Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, August 1, 2010

Hepatitis yang Bikin Miris

TEMPOINTERAKTIF  KAMIS, 29 JULI 2010 | 07:25 WIB

foto
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (ketiga dari kiri) melihat penyuntikan vaksin Hepatitis kepada bayi saatperingatan Hari Hepatitis se Dunia di RS Sardjito Yogyakarta (28/7). TEMPO/Arif Wibowo


Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (ketiga dari kiri) melihat penyuntikan vaksin Hepatitis kepada bayi saatperingatan Hari Hepatitis se Dunia di RS Sardjito Yogyakarta (28/7). TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Dahlan Iskan, Direktur Utama PLN, menyatakan seharusnya Dewan Perwakilan Rakyat RI mengundang-undangkan kewajiban vaksinasi anti-hepatitis. "Jika sudah diundang-undangkan, kan jadi wajib," kata Dahlan, yang pernah menjalani transplantasi hati akibat terserang penyakit hati kronis ini.

Keprihatinan Dahlan wajar saja. Jumlah pengidap penyakit hepatitis di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, "Indonesia digolongkan ke dalam kelompok daerah dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah hingga tinggi," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih saat peringatan Hari Hepatitis Sedunia di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Yogyakarta, kemarin.

Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Sp(K), MARS, DTM&H, DTCE, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dalam siaran persnya, menambahkan, saat ini di dunia diperkirakan terdapat lebih dari 2 miliar penduduk dunia yang terinfeksi virus hepatitis B dengan 350 juta pengidap hepatitis B. "Hampir 78 persen di antaranya tinggal di Asia," kata Tjandra.

"Angka prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi, mengingat Indonesia memiliki geografis yang sangat luas, dengan perilaku dan budaya yang beraneka ragam," kata Tjandra.

Sementara itu, 130-170 juta penduduk dunia merupakan pengidap virus hepatitis C dengan angka kematian lebih dari 350 ribu penderita akibat komplikasi hepatitis C. Endang menambahkan, jumlah penderita hepatitis C dari 2007 hingga 2009 mencapai 17.999 kasus. Berdasarkan proporsi penyebab kematian pada golongan semua umur dari kelompok penyakit menular, penyakit hati, termasuk hepatitis kronis, menduduki urutan kedua.

Pola penularan infeksi virus hepatitis B yang sering terjadi adalah penularan vertikal, yaitu dari ibu hamil kepada bayi yang dilahirkan sebelum persalinan, pada waktu persalinan, atau segera setelah persalinan. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada 1997 di Bali, pada 257 bayi yang lahir dari ibu yang positif mengidap hepatitis hingga anak berusia enam bulan, terdapat 237 atau 92,22 persen bayi terhindar dari infeksi VHB dengan pemberian imunisasi hepatitis B.

Sebaliknya, akibat dari penularan hepatitis B pada bayi sangat berbeda dengan orang dewasa. Tercatat sekitar 90 persen bayi yang dilahirkan oleh ibu yang positif mengidap hepatitis B akan mengalami infeksi virus hepatitis B, dan 95 persen di antaranya berkembang menjadi kronis. Sementara itu, pada orang dewasa yang mengalami infeksi hepatitis B, rasio ini terbalik, yaitu 5-10 persen saja yang bakal berkembang menjadi kronis, sedangkan sisanya akan sembuh sendiri.

"Hal ini disebabkan oleh sistem imunitas bayi belum sempurna dalam proses. Karena itu, jelas prioritas imunisasi adalah bayi dan anak-anak yang risiko tinggi," kata Tjandra.

UTAMI WIDOWATI | MUH SYAIFULLAH | BERBAGAI SUMBER


Menjaga Diri dan Lingkungan

Banyak orang baru mengetahui bahwa mereka mengidap virus hepatitis saat menjalani pemeriksaan darah rutin atau saat hendak menyumbangkan darah. Meski pemberitahuan ini pasti mengejutkan, tapi hal itu tak berarti hukuman mati. Namun Anda bertanggung jawab merawat diri sendiri dan mencegah penularan virus hepatitis ke orang lain. Berikut ini cara merawat diri bila terkena virus hepatitis.

  • Jangan panik. Tetaplah berpikir positif karena banyak orang dengan hepatitis bisa hidup 20-40 tahun tanpa benar-benar menjadi sakit atau gagal lever.
  • Menjaga orang lain agar jangan sampai tertular. Hepatitis ditularkan lewat kontak dengan cairan tubuh. Buang dengan saksama semua barang pribadi, seperti tisu dan pembalut, ke dalam tas plastik.
  • Tutup semua luka terbuka dengan perban.
  • Jujurlah kepada pasangan Anda. Tiap orang yang tinggal bersama pengidap hepatitis harus memeriksakan diri ke dokter secara berkala dan mendapatkan vaksinasi.
  • Jika Anda hamil, pastikan dokter kandungan mengetahui kondisi Anda agar bayi bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik.
  • Jangan mencampur minuman alkohol dengan obat flu dan sakit kepala. Kombinasi ini akan merusak lever Anda, yang sudah bersusah payah melawan virus.
  • Jangan berbagi sikat gigi, pencukur bulu, jarum suntik, pemotong kuku, gunting, atau obyek apa pun yang bisa kontak dengan darah atau cairan tubuh Anda dengan siapa pun.
  • Jangan berbagi makanan yang telah masuk ke mulut Anda dengan orang lain.
  • Jangan menyumbangkan darah, plasma, organ tubuh, jaringan, atau sperma.
  • Atasilah kelelahan. Seimbangkan hidup dengan melakukan relaksasi dan aktivitas yang teratur.
  • Atasilah rasa mual. Jaga tubuh dengan melakukan diet seimbang.

Sirosis

Sirosis adalah kondisi ketika lever sudah rusak akibat jaringan yang terluka, yang salah satunya disebabkan oleh hepatitis yang menahun. Ini mengakibatkan sejumlah sel lever yang masih sehat harus bekerja lebih keras sesuai dengan fungsinya. Tapi masalahnya, sirosis lever bisa mengganggu fungsi organ tubuh lain. Memang pengidap sirosis masih bisa hidup dengan sehat dalam beberapa tahun. Sebagian besar dari efek penyakit ini sebenarnya bisa diatasi.

Apa Saja Gejala Sirosis?

  • Kelelahan sering kali jadi pertanda awal dan satu-satunya.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual dan muntah disertai dengan kehilangan berat badan.
  • Pembengkakan lever dan rasa gatal.
  • Jaundice atau kulit jadi kekuningan dan mata memutih.
  • Munculnya batu empedu karena kurangnya cairan empedu di kantong empedu.
  • Akumulasi cairan di perut atau ascites.
  • Akumulasi cairan di kaki atau edema.
  • Kulit mudah memar atau berdarah.

| UTAMI WIDOWATI | MUH SYAIFULLAH | BERBAGAI SUMBER

0 comments:

Post a Comment