Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Saturday, June 7, 2014
BAHAYA DARI EFEK SAMPING TRANSPLANTASI STEM CELL
Posted by astrid in Artikel Kesehatan on May 24th, 2013 | no responses
Obat yang berfungsi untuk mengatasi penyakit dikenal memiliki efek samping terutama jika penggunaan dari obat tidak memenuhi syarat.
Begitu pula dengan metode pengobatan dengan sel punca atau yang dikenal dengan stem cell yang dikenal bisa menimbulkan beberapa resiko kesehatan.
“Efek samping metode stem cell adalah infeksi, sedangkan efek samping lainnya adalah Graft Versus Host Disease (GVHD), yaitu pada saat sel-sel tubuh penerima menyerang sel-sel stem cell,” kata dr Yvonne Loh, hematologis dari Gleneagles Hospital, Singapura pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013.
Dr Yvonne menjelaskan di dalam acara Gleneagles Annual Scientific Meeting ke-15 yang diselenggarakan di Hotel Regent, Singapura, bahwa GVHD tidak sama dengan penolakan organ transplantasi.
Pada saat melakukan transplantasi, sel-sel darah putih mengira stem cell yang berasal dari luar sebagai lawan, lalu menyerangnya.
Dr Yvonne yang juga menjabat sebagai Medical Director of Haematopoietic Stem Cell Transplant di Gleneagles Hospital menjelaskan dengan lebih lanjut bahwa masalah ini merupakan yang paling sering beresiko walaupun penolakan masih ada namun memiliki resiko yang sangat kecil.
“Kemungkinannya kecil jika terjadi penolakan. Jika stem cell berasal dari keluarga, maka memiliki kemungkinan penolakan sekitar 1 persen. Namun jika berasal dari luar keluarga, maka kemungkinannya 3-5 persen. Jadi penolakan sangat jarang terjadi jika dibandingkan dengan penyerangan yang mencapai 30 – 40 persen,” terangnya.
Transplantasi Stem Cell
Stem cell bisa berasal dari darah tali pusat, sumsum tulang belakang dan darah tepi. Namun sumbernya juga bisa berasal dari tubuh pasien sendiri, namun juga bisa berasal dari orang lain, asal memiliki stem cell dengan antigen yang cocok dengan donor. Ketidakcocokan antigen ini dapat menicu GVHD.
“Pada umumnya GVHD lebih banyak terjadi pada pasien yang berusia lebih tua namun juga bisa terjadi jika donor stem cell tidak cocok 100 persen. Kita bisa melakukan transplantasi meski 100 persen tidak cocok dengan penerima, kita bisa melakukan dengan tingkat kecocokan 80 persen,” ujar dr Yvonne.
Maka dari itu, tidak salah jika GVHD dianggap sebagai masalah yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penolakan organ. Hanya saja, penyakit ini bisa dikontrol. Jika tidak dikontrol, GVHD bisa berkembang menjadi masalah yang serius dan bisa menyebabkan pasien mengalami kematian.
Labels:
HEALTH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment