Gold Price

Category

Search This Blog

Saturday, May 14, 2011

Life Is Like A Cup of Coffee

By Pika Afika


Ada sebuah video yang aku temukan ketika iseng jalan-jalan di youtube. Judulnya Life Is Like A Cup of Coffee. Isinya merupakan sebuah kisah yang menarik. Kurang lebih ceritanya seperti ini….


Pada suatu hari, ada sekelompok pemuda yang mendatangi rumah seorang professornya sewaktu kuliah dahulu. Rencananya mereka ingin membicarakan mengenai manajemen stres dalam pekerjaan dan hidup. Kemudian Sang Professor pergi ke dapur, dan membawakan beberapa cangkir berisi kopi ketika kembali menemui tamu-tamunya. Cangkir-cangkir yang dibawanya bermacam-macam. Ada yang terbuat dari porselen, kristal, plastik, kaca. Jika dilihat sekilas, cangkir-cangkir tersebut terlihat mewah, indah, dan mahal. Lalu ia mempersilakan tamu-tamunya memilih secangkir kopi yang ia bawa.


Setelah tamunya memilih, Professor itu berkata, “Jika kalian perhatikan, cangkir-cangkir yang kalian ambil itu mahal. Mungkin kalian akan memilih cangkir yang seperti itu daripada cangkir yang sederhana dan murah. Hal itu normal selama kalian hanya menginginkan hal yang terbaik, namun itulah sumber dari masalahmu. Percayalah bahwa cangkir apapun tidak mempengaruhi kualitas kopi yang berada di dalamnya. Kita membutuhkan kopi bukan cangkirnya. Sayangnya orang-orang menginginkan cangkir terbaik lalu mulai membandingkannya dengan cangkir orang lain.


Pertimbangkan hal ini, hidup adalah kopi; pekerjaan, uang dan jabatan adalah cangkirnya. Pekerjaan, uang, dan jabatan hanya alat untuk menjalankan kehidupan. Apapun tipe cangkir kita tidak mengubah kualitas hidup kita. Ingat, berkosentrasi hanya pada cangkir dapat membuat kita tidak menikmati kopinya. Orang-orang yang bahagia bukan orang yang mempunyai semua yang terbaik, mahal, mewah. Mereka hanya melakukan yang terbaik dalam segala hal.”


Setiap orang memang diciptakan berbeda. Ada yang pintar, ada yang kurang, ada yang kaya, miskin, dan lainnya. Tapi, Tuhan Maha Adil yang tidak menilai seseorang lewat ‘cangkirnya’ melainkan bagaimana ‘kualitas kopinya’. Hehe.


Terimalah hidup ini…


Syukurilah hidup ini…


Dan dalam keadaan apapun, jadilah orang yang selalu berbahagia…. Berusahalah untuk selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini.


Sumber

0 comments:

Post a Comment