Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Saturday, January 5, 2013
Kiat membaca Hasil Laboratorium Darah
Pemeriksaan laboratorium bermanfaat untuk mengevaluasi status kesehatan individu. Adalah penting untuk menyadari bahwa mungkin hasil laboratorium berada di luar apa yang disebut "rentang normal (normal range)". Variasi hasil pemeriksaan laboratorium ini mungkin karena hal-hal seperti ras, pengaruh diet, umur, jenis kelamin, siklus haid, tingkat aktivitas fisik, masalah terkait dengan pengumpulan dan/atau penanganan bahan pemeriksaan, obat-obatan non-resep (aspirin, obat demam, vitamin, dll), obat-obatan resep, asupan alkohol dan sejumlah faktor yang tidak terkait dengan penyakit. Apapun hasil yang tidak biasa atau abnormal harus didiskusikan dengan dokter Anda. Hal ini penting untuk mempelajari lebih lanjut masalah dalam tubuh Anda serta untuk menetapkan tindakan awal yang diperlukan.
Setiap laboratorium menetapkan rentang normal atas hasil pemeriksaan. Rentang normal ini mungkin saja berbeda-beda untuk tiap laboratorium (meskipun tidak secara signifikan), tergantung dari metode uji dan pereaksi yang digunakan. Untuk mengetahui apakah hasil pemeriksaan laboratorium Anda normal atau tidak, perhatikan lembar hasil laboratorium. Umumnya, hasil laboratorium memuat : (1) nama/jenis pemeriksaan, (2) hasil pemeriksaan (berupa angka, simbol/lambang atau kata), (3) nilai normal (normal range) atau nilai rujukan (reference range), dan (4) satuan (misalnya mg/dl, mmol/l, %, fL, dsb). Jika hasil pemeriksaan Anda berada di luar nilai normal, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
Glukosa darah
Ini adalah uji untuk mengetahui tingkat/kadar gula dalam darah. Beberapa pemeriksaan glukosa darah, yaitu glukosa sewaktu (random), glukosa puasa, glukosa 2 jam post prandial (setelah makan). Glukosa sewaktu (random) adalah uji glukosa darah yang dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa harus puasa terlebih dulu. Tes glukosa puasa dilakukan setelah puasa selama 8-10 jam, glukosa 2 jam PP dilakukan dua jam setelah makan. Uji glukosa puasa dan 2 jam pp merupakan uji untuk menegakkan diagnosis diabetes mellitus (DM).
Kadar glukosa darah sewaktu (tanpa puasa) normalnya berkisar 80 - 140 mg/dL (milligram per desiliter). Peningkatan kadar gula terjadi setelah makan dan mengalami penurunan pada pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar glukosa dalam darahnya berada jauh di atas nilai normal. Sebaliknya, dikatakan hypoglycemia apabila terjadi penurunan kadar glukosa darah dibawah normal.
Kadar glukosa darah puasa normalnya berkisar 70 – 120 mg/dl dan glukosa 2 jam setelah makan normalnya berkisar 80 – 140 mg/dl. Seseorang dikatakan diabetes jika hasil pemeriksaan pada saat puasa 126 mg/dl atau lebih, dan hasil pemeriksaan 2 jam setelah makan (post prandial) 180 mg/dl atau lebih. Hasil glukosa darah sewaktu pada diabetes mencapai 140 - 200 mg/dl atau lebih.
Elektrolit
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah sodium/natrium (Na) dan potassium/kalium (K). Contoh dari anion adalah klorida (Cl) dan bikarbonat (HCO3).
Elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), klorida (Cl), bikarbonat (HCO3), fosfat (HPO4) dan sulfat (SO4)
Kalium (K) mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung. Kadar kalium yang tidak normal berhubungan dengan fungsi ginjal (gagal ginjal), muntah atau diare.
Natrium (Na) menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal. Kadar natrium yang tidak normal dalam darah juga menunjukkan volume darah yang terlalu rendah, misalnya akibat dehidrasi (muntah, diare). Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalsium (Ca), adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium.
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H2O)-elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (body’s fluid compartement), menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam setiap proses metabolisme. Nilai apapun di luar rentang normal, tinggi atau rendah, memerlukan evaluasi medis.
Limbah produk
Blood Urea Nitrogen (BUN) adalah produk limbah yang dihasilkan dalam hati dan dikeluarkan oleh ginjal. Nilai tinggi dapat berarti bahwa ginjal tidak bekerja seperti yang diharapkan. BUN juga dipengaruhi oleh diet tinggi protein dan/atau latihan (exercise) yang keras atau kehamilan.
Creatinine merupakan produk limbah dari sebagian besar kerusakan otot. Tingginya level BUN dan kreatinin dapat menunjukkan masalah pada ginjal.
Asam urat (uric acid) biasanya dikeluarkan bersama air seni. Tingginya level asam urat biasanya terkait dengan masalah encok, arthritis, masalah ginjal dan penggunaan beberapa diuretic.
Enzim
AST/SGOT, ALT/SGPT, Gamma-GT dan Alkalin Phosphatase adalah singkatan untuk menyebut protein enzim yang membantu semua aktivitas kimia dalam sel. Mereka berada di dalam otot, hati dan jantung. Cedera pada sel dapat menyebabkan keluarnya enzim ini ke dalam darah. Kerusakan sel akibat alkohol dan sejumlah penyakit dapat menunjukkan tingginya nilai-nilai enzim-enzim tersebut.
Alkaline phosphatase merupakan enzim ditemukan terutama di tulang dan hati. Kadar yang lebih tinggi dapat dijumpai pada anak-anak dan wanita hamil atau kerusakan pada tulang atau hati atau batu empedu. Kadar yang rendah mungkin tidak signifikan.
Gamma GT dijumpai tinggi pada penyakit hati, terutama sumbatan pada saluran empedu.
Enzim transaminase (AST/SGOT, ALT/SGPT) dijumpai meninggi pada gangguan hati (misalnya hepatitis, overdosis alkohol), cedera otot dan serangan jantung.
LDH (Lactat dehydrogenase) adalah enzim yang ada di semua sel di dalam tubuh. Banyak jaringan mengandung LDH yang berfungsi mengkatalisis perubahan reversible laktat ke piruvat. Kadar LDH meningkat signifikan pada Anemia megaloblastik, Metastasis Karsinoma khususnya ke hati, Syok dan Hipoksia, Hepatitis, Infark Ginjal, Infark Miokard, dll. Sesuatu yang merusak sel, akan meningkatkan jumlah di dalam darah. Jika darah tidak segera diproses dengan benar, kadar yang tinggi dapat terjadi. Jika semua nilai kecuali LDH berada dalam rentang yang diharapkan, itu mungkin suatu proses kesalahan dan tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Bilirubin: adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan sel darah merah oleh hati. Tingginya kadar bilirubin sering dijumpai pada penyakit hati akut (hepatitis akut), anemia hemolitik, batu empedu. Pada penyakit hati konstitusional (Gilbert’s Syndrome), talasemia, penyakit hati menahun dan anemia pernisiosa, bisanya bilirubin sedikit meningkat.
CPK (creatininkinase) merupakan enzim yang sangat berguna untuk diagnosing dari penyakit jantung dan kerangka otot. CPK mengkatalisis pertukaran fosfat secara reversible antara kreatin dan ATP (Adenosinetrifosfat), ia berperan penting dalam menyimpan dan melepaskan energi dalam sel terutama dalam otot bergaris, otot jantung dan dalam jumlah kecil dalam otak. Enzim ini adalah yang pertama meninggi setelah serangan jantung (3 hingga 4 jam). Kadar CPK dalam serum darah meningkat signifikan setelah terjadi kerusakan otot, seperti pada kasus Dsytrophia muscularis Duchenne, Polimiositis, Infark Miokard, dll.
------------------------------
Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks yang berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein diperlukan dalam (1) pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, (2) sintesis hormon, enzim, antibodi (kekebalan tubuh), (3) transport substansi khusus, (4) sistem koagulasi (pembekuan) darah, dan (4) pengaturan keseimbangan kadar asam basa dalam sel.
Protein kebanyakan disintesis di hati, yaitu albumin, globulin dan faktor-faktor pembekuan darah. mengukur jumlah dan jenis protein dalam darah. Pemeriksaan protein untuk mengetahui indeks kesehatan dan gizi seseorang. Jenis pemeriksaan protein yang umum dilakukan adalah protein total (protein secara keseluruhan), albumin dan globulin.
Lemak Darah
Lemak darah terdiri dari trigliserid dan kolesterol. Sedangkan kolesterol terdiri dari kolesterol HDL (High Density Lipopretein), kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan kolesterol VLDL (Very Low Density Lipopretein).
Semua lemak dalam menu makanan kita akan diolah menjadi trigliserid, asam lemak bebas, fosfolipid, dan kolesterol. Tiga unsur yang perlu diperhatikian sehubungan dengan kesehatan adalah asam lemak bebas, trigliserid, dan kolesterol.
Asam lemak bebas yang berlebihan di dalam darah akan diubah sebagai trigliserid. Sebagian trigliserid digunakan untuk pembentukan kolesterol. Jika trigliserid menumpuk dalam darah, dengan sendirinya kolesterol juga akan meninggi.
Dalam pemeriksaan laboratorium, lemak diperiksa sebagai kolesterol total (keseluruhan kolesterol), kolesterol HDL, kolesterol LDL dan trigliserid. Seseorang harus puasa setidaknya 10 jam sebelum diambil darahnya.
Kolesterol total sebaiknya kurang dari 200 mg/dl, kolesterol HDL > 40 mg/dl, kolesterol LDL
Faktor Risiko jantung
Protein C reaktif (C-Reactive Protein). Pemeriksaan CRP digunakan untuk menilai respon tubuh terhadap adanya peradangan. Sedangkan CRP sensitifitas tinggi atau hsCRP (high sensitive CRP) berguna dalam predicting penyakit pembuluh darah (vascular), serangan jantung atau stroke.
Homocysteine. Homocysteine adalah asam amino yang biasanya ditemukan dalam jumlah kecil di dalam darah. Lebih tinggi terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan penyakit vascular lainnya. Homocysteine tinggi mungkin juga karena adanya kekurangan dari asam folat atau vitamin B12, karena turun temurun, usia tua, penyakit ginjal, atau obat tertentu. Laki-laki cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi.
Kadar homocysteine tinggi dapat dikurangi dengan lebih banyak makan sayur-sayuran hijau, sereal atau vitamin B-12.
Lipoprotein (a) atau Lp (a). Konsentrasi yang tinggi terkait dengan penyakit jantung koroner (PJK). Pada orang dengan diabetes dan tinggi Lp (a) ada peningkatan risiko penyakit asymptomatic koroner.
Thyroid
Thyroid adalah kalenjar yang terletak di leher right below the adam’s apple. Thyroid mengontrol kecepatan pembakaran energi, membangun energi tubuh, dan mengatur tingkat sensitivitas tubuh terhadap hormon2. Selain itu, thyroid juga menghasilkan hormon Thyroxine (T4), Triiodothyronine (T3) yang berperan dalam metabolisme dan pertumbuhan tubuh keseluruhan, dan thyroid juga memproduksi hormon kalsitonin (calcitonin) yang berperan dalam mengatur keseimbangan kalsium.
Pembentukan thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) dikendalikan oleh hormon Thyroid Stimulating Hormone (TSH) atau juga disebut thyrotropin, suatu hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary anterior.Pemeriksaan laboratorium terhadap thyroid terdiri atas T3 total, T4 total, T3 bebas (free T3), T4 bebas (free T4) dan TSH. Hasil pemeriksaan thyroid berguna untuk mengetahui aktifitas thyroid. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan aktivitas kelenjar thyroid adalah : hyperthyroidisme/hyperactive thyroid, seperti pada penyakit graves dan hypothyroidisme/hypoactive thyroid, seperti pada congenital juvenilis, myxedema, dan goiter (gondok)
Hemoglobin Glikosilat atau Glikohemoglobin
Glycohemoglobin-A1 atau hemoglobin A1c (HbA1c) berguna untuk mengukur jumlah gula kimia yang menempel pada sel darah merah. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah seseorang penderita diabetes terkontrol atau tidak selama 3 bulan.
Hormon
Insulin. Insulin diproduksi oleh pancreas, berfungsi dalam metabolisme gula dalam tubuh. Pada diabetes tipe 1 (turunan), kadar insulin kurang/rendah, karena itu tipe ini sangat bergantung pada insulin (insulin dependent diabetes). Sedangkan pada diabetes tipe 2 (didapat), kadar insulin tinggi tetapi fungsinya kurang bagus. Kadar insulin sangat bervariasi dari orang ke orang, tergantung individu yang sensitifitas atau resistensi terhadap insulin. Kadar insulin juga sangat bervariasi sesuai dengan saat terakhir makan terjadi.
C-peptide. Ini adalah fragmen melekat pada insulin (pro-insulin) saat diproduksi insulin dalam pankreas. Kadar C-peptide biasanya berkorelasi dengan kadar insulin, kecuali bila orang mendapat suntikan insulin. Ketika seorang pasien hypoglycemic (gula darah rendah), tes ini mungkin berguna untuk menentukan apakah kadar insulin yang tinggi karena pancreas berlebihan dalam melepas insulin, atau karena suntikan insulin.
Estradiol. Estradiol adalah hormon estrogen yang penting untuk menilai fungsi reproduksi. Pemeriksaan estradiol berguna untuk mengukur aktifitas ovarium. Kadar estradiol pada perempuan bervariasi sesuai dengan usia, dan apakah mereka yang memiliki siklus haid normal atau tidak. Kadar hormon ini juga berubah pada kehamilan, melahirkan atau penggunaan pil KB.
Pemeriksaan Darah Lengkap
Darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) adalah pemeriksaan untuk menilai jumlah sel darah dan kadar hemoglobin. Saat ini pemeriksaan darah lengkap sudah menggunakan alat penghitung sel darah otomatis atau disebut haematology analyzer yang mampu menghitung sel-sel darah dengan waktu yang cepat dan akurat. Pemeriksaan darah ini juga sering disebut sebagai pemeriksaan darah rutin. Beberapa parameter yang diperiksa adalah :
Pemeriksaan Sel Darah Putih (Lekosit)
Jumlah sel darah putih (lekosit) atau White Blood Cell (WBC). Normalnya, jumlah lekosit dalam darah adalah 4,0 – 11,0 x10^3/mmk (millimeter kubik) darah. Lekosit yang tinggi dapat dijumpai pada infeksi bakterial, tumor, luka bakar, leukemia, dsb. Jumlah lekosit dapat menurun pada penyakit sumsum tulang (misalnya pada anemia aplastik, mielofibrosis, infiltrasi neoplasma, dsb), inveksi virus (demam berdarah dengue, campak, HIV, dsb), pengaruh obat-obatan (misalnya obat anti kanker), dan sebagainya.
Hitung jenis lekosit atau differential count. Pemeriksaan ini menghitung jumlah sel-sel lekosit, yaitu : netrofil, limfosit, monosit, eosinofil, basofil. Netrofil meninggi atau netrofilia dapat dijumpai pada infeksi bakterial, kerusakan jaringan (infark jantung atau paru-paru, luka bakar, dsb), kelainan metabolism (eclampsia atau keracunan kehamilan, pirai atau gout, sindroma chusing, dsb), leukemia granulositik, dan sebagainya. Jumlah netrofil menurun atau netropenia dijumpai pada kelainan sumsum tulang, radiasi, inveksi virus, obat-obatan anti kanker, dan sebaginya.
Limfosit dalam jumlah yang tinggi atau limfositosis dijumpai pada batuk rejan, tuberculosis, hepatitis, infeksi cytomegalovirus (CMV), hipertiroideime, dsb. Sedangkan jumlah limfosit menurun atau limfopenia dapat dijumpai pada gagal jantung kongestif, gagal ginjal, tuberculosis berat, terapi steroid, dsb.
Monosit dalam jumlah melebihi normal atau monositosis dijumpai pada tuberculosis, endokarditis sub akut bacterial, lupus, arthritis rheumatoid, sifilis, dsb.
Eosinofil dalam jumlah melebihi normal atau eosinofilia dijumpai pada alergi, infeksi cacing, penyakit kulit, dsb.
Basofil melebihi normal atau basofilia dapat dijumpai pada leukemia granulositik kronik, polisitemia vera, setelah spelenektomi, dsb.
Pemeriksaan Sel darah Merah (Eritrosit)
Jumlah sel darah merah/eritrosit (Red Blood Cell/RBC), hemoglobin (Hb/HGB) dan hematokrit (Hct). Hemoglobin adalah zat warna darah berupa protein yang membawa oksigen didalam sel darah merah. Hematokrit adalah persentase sel darah merah atau eritrosit. Di laboratorium, yang RBC dan HGB, sementara Hct dihitung dari RBC. HGB dan Hct rendah dinamakan anemia. Anemia dapat disebabkan oleh kekurangan gizi, kehilangan darah, kerusakan sel darah internal, atau kegagalan untuk memproduksi darah dalam sumsum tulang. HGB tinggi dapat terjadi karena penyakit paru-paru, tinggal di tempat ketinggian tinggi, atau sumsum tulang berlebihan produksi sel darah.
Mean Corpuscular Volume (MCV) adalah rata-rata volume sel darah merah atau eritrosit. MCV dihitung dari RBC, HGB dan Hct. MCV membantu mendiagnosa penyebab anemia. Rendahnya nilai MCV mencerminkan kekurangan zat besi Fe), nilai MCV tinggi mencerminkan kekurangan vitamin B12 atau Asam Folat, tidak efektifnya produksi di sumsum tulang.
Pemeriksaan Trombosit
Trombosit atau platelet (Plt) adalah keeping-keping darah yang berfungsi dalam mencegah perdarahan. Jumlah trombosit yang tinggi atau trombositosis dijumpai pada perokok, stroke diabetic atau kelebihan produksi oleh sumsum tulang. Rendahnya jumlah trombosit atau trombositopenia dijumpai pada Immune Thrombocytopenia (ITP), kehilangan darah akut, demam berdarah dengue (DBD), efek obat (misalnya heparin), infeksi dengan keracunan darah, pembesaran limpa, kegagalan produksi dalam sumsum tulang, myelofibrosis atau leukemia.
Kecepatan Endap Darah (KED)
Istilah lain untuk KED ini adalah laju endap darah (LED) atau erythrocyte sedimentation rate (ESR) adalah kecepatan pengendapan sel darah merah dalam tabung tes dengan ukuran tertentu. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui adanya peradangan atau inflamasi. Nilai KED yang tinggi mencerminkan adanya peradangan atau inflamasi, dapat dijumpai pada : tuberculosis, arthritis rheumatoid, multiple myeloma (ME), tumor. KED tinggi juga dapat dijumpai pada kehamilan.
Sumber
Labels:
HEALTH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Terima kasih untuk info nya. Sangat bermanfaat bagi saya dan pembaca lainnya.
Post a Comment