Gold Price

Category

Search This Blog

Sunday, August 14, 2011

Osteoporosis Diam-diam Mematikan




foto


TEMPO Interaktif, Eva penuh rasa haru memandangi foto ibundanya yang tergantung di dinding ruang keluarga. Pengacara muda ini menuturkan dengan sedih bagaimana dirinya kehilangan mama tercinta hampir sebulan yang lalu karena pengeroposan tulang. “Mamaku wanita yang hebat, sejak muda menjadi aktivis, dan kegiatannya luar biasa. Aku tidak menduga osteoporosis yang diderita mama, yang tidak pernah dirasakan karena kesibukannya, merenggut nyawa mama. Penyakit ini diam-diam mematikan,” ujar Eva panjang-lebar dengan perasaan sedih.


Menurut Dokter Fiastuti Witjaksono, MS SpGk, rasa kehilangan yang dialami Eva sering tidak disadari oleh perempuan Indonesia. Dalam acara talk show "Kesehatan Tulang dan Sendi untuk Perempuan Aktif Indonesia" yang diselenggarakan Anlene dan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) beberapa waktu lalu di Jakarta, Fiastuti menjelaskan osteoporosis yang dikategorikan silent killer alias penyakit yang diam-diam mematikan. 


“Peristiwa mamanya Eva dengan segala aktivitasnya tidak menyadari ancaman membahayakan karena memang tidak ada gejalanya dan perlahan tulang mulai keropos,” tuturnya. Fiastuti mengatakan banyak perempuan yang memiliki kesibukan tidak peduli dan tidak menyadari, tak tahu kapan tulang rapuh bahkan tiba-tiba patah. Di Indonesia dan beberapa negara di Asia penyebab utama osteoporosis adalah kekurangan vitamin D dan rendahnya asupan kalsium.


Dokter yang berpraktek di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi ini memaparkan pertumbuhan tulang sejak dalam kandungan bernama woven yang bentuknya seperti anyaman. Pertumbuhan tulang selama dalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Kemudian setelah lahir disebut tulang lamellar dan proses pertumbuhan tulangnya dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan (human growth hormone/HGH) dan kalsium. 


Dokter cantik ini menjelaskan, ketika lahir, bayi memiliki 350 tulang, lalu menyusut menjadi 206 tulang ketika dewasa karena terdapat tulang yang saling menyambung dan membentuk tulang lebih kuat. “Pada dasarnya osteoporosis bisa dicegah sejak dini dan menjaga kesehatan tulang dilakukan pada segala usia.”


Namun Fiastuti memaparkan pertumbuhan massa tulang sendiri mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Setelah itu massa tulang akan mulai rapuh seiring dengan pertambahan usia. Dia mengingatkan menjaga kesehatan tulang ibarat menabung: semakin kita banyak menyimpan kalsium, kebutuhan kita semakin tercukupi di kemudian hari. 


Osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, yang biasanya menyerang tulang punggung, tulang panggul, dan pergelangan tangan. “Osteoporosis menurunkan kualitas hidup penderitanya; menimbulkan rasa sakit dan kehilangan pekerjaan. Secara statistik, kerapuhan akibat osteporosis diperkirakan terjadi setiap tiga detik di seluruh dunia,” ucap dia.


Dia pun menerangkan penyebab osteoporosis terbagi dua, yaitu faktor yang tidak dapat diubah, seperti genetik, ras, usia, proporsi tubuh, jenis kelamin, menopause dini, kondisi kesehatan seperti anoreksi, serta diare kronis. Menurut dia, apabila orang tua menderita osteoporosis, kita akan lebih mudah mengalami hal yang sama. 


Kemudian, ras Asia dan Kaukasia lebih tinggi angka osteoporosis daripada ras kulit hitam. Dia pun mengingatkan supaya berhati-hati bagi mereka yang bertubuh kecil karena lebih berisiko osteoporosis. Faktor kedua yang dapat diubah termasuk nutrisi dan gaya hidup.


Anita Hutagalung, Ketua Perwatusi, menjelaskan osteoporosis sejak 2006 dinyatakan oleh Departemen Kesehatan RI sebagai masalah kesehatan serius dan menjadi salah satu penyakit berbahaya di Indonesia dalam kurun 11 tahun terakhir. Anita mengutip data Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) tentang sekitar 41,8 persen pria dan 90 persen wanita di Indonesia menunjukkan gejala osteoporosis. Sebanyak 28,8 persen pria dan 32,2 persen wanita telah menderita osteoporosis.


Karena itu, sejak berdiri pada 2000 Perwatusi mengimbau untuk memasyarakatkan upaya cegah dini osteoporosis. Hampir satu dasawarsa Perwatusi bermitra dengan Fonterra Brands Indonesia untuk memasyarakatkan serangkaian program inti terhadap ancaman penyakit diam-diam mematikan ini.


Dickson Susanto, Marketing Manager Anlene Fonterra Brands Indonesia, menegaskan komitmen dan upaya pencegahan bagi perempuan muda dan aktif melalui kampanye minum susu berkalsium. Hal itu merupakan sosialisasi dan pendidikan bagi kaum hawa di Tanah Air untuk memahami arti penting asupan kalsium bagi kesehatan tulang. Dickson percaya, untuk menanamkan kesadaran bahaya osteoporosis dan pencegahannya diperlukan energi yang sungguh besar dan napas panjang. “Intinya supaya terhindar dari ancaman si diam-diam mematikan,” ujarnya.




KAMIS, 11 AGUSTUS 2011 | 09:45 WIB


HADRIANI P

0 comments:

Post a Comment