.TEMPO Interaktif.MINGGU, 23 JANUARI 2011 | 18:18 WIB
TEMPO Interaktif, Rahmalia Sinta, 28 tahun, tak bisa lepas dari kopi. Secangkir kopi pada pagi dan sore adalah menunya setiap hari. Jika sedang dikejar tenggat pekerjaannya, lajang asal Bandung ini malah bisa meminum kopi lebih dari dua cangkir per hari.
"Saya memang senang kopi dan saya pernah baca di Internet bahwa kopi berguna untuk mencegah diabetes," kata Lia, panggilan akrab Rahmalia, ketika dihubungi Senin pekan lalu.
Ia tak pernah mengkonsultasikan kebiasaannya ini kepada dokter. Namun gadis yang berkantor di Jakarta Timur ini rajin melakukan cek darah untuk mengontrol kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida-nya. "Dari medical checkup rutin saya, kadar gula darah selalu di bawah normal," kata Lia.
Meski begitu, karena sadar dirinya menderita penyakit maag, Lia selalu memastikan baru akan minum kopi setelah perutnya terisi makanan. "Saya tak pernah minum kopi saat perut saya kosong karena saya takut maag saya bermasalah," katanya.
Beberapa penelitian memang telah menyebutkan kegunaan kopi untuk mencegah diabetes tipe 2. Namun belum ada yang mengetahui penyebabnya. Kini peneliti dari UCLA University of California, Los Angeles (UCLA), menemukan adanya mekanisme molekuler yang membuat kopi dapat membantu mencegah diabetes.
Penelitian itu menemukan bahwa ada protein yang disebut sex hormone-binding globulin (SHBG) yang mengatur aktivitas biologi dari hormon testosteron dan estrogen, yang berperan dalam perkembangan diabetes tipe 2. Mengkonsumsi kopi, menurut penelitian ini, meningkatkan kadar plasma SHBG.
Dr Simin Liu (profesor epidemiologi dan kesehatan) dan Atsushi Goto (mahasiswa doktoral di bidang epidemiologi UCLA) menemukan, wanita yang meminum sedikitnya empat cangkir kopi dalam sehari memiliki kemungkinan setengah kali lebih rendah untuk menderita diabetes dibanding wanita yang tidak meminum kopi.
American Diabetes Association memperkirakan sekitar 24 juta anak dan orang dewasa di Amerika Serikat--sekitar 8 persen dari populasi--menderita diabetes. Sebanyak 90-95 persen di antara mereka mengidap diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini yang paling umum diderita orang.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan, kopi dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap glukosa dengan menaikkan metabolisme tubuh. Namun penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Goto menemukan fakta bahwa protein SHBG dapat mengurangi risiko munculnya penyakit diabetes.
Penelitian yang sebelumnya dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine itu telah mengidentifikasikan dua mutasi dalam pengkodean gen SHBG. "Kandungan SHBG dalam darah memperlihatkan kerentanan genetis dalam mengembangkan diabetes tipe 2," kata Liu.
Penelitian ini mengambil sampel 359 penderita diabetes yang terpilih dari sekitar 40 ribu wanita yang mendaftar di Women's Health Study. Dari penelitian ini ditemukan, wanita yang meminum empat cangkir kopi per hari akan mengalami penurunan risiko terkena diabetes sebanyak 56 persen.
Ahli gizi Phaidon L. Toruan menjelaskan, kafein yang terkandung dalam kopi meningkatkan hormon adrenalin. Adrenalin ini kemudian mengaktifkan hormone sensitive lipase (HSL). HSL inilah yang membuka dan mengeluarkan lemak dari selnya.
Binaragawan, Phaidon melanjutkan, malah sering meminum kopi untuk membakar lemak. Lemak, seperti diketahui, dapat menjadi salah satu pencetus timbulnya penyakit diabetes. "Jadi, logikanya, kopi tanpa gula dapat membantu mencegah diabetes," katanya.
Phaidon sendiri memang pernah membaca jurnal tentang penelitian yang mempelajari peran kopi dalam penyakit diabetes. "Tapi di Indonesia belum ada penelitian itu," katanya.
Ahli gizi dari Universitas Indonesia, Ratna Djuwita Hotma, mengakui kopi dapat membantu menjaga kadar gula dalam tubuh tidak meningkat. "Namun ini tidak dapat digunakan sebagai promosi kesehatan bahwa kopi dapat menyembuhkan diabetes," kata Ratna.
FANNY FEBIANA | MEDICAL NEWS TODAY
0 comments:
Post a Comment