TEMPO Interaktif, Jakarta - Kadang-kadang ketidaktahuan adalah anugrah. Setelah membaca artikel ini, mungkin anda akan kecewa mengetahui betapa mudahnya orang berbohong (pada anda). Dibawah ini adalah beberapa teknik mendeteksi kebohongan berdasarkan Facial Action Coding System (FACS) dan ekspresi mikro.
FACS dikembangkan oleh Paul Ekman, profesor ilmu psikologi yang merintis riset emosi dan hubungannya dengan ekspresi wajah. Riset ini melibatkan lebih dari 3,000 ekspresi mikro dan gerakan wajah. Ketika skandal perselingkuhan Bill Clinton mencuat, Ekman langsung tahu kebenarannya berdasarkan cara Clinton menyanggah.
FACS sendiri tak hanya menerjemahkan kebohongan dari ekspresi wajah, tetapi juga kemarahan, kesedihan, kegembiraan, keterkejutan dan ketakutan. Polisi dan Psikolog Forensik masih menggunakan FACS dalam tafsir bahasa tubuh dalam mengungkap kasus kejahatan. Para animator juga menggunakan bahan yang sama untuk menggambar karakter-karakter mereka.
- Pupil mata membesar. Pada beberapa kasus, mereka cenderung mengedipkan mata. Pembohong sering menghindari kontak mata dan menoleh ke arah kanan.
- Sering menelan ludah. Ketika sedang beraksi si pembohong cenderung membasahi tenggorokannya. Ketika menelan ludah, si pembohong juga sedang berpikir untuk menutupi kebenaran.
- Bermain-main dengan jari mereka. Biasanya ini dilakukan anak-anak, tetapi orang dewasa juga melakukannya.
- Tangan cenderung menyentuh mulut, tenggorokan atau wajah, ketika seseorang sedang berbohong. Menyentuh hidung atau bagian belakang telinga juga berarti seseorang sedang berbohong.
- Gerakan tubuh akan terbatas. Gerakan tangan lengan dan kaki lebih ke dalam tubuh si pembohong. Pembohong cenderung menjaga jarak.
- Ekspresi wajah tak sejalan dengan ucapan. Seperti berkerut ketika berkata, “Aku cinta padamu.”
- Ketika berbohong, seseorang akan menempatkan objek lain seperti buku atau cangkir kopi antara dia dan orang yang dibohongi.
- Pembohong cenderung defensif dan menggunakan kata-kata yang sama persis ketika menjawab pertanyaan. Ketika ditanya, “Apakah kamu yang menghabiskan kue tadi malam?”, pembohong akan menjawab “Enggak, saya enggak menghabiskan kue tadi malam.”
- Menggunakan bahasa yang tak langsung (distancing language). Ketimbang mengatakan, “saya tak melihat wanita itu,” dia akan berkata, “saya tak benar-benar melihat wanita itu.”
- Pembohong tak nyaman dengan keheningan dalam percakapan, dia akan menambahkan detail tak penting ketika tak ada reaksi dari kebohongannya.
AMANDRA MM/BERBAGAI SUMBER
0 comments:
Post a Comment