Gold Price

Category

Search This Blog

Saturday, June 21, 2014

PEMERIKSAAN TES DARAH LENGKAP


Eritrosit

Eritrosit berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan oksigen keseluruh tubuh. Eritrosit tinggi umumnya terjadi pada kondisi : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Gagal Jantung Kongestif, Perokok, Pre-eklamsia, Diabetes gestasional

Eritrosit rendah umumnya terjadi pada kondisi : Anemia kecuali Thalasemia, Leukimia, Hipertyroid, Penyakit Hati Kronik, Penyakit Kanker, Lupus, Sarcoidosis.

Indeks eritrosit terdiri dari :

  1. Mean Corpuscular Volume (MCV) : MCV merupakan volume rata-rata eritrosit yang diketahui melalui pengukuran langsung atau dengan cara perhitungan.  MCV diatas normal menunjukkan kondisi Anemia Makrositik (ukuran sel diatas sel normal). Biasanya dijumpai pada penderita Anemia Pernisiosa, Pecandu Alkohol, Defisiensi Asam Folat, HIV.  MCV dibawah normal menunjukkan kondisi  Anemia Mikrositik (ukuran sel dibawah sel normal). Biasanya dijumpai pada penderita Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia, Keracunan Timah
  2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) : MCH merupakan jumlah rata-rata hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.
  3. Mean Corpuscular Hemoglobulin Concentration (MCHC) : MCHC merupakan konsentrasi rata-rata hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.



Hemoglobin

Hemoglobin adalah si pembawa oksigen dalam sel darah merah kita. Normalnya, hemoglobin perempuan berkisar antara 12-14 g/dL, sedangkan laki-laki 13-16 g/dL. Nilai hemoglobinlah yang menjadi patokan seseorang dikatakan anemia atau tidak.

Hb merupakan protein di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen.  Hb tinggi ditemukan pada kondisi PPOK, Gagal Jantung Kongestif, Perokok, Pre-eklamsia. Sedangkan Hb rendah ditemukan pada kondisi Penyakit Hati Kronik, Anemia, Hipertyroid, Kanker, Lupus.


Hematokrit

Hematokrit adalah perbandingan sel darah merah dan volume darah secara keseluruhan.  Jika hematokrit < 36% berarti menderita anemia.

  • MCV (mean corpuscular volume) : volume sel darah merah.
  • MCH (mean cell hemoglobin) : jumlah hemoglobin dalam tiap sel darah merah.

Pemeriksaan di atas biasanya sudah tercantum dalam pemeriksaan darah rutin. Nilai MCV dan MCH dapat memberi arahan mengenai kemungkinan penyebab anemia. Misalnya saja, anemia akibat kekurangan zat besi, kadar MCV dan MCHnya rendah. Sedangkan anemia akibat kekurangan asam folat atau B12 akan menunjukkan kadar MCV dan MCH tinggi. Anemia akibat perdarahan yang berlangsung cepat menunjukkan MCV dan MCH yang normal. 

Jika kadar hemoglobin Anda rendah dan diikuti dengan kadar MCV dan MCH rendah, maka dokter biasanya akan memeriksakan gambaran darah tepi, retikulosit, serum iron, serta serum ferritin.


Trombosit


Trombosit adalah sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Nilai trombosit dibawah nilai normal (trombositopenia) biasanya terjadi pada kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD), Immunologic Thrombocytopenia Purpurae (ITP), Pendarahan, dll. Sedangkan nilai trombosit diatas normal biasanya terjadi pada kondisi infeksi.




Platelet Distribution Widht (PDW)

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. PDW tinggi ditemukan pada sikle cell disease dan trombositosis, sedagkan PDW rendah berarti trombosit mempunyai variasi ukuran yang kecil.


Mean Platelet Volume (MPV)

MPV merupakan volume rata-rata trombosit. MPV rendah terjadi pada trombositopenia, sedangkan MPV tinggi dapat digunakan sebagai indikator trombosit megakariosit.


Red Cell Distribution Widht (RDW)

RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. Untuk mengetahui nilai normal dari pemeriksaan (klik disini). RDW tinggi mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, keadaan ini disebut anisositosis, ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. RDW rendah artinya eritrosit mempunyai variasi ukuran kecil.  


Hemoglobin Distribution Widht (RDW)

HDW merupakan koefisien variasi hemoglobin pada setiap eritrosit. HDW bermanfaat untuk memperkirakan anisokromasia.

Leukosit

Hitung sel darah putih menunjukkan jumlah sel darah putih per mikroliter darah. Peningkatan leukosit dapat ditemukan pada berbagai kondisi, seperti :

  • Penyakit infeksi bakteri
  • Perdarahan akut
  • Disfungsi endotel
  • Leukimia
  • Terpapar bahan beracun
  • Gagal ginjal (nefritis)
  • Penyakit inflamasi kronis
  • Reaksi stres, olahraga, panas, dingin, anestesi, merokok sigaret
  • Pengobatan dengan quinine, adrenalin, steroid dll
  • Penurunan leukosit dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :
  • Penyakit infeksi virus
  • Penyakit sumsum tulang
  • Depresi sumsum tulang
  • Pemakaian quinolon



Gambaran Darah Tepi
Dalam pemeriksaan ini, setetes darah Anda akan diletakkan pada kaca dan diperiksa di bawah mikroskop. Hasil yang didapat tidak lagi berupa angka, namun berupa laporan sel apa sajakah yang terlihat, apakah jumlahnya terkesan normal atau berkurang, dan bagaimana bentuk sel-sel tersebut.

Pemeriksaan ini sangat penting untuk melihat apakah ada sel-sel darah muda, yang seharusnya masih berada di sumsum tulang. Sel-sel muda tersebut menandakan keganasan darah atau yang kita kenal sebagai leukimia. Atau apakah terdapat sel-sel abnormal yang menggambarkan penyebab anemia Anda. Kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dapat pula terlihat dari pemeriksaan sederhana ini.

Retikulosit
Retikulosit merupakan sel darah yang baru saja dikeluarkan oleh sumsum tulang ke peredaran darah. Jumlah normal retikulosit hanya sedikit dalam peredaran darah. Jumlahnya bisa meningkat saat tubuh mengalami perdarahan atau bila sel darah kita mengalami penghancuran secara cepat (hemolisis).

Serum Iron (SI)
SI merupakan jumlah besi dalam peredaran darah kita. Namun kadar SI bisa menipu. Pada tahap awal defisiensi besi, jumlahnya dipertahankan normal oleh tubuh. Pada saat itu, tubuh mencukupi kebutuhan besi dengan mengambil cadangan besi. Pada saat jumlah cadangan besi mulai menipis, barulah kadar SI mulai turun. Jadi, jika kadar SI sudah turun, artinya kekurangan zat besi sudah tak dapat lagi dikompensasi oleh tubuh.

Serum Ferritin
Feritin merupakan cadangan besi yang tersimpan di dalam sel. Feritin serumlah yang pertama kali turun pada tahap awal defisiensi besi.



Referensi:
1. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, et al. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th edition. McGrawHill Companies, 2008.



0 comments:

Post a Comment