Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, February 13, 2011

Menyaring Khasiat Teh



foto


TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition melaporkan, teh bisa lebih meredam rasa haus dan memberi manfaat lain dibanding air putih. "Minum teh sebenarnya lebih baik dibanding minum air putih," kata Dr Carrie Ruxton, ahli gizi dan penulis utama studi tersebut, kepada BBC.


"Air pada dasarnya adalah menggantikan cairan. Teh menggantikan cairan dan mengandung antioksidan, sehingga punya dua hal yang terjadi untuk itu," kata Ruxton. Antioksidan--khususnya flavonoid--dapat mengurangi kerusakan pada sel-sel karena aktivitas sehari-hari. Karena itu, peneliti percaya senyawa tersebut dapat membantu menangkal serangan jantung dan beberapa jenis kanker.


Mereka menemukan bukti bahwa minum 3-4 cangkir teh sehari dapat mengurangi kemungkinan terkena serangan jantung. Beberapa studi menyatakan bahwa peminum teh terlindung dari kanker, meskipun efek ini kurang jelas. Manfaat kesehatan lain termasuk perlindungan terhadap plak gigi dan kerusakan gigi, serta menguatkan tulang.


British Nutrition Foundation merekomendasikan minum teh 1,5-2 liter sehari. Dan penelitian menunjukkan bahwa minum teh 1-6 cangkir sehari, termasuk teh hitam, dapat meningkatkan asupan antioksidan. Namun ada beberapa bukti bahwa teh dapat mencegah penyerapan zat besi dari makanan sehingga mereka yang berisiko anemia harus menghindari minum teh setelah makan.


Teh ditemukan 5.000 tahun lalu, saat seorang kaisar Cina sedang menikmati secangkir air putih hangat di tamannya. Betapa terkejutnya dia saat menemukan air yang hendak diminum kemasukan daun teh yang diterbangkan angin. Air itu menjadi terasa lebih nikmat dan menyegarkan.


Kaisar tersebut lalu menyuruh peneliti kerajaan untuk meneliti khasiat teh. Sejak itu, teh dikenal dunia sebagai minuman yang tidak hanya menyegarkan, tapi juga punya manfaat kesehatan.


Dan rupanya teh Indonesia berkhasiat lebih tinggi. "Karena kondisi cuaca dan alam Indonesia menjadikan teh yang ditanam di Indonesia mengandung polyphenol 30 persen lebih tinggi dibanding teh produksi lain," kata Alex Rumondor, GM Marketing Activation dan Public Relations PT Sinar Sosro, saat peresmian establishment teh dalam kemasan di Jakarta baru-baru ini.


Polyphenol adalah zat yang berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas serta bisa menurunkan risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, Alzheimer, dan kanker.


Jika ingin mendapatkan manfaat teh, menurut Rina Purwadi, pakar aromaterapi yang juga pencinta teh, yang harus diminum adalah teh dengan unsur daun teh terbesar. "Jadi bukan herbal tea, yang biasanya unsur tehnya lebih sedikit dengan banyak campuran bahan lain, seperti chamomile, atau herbal tea lainnya," kata dia.


Yang dimaksud Rina dengan teh asli adalah tiga jenis teh yang sebenarnya sudah dikenal masyarakat, yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Ketiga jenis teh ini, menurut dia, punya kadar antioksidan yang cukup tinggi untuk menahan radikal bebas dalam tubuh. "Juga baik untuk menurunkan kolesterol," Rina menambahkan.


Bukan hanya seduhan teh yang baik untuk kebugaran. Secara tradisional, teh juga bermanfaat menjaga kesegaran kulit wajah, setelah diangin-anginkan semalaman. "Bahkan teh dalam kemasan kantong juga bisa dimanfaatkan untuk menyegarkan mata sebagai alat pengompres," kata Rina.


Teh juga sangat berkhasiat menjaga alat pencernaan. "Tapi hati-hati, karena kita tahu bahwa, kalau terkena diare, pertolongan pertamanya adalah minum teh hangat yang kental, maka sebaliknya jangan minum teh terlalu kental untuk mencegah sembelit," kata Rina. 


Namun, untuk mendapatkan manfaat secara maksimal, harus diketahui cara menyajikan teh yang benar. Teh harus diseduh sekitar tiga menit dengan kekentalan yang disesuaikan dengan selera. "Tapi ada baiknya minum teh juga harus dinikmati perlahan-lahan. Hirup aroma kesegarannya saat masih hangat," kata Rina. "Kalau perlu, sajikan tiga kali sehari dengan cangkir yang cantik untuk menambah kenikmatan minumnya."


Selain itu, perhatikan apakah teh tersebut masih layak minum atau sudah kedaluwarsa. "Untuk mengetahui apakah teh itu sudah tidak layak minum adalah rasa dan aromanya sudah berubah, lebih asam, dan pahit," kata Alex. 


Sebenarnya, sebelum dicicipi pun, teh yang tak layak dikonsumsi sudah terlihat. Biasanya teh itu berwarna lebih gelap, keruh, dan ada busa. "Ini berarti mikroorganisme seperti bakteri sudah berkoloni."




UTAMI WIDOWATI | NUR ROCHMI | TIME
SENIN, 24 JANUARI 2011 | 10:30 WIB


Sumber

0 comments:

Post a Comment