Gold Price

Category

Search This Blog

Friday, December 23, 2011

Atorvastatin Teruji sebagai Pencegah Penyakit Kardiovaskular



1011-Keg-Kalbe-cardivas





Penelitian mengenai hubung­a­n kolesterol dengan ateros­klerosis telah lama dilakukan. Tercatat ilmuwan dari Rusia, Nikolai Aneskock, yang pertama kali menemukan hubungan ter­se­but. Sementara itu, pengembangan obat antikolesterol pertama ditemukan oleh ilmuwan Jepang, Dr. Akira Endo, pada ta­hun 70-an. Penelitian mengenai kolesterol terus berlanjut de­ngan ditemukannya re­sep­tor LDL di hati oleh il­mu­­wan Brown dan Gold­stein pada 1985. Ga­bungan statin dan pemahaman rese­ptor kini menjadi pe­rangkat untuk melakukan pencegahan primer dan sekunder ateros­klerosis. Demikian dikatakan Prof. Dr. Harmani Kalim, SpJP(K), dalam acara Peluncuran Produk TRUVAZ, di Jakarta, 9 Oktober 2010.


Konsep lama yang me­nyata­kan bahwa me­nurun­kan kolesterol tidak akan menurunkan mortalitas dan penyakit arteri koroner sudah lama ditinggal­kan. Beberapa studi menemu­kan bahwa penurunan ka­dar kolesterol dapat menurunkan kejadian penyakit arteri koroner. Misalnya, studi yang di­lak­ukan Baigent C, 2005, mendapatkan data bahwa penggunaan statin dapat me­nuru­nkan kadar LDL yang pada akhirnya akan menurunkan keja­dian kardiovaskular seperti stroke atau kematian mendadak. “Beberapa studi juga membuktikan bahwa statin suda­h teruji sebagai pen­cegah­an primer dan sekunder,” terang Prof. Harmani. Studi tersebut di antaranya ASCOT, CARE, dan POSCH.


Saat ini, pemahaman terapi penurunan kolesterol semakin ber­kembang. Dengan penurunan LDL, risiko kardiovaskular semakin rendah dan terapi statin yang diberikan jangka panjang memberikan manfaat yang sema­kin besar. Pemberian statin sebagai pencegahan primer dan sekunder, menurut Prof. Harmani, harus diberikan pada pria ber­usi­a 40 tahun ke atas dan wanita berusia 50 tahun ke atas setela­h dilakukan pena­pisan kole­sterol yang adekuat.


Pemberian statin lebih dini sebagai pencegahan primer dan sekunder atas kejadian kardiovaskular juga telah dibuktikan oleh beberapa studi. Misalnya, studi MIRACL yang membukti­kan bahwa pemberian Ator­vas­tatin menunjukkan manfaat klini­s yang lebih awal dan lebih besar dibandingkan dengan sim­­vastatin. Atorvastatin tercatat menurunkan kejadian kardiov­askular < 11%, sedang­kan simvastatin hanya 16%. Ator­vas­tatin juga secara signifi­kan menurunkan kekambuhan kejadian iskemik pada pasien sindrom koroner akut. Manfaat pemberian statin secara dini sa­la­h satunya adalah dapat me­nurun­kan LDL secara dini, yakni tidak lebih dari 12 minggu.


Dislipidemia juga terjadi pad­a pasien diabetes. Demikian ungkap Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD-KEMD, pada kesempatan yang sama. Terapi diabetik dislip­idemia memprioritaskan pada beberapa hal, di antaranya me­nurunkan LDL, meningkat­kan HDL, dan menurunkan triglise­­rid­a. Panduan terkini dari National Cholesterol Education Programme Adult Treatment Panel (NCEP ATP III) mereko­men­dasikan statin sebagai terapi lini pertama pada terapi dislipidemia. Demikian juga Guideline American Diabetes Association (ADA), 2004, menyarankan pada pasien dengan LDL-C > 130 mg/dL terapi awal yang diberlakukan berupa intervensi gaya hidup dan pemberian statin.


Statin secara signifikan meningkatkan kondisi jantung pasien dengan diabetes. Bebe­rapa uji klinis terkemuka seperti CARDS dan ASCOT-LLA menunjukkan penurunan signifikan kejad­ian koroner utama sebesar 25-47% pada pasien dengan diabe­tes yang mendapat terapi statin. Pada studi ASCOT-LLA, atorvastatin menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 20% pada seluruh kohort dan menurunkan risiko penyakit kardio­vaskular 23% (p=0,036) pada pasien diabetes. Selain itu, studi tersebut juga mendapat­kan data bahwa atorvastatin dap­at mencegah penyakit jan­tun­g koroner pada keseluruhan pasien sebanyak 36% dan pada pasien diabe­tes 24%. Studi menggunakan atorvastatin 10 mg ini dilakukan mengingat efektivitasnya yang baik dalam mencegah kejadian kardiovaskular seperti infark miokard non-fa­tal dan penyakit arteri korone­r fatal (Relative Risk Reduction = 36%, P = 0,0005).


Studi lain, seperti di­te­rang­kan Prof. Slamet yang telah membuktikan manfaat atorvastatin untuk men­cegah kejadian kar­diovas­kular, adalah The Collaborative AtoRvastatin Diabetes Study (CARDS). CARDS membuktikan bah­w­­a atorvastatin dapat men­cegah kejadian kar­diovask­ular utama, termasuk stroke, dengan Relative Risk Reduction (RRR)= 37% (95% CI: 17-52) P=0,001. Atorvastatin jug­a mampu menurunkan kejadian kardiovaskular RRR= 32% (95% CI 15-45) P=0,001. Yang lebih penting, atorvastatin dapat menurunkan seluruh penyebab kematian dengan Relative Risk Reduction= 27% (95% CI;-1-48) P=0,059. “Profil keamanan atorvastatin 10 mg sangat baik dan seban­din­­g dengan plasebo,” kata Prof. Slamet. (hidayati)


Sumber

0 comments:

Post a Comment