available on a large Web site and then link to the download area from your band's Web site. This lets you get the best of both worlds, and you can take advantage of the larger site's servers for those big MP3 files.