Jumat, 03-Oktober-2008
"Sahabat terbaik adalah seorang yang mengeluarkan yang terbaik dalam diriku." -Henry Ford-
Setiap orang ingin sukses. Itu pasti. Apakah rahasia kesuksesan itu? Apa yang membuat orang sukses? Apakah talenta, bakat, pendidikan tinggi atau koneksi. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lulusan Harvard yang telah lulus 20 tahun lalu, mengungkapkan bahwa 3% dari lulusan Harvard yang menulis sasarannya dengan sangat jelas mencapai kebebasan finansial yang jauh lebih baik dari 97% lainnya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kemungkinan orang sukses jauh lebih besar, ketika orang tersebut menuliskan sasaran (goal) dengan sangat jelas.
Orang-orang dengan talenta, bakat dan pendidikan biasa-biasa saja bisa berhasil jauh lebih baik, jika orang itu mau menuliskan sasaran dengan sangat jelas, fokus terhadap sasaran itu dan berusaha terus untuk mencapainya. Sudahkah Anda menulis sasaran yang Anda ingin capai? Jika belum, ada baiknya Anda menuliskan sasaran Anda. Bila sudah, apakah Anda terus berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai sasaran itu? Atau Anda berhenti dan menyerah di tengah jalan walau sasaran yang Anda inginkan belum tercapai. Anda mungkin berhenti di tengah jalan karena kehilangan motivasi atau karena sudah merasakan sedikit keberhasilan dan puas dengan pencapaian itu.
Ada sebuah cerita menarik. Satu tim yang terdiri dari sepuluh orang ingin melakukan pendakian gunung. Tujuannya adalah untuk persahabatan dan membangun teamwork. Untuk mencapai puncak gunung itu kira-kira dibutuhkan 8 jam berjalan kaki. Sebelum mulai pendakian, setiap anggota saling memberi semangat dan motivasi. Saking bersemangatnya, mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendaki lereng-lereng gunung, mengambil foto dan membayangkan mereka merayakan kemenangan ketika mereka sudah sampai ke puncak gunung tersebut.
Mereka terus mendaki dan saling memberi semangat. Kira-kira setengah perjalanan dari pendakian itu, ada sebuah rumah makan kecil yang cukup menarik. Mereka berdiskusi kecil, apakah mereka berhenti disitu untuk makan siang sebentar atau melanjutkan perjalanan sampai ke puncak pegunungan. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti beberapa menit untuk makan siang, minum kopi dan beristirahat sejenak. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki itu sangat menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyenangkan.
Setelah mereka kenyang dan merasa nyaman, hanya lima orang dari mereka ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Separuh dari mereka sudah merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Bukan karena pendakian itu sulit. Bukan karena mereka tidak mampu. Bukan karena mereka sudah lelah. Tetapi karena separuh dari mereka merasa sudah cukup baik dimana mereka berada. Mereka kehilangan semangat untuk mendaki sampai ke puncak seperti tujuan awal mereka. Mereka kehilangan motivasi untuk melihat dan menikmati pemandangan-pemandangan baru, pemandangan-pemandangan yang belum pernah mereka lihat. Mereka sudah merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka merasa ini cukup baik. Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik terhalangi dengan pencapaian yang mereka anggap cukup baik.
Sering kali kita seperti mereka. Awalnya, ketika kita baru saja merumuskan sasaran yang ingin kita capai (biasanya diawal tahun), kita begitu termotivasi, antusias dan bersemangat untuk mencapainya. Tetapi setelah mencicipi sedikit keberhasilan, kita menjadi malas. kita menjadi begitu cepat berpuas diri. Kita merasa sudah begitu nyaman dengan dimana kita berada.
Dimana Anda berada sekarang mungkin bukanlah tempat yang buruk, itu tempat yang nyaman, tetapi Anda tahu persis bahwa itu bukanlah tempat dimana Anda seharusnya berada. Seorang kawan pernah berkata kepada saya, ”Dulu saya kelebihan berat badan 20 Kg, tetapi sekarang berat badan saya telah berkurang 10 Kg, saya sudah merasa cukup baik.” Saya berkata kepada kawan itu, ”Pencapaianmu memang luar biasa, itu patut dibanggakan dan disyukuri, namun jangan berhenti sampai disitu. Kamu sudah melakukan yang baik, tetapi itu bukan yang terbaik yang kamu bisa lakukan. Saya yakin kamu bisa menurukan berat badan sampai 20 Kg.”
Mungkin dalam keluarga dan pekerjaan, Anda sudah merasakan sedikit keberhasilan. Syukurilah keberhasilan itu. Berterima kasihlah atas pencapaian itu. Tetapi jangan berhenti sampai di situ. Terus bergerak. Terus dekati sasaran Anda, sampai sasaran Anda tercapai.
Melakukan yang terbaik bukan berarti menjadi sempurna. Melakukan yang terbaik adalah ketika Anda melakukan setiap hal dengan segenap kemampuan yang Anda miliki. Mencoba menjadi sempurna adalah jalan menuju kekecewaan. Tidak ada seorangpun di dunia ini dapat melakukan segala sesuatu sempurna 100%. Dari pada menjadi sempurna, lebih baik Anda melakukan segala sesuatu yang terbaik yang Anda bisa lakukan.
Yang saya maksudkan disini bukan juga menjadi yang terbaik, tetapi melakukan yang terbaik. Menjadi yang terbaik dengan mengalahkan orang lain adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan dengan format win-lose. Melakukan yang terbaik yang saya maksud adalah sebuah tindakan yang proaktif dan dinamis. Anda harus selalu bertanya dalam apapun yang Anda lakukan, apakah Anda sudah memberikan yang terbaik. Sangat mungkin sekali ketika Anda terus melakukan yang terbaik, Anda akan menjadi yang terbaik. Di dalam keluarga, apakah Anda sudah memberikan yang terbaik kepada suami, istri, orang tua, saudara, dan anak Anda. Di kantor, sudahkah Anda memberikan yang terbaik kepada atasan, bawahan dan rekan-rekan kerja. Seperti kata seorang penulis Amerika terkenal, Helen Keller, ketika Anda selalu melakukan yang terbaik yang Anda mampu lakukan, maka akan ada keajaiban yang akan datang dalam hidup Anda. Do the best, don’t be the best.
Tips meningkatkan produktivitas Anda:
- Tuliskan sasaran Anda dengan sangat jelas.
- Sasaran Anda harus spesifik, terukur, realistik dan kapan ingin dicapai.
- Syukuri di mana pun Anda berada sekarang, tetapi jangan berhenti dan cepat puas bila Anda belum mencapai sasaran.
- Terus menerus lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan.
- Melakukan yang terbaik bukanlah berarti menjadi terbaik dengan mengalahkan orang lain.
- Melakukan yang terbaik adalah sebuah tindakan yang proaktif dan dinamis.
- Melakukan yang terbaik adalah melakukan setiap hal dengan segenap kemampuan yang Anda miliki.
Berny Gomulya adalah seorang penulis, pembicara seminar profesional, pelatih personal dan perusahaan dalam bidang productivity dan management system. Ia mendapatkan pengakuan tertinggi dari dunia otomotif internasional sebagai salah satu dari hanya delapan orang Indonesia sebagai Auditor TS 16949:2002 International Automotive Task Force (IATF). Setelah lulus sebagai Sarjana Elektro dan Magister Manajemen dari Universitas Indonesia, dia bekerja di PT Astra International Tbk dan Productivity Standard Board (PSB) di Singapore. Kini, Berny mendirikan sebuah lembaga di bidang personal productivity, organization productivity, dan management system. Berny dapat dihubungi melalui email ke bernygomulya@yahoo.com.
0 comments:
Post a Comment