Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, July 25, 2010

Kunci Sukses Google: Mengikuti 10 Aturan Emas


google-lego-logo

Bagaimana mengoptimalkan kinerja para pekerja ilmu (knowledge workers) adalah kunci bagi kesuksesan bisnis pada seperempat abad yang akan mendatang. Bagaimana hal ini dilakukan pada Google?

Manajerial Google selalu berpikir, bahwa guru bisnis Peter Drucker sangat memahami bagaimana mengoptimalkan kinerja para pekerja ilmu. Drucker menciptakan istilah ini pada tahun 1959. Pekerja ilmu dalam definisi ini, berbeda dengan pegawai biasa. Dia berpendapat, bahwa pekerja ilmu percaya bahwa mereka dibayar untuk efektif, dan bukan untuk bekerja dari jam 9 sampai jam 5. Lebih jauh lagi, menurut Drucker, bisnis yang cerdas akan mengoptimalkan kinerja pekerja ilmu mereka secara maksimal. Mereka yang sukses, akan bisa bertahan paling tidak sampai 25 tahun yang akan mendatang.

Google mampu melihat keunggulan tersebut. Perdebatan yang berkelanjutan apakah perusahaan besar melakukan mismanajemen terhadap pekerja ilmu mereka adalah hal yang sangat diperhatikan oleh Google, sebab siapapun yang tidak menangani hal ini dengan baik, maka ia akan punah. Google telah mendapatkan ide baik yang diinspirasikan dari pihak luar, dan ditambah beberapa ide dari Google sendiri. Apa yang berhasil ditemukan, adalah sepuluh prinsip utama untuk memaksimalkan efektivitas pekerja ilmu. Hal demikian juga diterapkan oleh sebagian besar perusahaan teknologi lain, namun ada beberapa hal yang akan diberi garis bawah berbeda.

  1. Rekrut melalui komite. Hampir setiap pekerja yang melewati fase interview di Google berbicara paling tidak dengan enam interviewer, yang berasal dari pihak manajemen, atau kolega potensial mereka sendiri. Pendapat dari semua pihak dipertimbangkan, membuat proses rekrutmen menjadi lebih adil dan meninggikan standar. Memang memerlukan waktu lebih panjang, namun Google tetap melakukannya. Jika kita memperkerjakan orang-orang hebat, dan melibatkan mereka secara intensif pada proses rekrutmen, maka kita akan dapat orang-orang hebat lebih banyak lagi. Google memulai membangun “positive feedback loop” ini ketika mulai membangun perusahaan, dan ternyata setimpal.
  2. Penuhi semua kebutuhan pekerja. Seperti yang dikatakan Drucker, yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan kinerja pekerja ilmu mereka secara maksimal. Google menyediakan berbagai fasilitas hidup sehari-hari, seperti tempat makan, gym, ruang cuci baju, ruang pijat, barbershop, cuci mobil, bus transpor, dan berbagai hal lain yang bisa diingikan oleh insinyur pekerja keras.
  3. Bekerja dalam tim. Hampir semua proyek pada Google adalah proyek tim, dan tim harus dapat berkomunikasi. Cara terbaik untuk membuat komunikasi mudah adalah memberikan ruang bagi anggota tim untuk sedekat mungkin dengan yang lain. Hasilnya adalah, hampir semua orang pada Google saling membagi ruangan kantor. Dengan cara ini, ketika programer perlu berdiskusi dengan koleganya, ada akses langsung: tidak perlu menelpon, tidak ada delay email, dan tidak perlu menunggu respon. Tentu saja, ada banyak ruang konferensi yang dapat digunakan untuk diskusi secara detail, sehingga kolega mereka yang lain tidak terganggu. Bahkan CEO harus berbagi ruang kantor selama beberapa bulan di Google, setelah ia menjabat. Duduk dekat dengan pegawai yang cerdas adalah pengalaman edukasi yang sangat efektif.
  4. Buatlah kordinasi mudah. Karena semua anggota tim berdekatan satu sama lain, adalah sangat mudah untuk mengkordinasikan proyek. Selain kemudahan jarak fisik, Google mengirim reminder email setiap minggu kepada tim, untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan anggota time selama seminggu. Ini adalah cara mudah untuk melacak apa yang dilakukan orang lain, membuat lebih mudah untuk memonitor hasil dan mensinkronisasikan alur kerja.
  5. Berikan fasilitas secara internal. Pekerja Google menggunakan tools perusahaan secara intensif. Tools yang paling jelas adalah Web, dengan halaman web internal untuk hampir seluruh proyek dan pekerjaan. Mereka diindeks dan tersedia untuk peserta proyek, sesuai dengan kebutuhan. Google juga melakukan ektensifikasi untuk managemen informasi, yang pada akhirnya digulirkan sebagai produk. Sebagai contoh, salah satu contoh dari kesuksesan Gmail adalah ia telah diuji secara beta pada perusahaan dalam jangka waktu cukup lama. Penggunaan email adalah sangat kritis dalam organisasi, maka itu Gmail harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dari pekerja ilmu kami.
  6. Doronglah Kreativitas. Insiyur Google dapat menggunakan 20 persen waktu mereka untuk proyek yang mereka pilih. Tentu saja, ada proses persetujuan dan beberapa masukan. Namun pada dasarnya Google ingin memberikan peluang bagi orang yang kreatif, untuk menjadi kreatif. Salah satu dari rahasia umum Google, adalah mailing list ide; suatu kotak saran bagi seluruh perusahaan dimana orang dapat memposting ide mulai dari prosedur parkir mobil sampai ke aplikasi ‘killer’ selanjutnya. Software ini memperbolehkan semua orang untuk berkomentar dan menilai ide-ide, dan menjadikan ide yang terbaik untuk diaplikasikan.
  7. Berjuang untuk mencapai konsensus. Mitologi korporasi modern menjadikan decision maker unik sebagai pahlawan. Google mengikuti pandangan bahwa ‘lebih banyak adalah lebih cerdas daripada lebih sedikit’, dan berusaha menjajaki beberapa pemikiran, sebelum mencapai keputusan apapun. Pada Google, peranan dari manajer adalah agregator akan banyak pandangan, bukan diktator. Membangun konsensus kadang memerlukan waktu lebih panjang, namun menghasilkan tim yang lebih berkomitmen dan keputusan yang lebih baik.
  8. Jangan berbuat jahat (Don’t do evil). Banyak yang telah ditulis mengenai slogan Google yang satu ini, namun Google benar-benar berusaha untuk mengikutinya, terutama pada tingkat manajemen. Sama seperti organisasi yang lain, orang-orang sangat berhasrat untuk mengemukakan pandangannya secara terbuka. Namun tidak ada seorangpun yang bertindak kasar di Google. Atmosfir penuh toleransi dan penghormatan, adalah hal yang berusaha diciptakan di Google, bukan perusahaan yang penuh dengan ‘yes man’.
  9. Data mengendalikan keputusan. Pada Google, hampir semua keputusan adalah berdasarkan analisis kuantitatif. Google membangun sistim untuk mengatur informasi, tidak hanya pada internet, namun juga secara internal. Google memiliki berlusin-lusin analis yang dapat memformat data, melakukan analisis metrik performans, dan memplot trend untuk menjaganya semakin up to date. Google memiliki ‘dashboard online’ terhadap setiap bisnis yang dikerjakan, yang dapat memberikan snapshot secara up to date terhadap posisi Google.
  10. Berkomunikasi secara efektif. Setiap jumat, Google mengadakan pertemuan untuk memberikan pengumuman, perkenalan, dan sesi tanya jawab (Tentu juga dengan buffet dan coffe break). Hal ini menjadikan manajemen untuk tetap mengetahui apa yang dipikirkan oleh para pekerja ilmu, demikian juga sebaliknya. Google memiliki diseminasi informasi yang sangat luas, dan hanya sedikit kebocoran serius. Kontras dengan apa yang dipikirkan banyak orang, kami percaya bahwa: Pekerja yang dipercaya, adalah pekerja yang loyal.
Kesepuluh poin ini juga diikuti oleh banyak perusahaan Silicon Valley yang lain. Namun ada beberapa masalah yang dihadapi oleh Google, dan juga perusahaan lain.

Satu, adalah ‘arogansi techno’. Insinyur adalah kompetitif secara alamiah dan mereka memiliki toleransi rendah terhadap mereka yang tidak memiliki motivasi atau tidak secerdas mereka. Namun hampir semua proyek engineering adalah proyek tim; memiliki anggota yang cerdas, namun tidak fleksibel dalam tim dapat berbahaya. Jika Google mendapatkan rekomendasi, bahwa orang itu sangat cerdas, namun tidak dapat bekerja sama dalam tim, maka Google tidak akan memberikan posisi apapun kepada mereka. Salah satu alasan untuk interview peer yang ekstensif adalah untuk memastikan bahwa tim sangat antusias dengan anggota tim yang baru. Banyak dari anggota terbaik Google adalah ‘role model’ dalam konteks membangun kerja sama tim.

Masalah lain adalah sindrom ‘jangan dibuat disini’. Seorang insinyur yang baik selalu yakin, bahwa dia selalu dapat membangun sistim yang lebih baik daripada yang telah ada, dan berpendapat ‘jangan sekedar membeli, namun bangulah dari awal’. Mungkin pendapat itu benar, namun Google harus berfokus pada proyek yang menguntungkan. Dalam beberapa kasus ini mengharuskan Google untuk mempertimbangkan tawaran produk dan servis dari perusahaan lain.

Isu lain yang akan dihadapi Google adalah maturasi dari perusahaan, industri, dan angkatan kerja. Google berada dalam pertumbuhan yang sangat cepat sekarang ini, namun hal ini tidak akan berlangsung selamanya. Beberapa dari pekerja Google adalah fresh graduate, beberapa memiliki keluarga dan pengalaman kerja yang ekstensif. Kebutuhan dan kepentingan mereka berbeda. Google harus memberikan keunggulan dan lingkungan kerja yang menarik bagi semua generasi.

Isu final adalah memastikan bahwa selama Google bertumbuh, prosedur komunikasi dapat mengikuti perkembangan organisasi. Pertemuan jumat adalah cukup untuk tim Mountain View (Markas besar Google di California, USA), namun sekarang Google adalah organisasi global.

Google telah berfokus pada pengaturan kreatifitas dan inovasi, namun bukan hanya itu yang penting bagi Google. Operasi harian juga harus diatur, dan itu bukan hal yang mudah. Google membangun infrastruktur teknologi yang lebih besar, lebih kompleks, dan lebih menuntut sumber daya dibandingkan apapun yang ada sebelumnya. Siapapun yang memiliki rencana, mengimplementasikan, dan menjaga sistim tersebut, yang harus bertumbuh untuk memenuhi banyak tawaran, harus mendapatkan banyak insentif juga. Pada Google, operasi adalah hal yang sangat kritis pada sukses perusahaan, dan Google memastikan bahwa usaha dan kretivitas bertumpu pada hal ini, selain pada pengembangan produk.

Diterjemahkan secara bebas dari:
http://www.msnbc.msn.com/id/10296177/site/newsweek/

foto:computercourage.com/

TENTANG PENULIS: ARLI ADITYA PARIKESIT
Arli Aditya Parikesit
Penulis adalah asisten peneliti pada Pusat Kajian Multi Disipliner Bioinformatika, Universitas Leipzig, Jerman. Saat ini menjadi kandidat doktor di institusi yang sama.

0 comments:

Post a Comment