Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, December 30, 2012

Lima Mitos Gula


illustration of carbohydrate classification




Gula masih saja menjadi hantu diet bagi orang-orang yang mulai menerapkan hidup sehat. Bahkan salah satu bentuk khusus dari gula, yaitu fruktosa akan menjadi racun dalam dosis yang tinggi. 

Berikut adalah lima mitos tentang gula dan beberapa perbedaan penting tentang bagaimana tubuh kita memproses berbagai bentuk gula itu.

1. Karbohidrat adalah karbohidrat, mereka semua memiliki kalori yang sama

Tidak sepenuhnya benar. Ada 3 molekul yang menyusun berbagai jenis karbohidrat: glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Ketiga molekul tersebut memiliki kepadatan kalori yang sama. Glukosa adalah energi kehidupan. Semua makhluk hidup membakar glukosa untuk membuat energi. Galaktosa, molekul yang hanya ditemukan di dalam gula susu, dengan cepat dikonversi dalam hati menjadi glukosa. Sedangkan fruktosa, yaitu molekul yang membuat gula menjadi manis juga dimetabolisme di hati. Tetapi tiap kelebihan fruktosa akan diubah menjadi lemak hati. Kelebihan fruktosa menyebabkan penyakit lemak hati yang memicu proses patologis resistensi insulin.

2. Fruktosa berubah menjadi glukosa dalam tubuh

Mungkin. Jika energi tubuh habis, fruktosa dapt diubah menjadi glikogen (pati hati) sebagai gudang untuk kesiapan energi. Dan, ini bisa digunakan saat tubuh membutuhkan glukosa saat melakukan olahraga lebih atau jika sedang kelaparan. Namun, kebanyakan dari kita tidak sampai kehabisan energi sehingga fruktosa akan berubah menjadi lemak hati dan memicu resistensi insulin. Ini adalah salah satu alasan mengapa olahraga dapat menjadi penangkal konsumsi fruktosa berlebihan.

3. Orang dapat membatasi konsumsi gula mereka tanpa kesulitan apapun

Faktanya, gula dapat membuat candu. Dalam penelitian hewan, fruktosa menyebabkan empat kriteria kecanduan: penarikan diri, ketagihan, makan yang sangat banyak, dan sensitivitas terhadap zat adiktif lainnya. Pada manusia, fruktosa memiliki efek pada pusat otak yang mirip seperti alkohol. Dan itu menyebabkan lingkaran setan konsumsi dan penyakit.

4. Sirup jagung fruktosa tinggi lebih buruk dibandingkan gula meja

Studi membandingkan sirup jagung fruktosa tinggi dengan gula meja (sukrosa) menunjukkan bahwa mereka memiliki efek sama terkait metabolisme di dalam tubuh. Keduanya sama-sama buruk untuk tubuh. Sirup jagung tersebut memiliki 55 persen fruktosa sedangkan sukrosa mengadung fruktosa 50 persen. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa gula dalam minuman komersial mungkin memiliki fruktosa sebanyak 65 persen yang tentu membuat efek lebih buruk.

5. Fruktosa adalah hal wajar dan banyak ditemukan dalam buah sehingga tidak mungkin beracun

Hanya karena suatu bahan kimia yang alami dan aman dalam jumlah kecil, bukan berarti itu tidak berbahaya dalam jumlah besar. Sedikit fruktosa sangat aman, tentu saja jika jumlahnya banyak tidak baik.

TIME | ISMI WAHID

Sumber

0 comments:

Post a Comment