Gold Price

Category

Search This Blog

Saturday, June 26, 2010

Tips Praktis Mengenali Batu Ginjal













Sumber gambar: http://www.pilotfriend.com/aeromed/



Batu ginjal sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Ini terbukti dari ditemukannya batu ginjal di sebuah mumi yang berusia 7000 tahun.

“Sahabat dekat” batu ginjal adalah batu buli-buli yang terdapat di kandung kemih. Batu buli-buli juga disebut sebagai vesical stone atau bladder stone. Menurut catatan sejarah, Raja Leopold I dari Belgia, Napoleon Bonaparte, Napoleon III, Raja Louis XIV, George IV, Benjamin Franklin, Newton, Bacon, dan fisikawan Harvey serta Boerhaave ternyata merupakan penderita batu buli-buli.

Nah, untuk mengetahui tentang batu ginjal secara lebih jelas dan mendetail, silakan simak sajian berikut ini… . Selamat menikmati!!!

Sinonim
Nephrolithiasis, kidney stones, renal stones, urinary stones, urolithiasis, ureterolithiasis, kidney calculi,  renal calculi, ureteral calculi, urinary calculi, acute nephrolithiasis, urinary tract stone disease.

Definisi
Batu yang berada di ginjal dan salurannya.

Epidemiologi
Satu dari 20 orang menderita batu ginjal. Pria:wanita = 3:1. Puncak kejadian di usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun. Prevalensi di USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk wanita. Batu struvite lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.

Penyebab
Banyak faktor yang mempermudah terbentuknya batu ginjal, seperti: genetik (keturunan), riwayat sakit batu ginjal sebelumnya, kurang minum, aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat, cuaca/iklim panas yang menyebabkan volume cairan tubuh cepat berkurang. Jenis pekerjaan, olahraga, atau hobi yang memicu dehidrasi. Konsumsi obat tertentu pemicu terbentuknya batu ginjal, misalnya: efedrin, obat pelancar kencing, antikejang, antivirus (indinavir; atazanavir). Obat lainnya: guaifenesin; triamterene; silicate (penggunaan  antacid yang mengandung magnesium silicate yang terlalu sering/berlebihan); juga obat-obat sulfa, termasuk: sulfasalazine, sulfadiazine, acetylsulfamethoxazole, acetylsulfasoxazole, dan acetylsulfaguanidine. Penyakit dan gangguan metabolisme tubuh, seperti: hiperparatiroidisme, hypercalciuria (peningkatan penyerapan kalsium di usus), penyakit rematik (asam urat atau gout artritis), penyakit usus. Kelainan anatomis (bentuk) ginjal dan salurannya. Batu kalsium, batu asam urat, batu struvite (batu infeksi), batu sistin.

Batu ginjal terbentuk akibat kejenuhan air seni, gangguan keasaman (pH) ginjal, dan menurunnya faktor penghambat kristal, seperti: sitrat, magnesium, protein Tamm-Horsfall, dan bikunin.

Gejala Klinis
Bisa tanpa keluhan sama sekali. Nyeri kolik, yang terasa di satu sisi pinggang atau perut, dapat menjalar ke alat kelamin (buah pelir, penis, vulva), muncul mendadak, hilang timbul, dan intensitasnya kuat. Nyeri ginjal (renal colic), yang terasa di pinggang, tidak menjalar, terjadi akibat regangan kapsul ginjal, sering berhubungan dengan mual dan muntah. Nyeri kandung kemih (buli-buli), terasa di bawah pusat. Urgensi, yaitu rasa ingin kencing sehingga terasa sakit. Disuria, yaitu rasa nyeri saat kencing atau sulit kencing. Polakisuria, yaitu frekuensi kencing yang lebih sering dari biasanya. Hematuria, yaitu terdapat darah atau sel darah merah (eritrosit) di air seni. Anuria/oliguria. Anuria yaitu jika produksi air seni < 200 cc/hari. Oliguria yaitu jika jika produksi air seni < 600 cc/hari.

Pemeriksaan Penunjang
Analisis batu, urin tampung 24 jam, urinalisis. Hitung sel darah lengkap (complete blood cell count). Kimia darah, meliputi: kadar elektrolit, kalsium, fosfat, asam urat, dan kreatinin serum. Analisis hormon paratiroid. Ultrasonografi, foto rontgen perut (plain film radiography), IVP (intravenous pyelography), CT scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Terapi
Obat penghilang nyeri, seperti: golongan narkotik (meperidine, morfin sulfat, kombinasi parasetamol dan kodein, atau injeksi morfin), golongan analgesik opioid (morphine sulfate, oxycodone dan acetaminophen, hydrocodone dan acetaminophen), golongan analgesik narkotik (butorphanol), golongan anti-inflamasi non steroid (ketorolac, diclofenac, celecoxib, ibuprofen). Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau muntah. Antibiotik jika ada infeksi saluran kemih, misalnya: ampicillin plus gentamicin, ticarcillin dan clavulanic acid, ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin. Untuk mengeluarkan batu ginjal dapat juga dengan obat golongan calcium channel blockers atau penghambat kalsium (nifedipine), golongan alpha-adrenergic blockers  (tamsulosin, terazosin), golongan corticosteroids atau glukokortikoid, seperti: prednisone, prednisolone. Obat pilihan lainnya: agen uricosuric (allopurinol), agen alkalinizing oral (potassium citrate). Tindakan intervensi lain yaitu dengan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), ureteroskopi, ureterorenoskopi, percutaneous nephrolithotomy, bedah terbuka.

Pencegahan
Minum air putih 2,3–3,3 liter setiap hari. Pembatasan garam dapur. Pembatasan protein hewani. Diet rendah oksalat (mengurangi konsumsi: sayuran berwarna hijau, gula bit, kacang-kacangan, biji-bijian, produk kedelai, teh, cokelat, strawberry. Diet rendah purin (mengurangi konsumsi: sarden, kerang, otak, jeroan; jantung, hati, usus, limpa). Memperbanyak konsumsi bayam, kangkung, kacang panjang dan daunnya, buncis, gandum, beras yang semuanya ini kaya akan serat tak larut yang akan mengikat kalsium, sehingga kalsium yang diserap usus berkurang, dan ekskresi melalui ginjal juga berkurang. Mengurangi konsumsi jus apel dan jus anggur, sering mengonsumsi: minuman jeruk, minyak ikan, vitamin B6, dan fitofarmaka penghancur batu ginjal, seperti: tempuyung, srigunggu, sambang getih, gempur watu, keji beling.

Tahukah Anda?
Penderita batu ginjal dan sedang menjalani diet rendah oksalat sebaiknya tidak mengonsumsi vitamin C dosis tinggi, karena vitamin C dapat meningkatkan kadar oksalat di dalam darah.

Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut
  1. Cahyono, JBSB. Batu Ginjal: Bagaimana Mencegah & Menanganinya? Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2009.
  2. Craig S. Renal Calculi. eMedicine Specialties > Emergency Medicine > Genitourinary. Updated: Dec 31, 2008.
  3. Finkielstein VA, Goldfarb DS. Strategies for preventing calcium oxalate stones. CMAJ. May 9 2006;174(10):1407-9.
  4. Preminger GM, Tiselius HG, Assimos DG, Alken P, Buck C, Gallucci M, et al. 2007 guideline for the management of ureteral calculi. J Urol. Dec 2007;178(6):2418-34.
  5. Webber R, Tolley D, Lingeman J. Kidney stones. Clin Evid. Dec 2005;(14):1048-56.
  6. Wen CC, Nakada SY. Treatment selection and outcomes: renal calculi. Urol Clin North Am. Aug 2007;34(3):409-19.
  7. Wolf Jr JS. Nephrolithiasis. eMedicine Specialties > Urology > Stones. Updated: Dec 10, 2008


Dr. Dito Anurogo, dokter online, penemu Hematopsikiatri, penulis buku dan ebook, pecinta budaya-sastra-seni-filsafat, yang pernah aktif di FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang dan Member of IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations). Prestasinya: pernah menjadi satu-satunya delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE PROGRAMME di Hungaria, satu-satunya Delegasi Indonesia untuk riset di Italia. Tulisannya menghiasi rubrik Kesehatan Suara Merdeka. Pernah juga menjadi Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya International Award 2003. Delegasi SMU Negeri 1 Semarang dalam Olimpiade Matematika tingkat Internasional. Adapun sebagian karyanya: Pelangi Jiwa, Hematopsikiatri: Hubungan Golongan Darah dengan Depresi, Burung Jiwa, dsb. Dapat dihubungi via email: ditoanurogo@gmail.com.

0 comments:

Post a Comment