Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, October 21, 2012

Cara Bertransformasi Dengan NLP


Sumber

Pada dasarnya setiap orang ingin berubah, menjadi lebih baik, lebih positif, atau lebih sukses dan lebih sukses lagi dari sebelumnya. Proses perubahan tersebut biasanya kita sebut sebagai proses transformasi, menuju pencapaian ‘keinginan’ manusia. Dalam proses transformasi inilah manusia seringkali dihadapkan pada berbagai masalah dan hambatan. Untuk itu banyak cara dan pendekatan, serta  pengetahuan yang dilakukan manusia untuk membantunya memecahkan masalah dan hambatan tadi. Nah, yang sangat populer saat ini adalah metode NLP. Berikut  akan saya uraikan secara ringkas apa dan bagaimana NLP itu membantu manusia dalam bermetamorfosa.
Apakah NLP Itu ?
NLP atau Neuro Linguistic Programming, merupakan suatu pengetahuan yang relatif baru mengenai “manusia” yang diformulasikan pertamakalinya oleh Richard Bandler (yang saat itu adalah mahasiswa psikologi dari University of California)  dan John Grinder (yang saat itu adalah seorang ahli linguistik) pada tahun1972 sampai 1975NLP disebut juga sebagai sebuah teknologi berpikir dan berperilaku yang pada mulanya diciptakan dan dikembangkan  dengan memodel beberapa psikoterapis terkenal, seperti  Milton Erickson dan Virginia Satir, serta Fritz Perls.  Di samping itu, NLP juga dipengaruhi oleh seorang Antrolopologis, Gregory Bateson.   Hasil karya Bandler-Grinder dituangkan dalam buku-buku awal mereka, seperti  ‘The Structure of Magic I dan II’, ‘Frogs Into Princess’, dan ‘Reframing’.
Sekarang NLP telah semakin disempurnakan, bahkan telah menjadi suatu pengetahuan yang sangat dikenal di seluruh dunia. Pada saat ini definisi NLP sudah semakin meluas, di antaranya yang sering dikemukakan mengenai NLP adalah:
  • The science of how the brain codes learning and experience.
  • The study of the structure of subjective experience.
  • An attitude and a methodology that leaves behind a trail of techniques
  • A revolutionary approach to human communication and development.
  • An accelerated learning strategy for the detection and utilization of patterns in the world.
  • A system for describing, restructuring, and transforming a person’s meaning and cognitive understanding of the world they live in.
  • A user’s manual for the brain.
Dari uraian di atas, maka dapat dimaknai bahwa NLP adalah salah satu metodologi untuk memahami pikiran manusia.
NLP tidak fokus pada bingkai masalah, tapi  pada bingkai solusi.  NLP fokus bukan pada kebenaran sebuah konsep, teori, atau belief, tapi pada  kegunaannya. Dengan prinsip sederhana inilah,  proses transformasi hidup Anda justeru jauh lebih efektif. Setelah mengenal NLP, Anda akan lebih fokus memikirkan bagaimana sesuatu itu berguna untuk membantu Anda mencapai tujuan hidup Anda, dan juga bagi orang lain.  NLP sangat menekankan padaoutcome atau hasil yang ingin dicapai.  Inilah yang menurut Bandler membedakan NLP dengan psikologi terapan konvensional. NLP tidak menghabiskan waktu untuk menggali masalah, latar belakang, penyebab, kenapa, dan lain-lain.  Kalaupun harus melihat ke belakang untuk menyelesaikan masalah, NLP hanya tertarik melihat ‘bagaimana’ masalah ini terjadi, lalu fokus pada struktur masalahnya untuk bisa diintervensi.
Pada saat kita ingin fokus pada outcome, kita fokus pada semua sumber daya yang mungkin untuk membantu kita untuk menujuoutcome.  Pada akhirnya, dalam menuju outcome, NLP juga menganjurkan tingginya fleksibilitas kita, dan memperluas pilihan-pilihan kita.
Program-program NLP
Sejak diperkenalkan pertama kali, NLP telah diajarkan melalui berbagai program pelatihan, di berbagai bidang.  Di bidang bisnis, terapi, manajemen, kepemimpinan, komunikasi, dan lain-lain.   Berbagai institusi menawarkan berbagai program, termasuk program untuk  praktisi berkompetensi khusus melalui program Praktisi bersertifikasi. Selain itu beberapa institusi, juga menawarkan program aplikasi NLP yang bisa  di-customized sesuai kebutuhan organisasi.
Peta Perilaku
NLP percaya bahwa setiap orang mempunyai keunikan.  Tidak ada yang sama  persis.  Kita tidak bertindak dan berpikir berdasarkan realita, tetapi hanya berdasarkan pada persepsi kita pada realita. Peta perilaku kita tergantung dari berbagai hal seperti proses filter di pikiran kita. Dimulai dari deletion, distortion, dan generalization, dimana informasi diseleksi sesuai fokus kita, diartikan, dan digeneralisasi.  Setelah itu di-filter lagi berdasarkanvalues kita, beliefs kita, memori kita, strategi kita, dan Meta Program (preferensi perilaku kita – yang oleh banyak orang dipersepsikan sebagai konsep kepribadian).  Proses ini yang kemudian menghasilkan Peta Pikiran atau Model Dunia kita secara unik. Dari proses di atas, semua orang berhak merasa dirinya benar menurut Peta Pikirannya. Hal ini dimungkinkan  karena semua orang hidup dalam Model Dunia masing-masing.
Presuposisi
Di NLP dikenal apa yang disebut sebagai Presupposition.  Pengertian sederhana mengenai ini adalah prinsip  atau basic belief (keyakinan dasar).  Ini menyangkut kerangka berpikir dan berperilaku.  Sesuatu yang kita pergunakan sebagai dasar dari pikiran dan tindakan. Dari tahun ke tahun,  presuposisi tersebut terus dikembangkan. Salah satu presuposisi misalnya, ‘The Map is not the territory’ yang berarti bahwa yang kita lihat, dengar, dan rasakan, tidak mewakili keadaan atau realita.  ‘There is no failure, only feedback’misalnya, menekankan pada fleksibilitas sikap untuk menerima apa yang  biasanya dianggap sebagai kegagalan, hanya sebagai masukan agar kita mengganti pendekatan kita di kemudian hari.
Tools NLP
NLP disebut juga sebagai teknologi, karena NLP mempunyai berbagai tools yang berguna. Semuanya bertujuan untuk membantu efektifitas kita. Membangun ‘Rapport’ adalah salah satu yang populer untuk berkomunikasi secara efektif.  Meta Model yang merupakan tool untuk berkomunikasi secara spesifik. Meta Programuntuk memahami pola pikir dan motivasi seseorang.  Neurological Level untuk memetakan cara berpikir, termasuk masalah dalam pola pikir dan sikap. Selama bertahun-tahun, berbagai tools NLP telah dikembangkan. Ada ‘Parts Integration’‘Fast Phobia Cure’,‘Anchor’, ‘Perceptual Position’, dan lain-lain.  Semuanya bertujuan membantu efektifitas pikiran dan perilaku kita.
NLP dan Hypnotherapy
Telah dijelaskan di atas,  pada saat NLP diciptakan, Bandler dan Grinder banyak memodel tiga orang tokoh di bidang ‘perubahan pikiran’ melalui hypnosis, yakni Milton Erickson, Virginia Satir dan Fritz Perls.  Akibatnya warna linguistik hypnosis dalam NLP  memang kental di beberapa tools NLP, karena pengaruh ini.   Walau awalnya diciptakan dengan memodel hypnosis, kini hypnosis justru jauh lebih efektif apabila dilengkapi dengan tools NLP.  Keduanya sekarang menjadi kesatuan yang harmonis.

0 comments:

Post a Comment