Gold Price

Category

Search This Blog

Thursday, May 9, 2013

Think Out Of The Box





Sebuah perusahaan membuat test terhadap tiga calon staf penjualnya. 

Test nya unik, yaitu menjual SISIR di komplek Biara Shaolin.

Tentu saja, ini test yang cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir. 

Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.

Tapi, tidak dengan calon kedua. 

Ia berhasil menjual sepuluh sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang mengunjungi komplek biara itu, dan mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut menjadi berantakan.

Lalu bagaimana dengan calon ketiga?

Ia berhasil menjual 500 sisir !

Caranya?

Ia menemui kepala biara. Ia lalu meyakinkan kepala biara jika sisir itu bisa menjadi souvenir yang sangat menarik dan berguna untuk ditawarkan kepada pengunjung biara.

Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis. Sang kepala biara pun setuju.

Apa yang sering orang anggap sebagai penghambat terbesar dalam karier mereka ?

Bukankah banyak orang sering kali menyalahkan keadaan?
Itu yang membuat calon pertama gagal. 

Sementara calon kedua, sudah berani berpikir di luar kotak. Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat untuk merapikan rambut. 

Tetapi calon ketiga bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya sebagai alat merapikan rambut melainkan bisa juga menjadi barang souvenir.

Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tetapi, kita bisa mengerahkan segenap kekuatan dan pikiran kita untuk mencari solusi.

"Segenap kekuatan" bukan hanya terbatas otot atau semangat, melainkan juga pikiran, ilmu pengetahuan, dan kerja keras.

Pendek kata, kita perlu kreativitas otak dan upaya fisik.

Itulah potensi dalam diri kita yang dapat dipergunakan untuk mencapai keberhasilan dalam hidup.

Mari kita mulai dari sekarang... Belajar dari penjual sisir yang ketiga. 

Tidak ada yang namanya hambatan, yang ada hanya bagaimana cara kita harus berpikir untuk mencapai keberhasilan.



-----------------------------------------------------------------------



Sun Bin dan Pang Juan merupakan murid-murid Gui Gu Zi.  Pang Juan amat berambisi dan tamak.  Dia turun gunung terlebih dahulu, pergi ke negeri Wei kemudian menjadi jenderal besar.  Pang Juan mengetahui bahwa kepandaian Sun Bin melebihi dirinya.  Lalu dia berpura-pura mengundang Sun Bin dan memikirkan cara untuk menyingkirkan rekan seperguruannya ini.  Setelah Raja Wei melihat Sun Bin, ia bermaksud menguji kepandaian Sun Bin.  Raja Wei duduk di takhta, berkata pada seluruh jenderal dan pejabat,”Hari ini saya duduk di mimbar, ingin melihat apakah ada yang dapat membuat saya berjalan turun dari mimbar ini.”

Ada seorang jenderal yang dengan tergopoh-gopoh datang ke depan raja, mulutnya berteriak-teriak,”Ular!! Ular!!  Di belakang Paduka Raja ada ular beracun, cepat lari!”  Raja Wei tetap tenang, mengelus jenggotnya dan berkata,”Akal untuk menakuti anak kecil, mana bisa menipu saya?”  Jenderal tadi kembali ke tempatnya dengan lesu.

Lalu maju seorang pejabat sastra dengan muka berseri melapor,”Paduka Raja, di kebun depan ada sebuah pohon yang tiba-tiba mengeluarkan emas, silakan Paduka Raja melihatnya!”  Raja Wei hanya tertawa dingin dan tetap diam di tempatnya.  Pejabat ini pun hanya bisa mundur.

Para pejabat bermaksud menunjukkan kemampuan mereka, mengeluarkan semua akal dan taktik, tetapi Raja Wei tetap diam tak bergerak.  Saat itu, Pang Juan maju dan berkata,”Hamba punya satu taktik, pasti bisa membuat Paduka Raja turun, hanya saja saya tidak berani melaksanakannya.”

Raja Wei berkata,”Coba kamu katakan.”

Pang Juan menjelaskan,”Saya meletakkan api di belakang kursi Paduka, Paduka pasti akan turun.”

Mendengar itu, Paduka Wei hanya tersenyum simpul,”Taktik api? Taktik yang bagus!”  Setelah itu, raut wajah Raja Wei berubah,”Kurang ajar!”

Pang Juan pun mundur tergesa-gesa.

Raja Wei melihat ke arah Sun Bin yang tidak bergerak dan tidak bersuara, lalu berkata,”Saya dengar kamu adalah murid kesayangan Tuan Gui Gu Zi, pasti kamu punya akal yang bagus!”

Sun Bin maju ke depan dan berkata,”Paduka Raja hari ini memutuskan untuk tidak turun, dewa sekalipun tidak dapat memaksa Paduka turun!”  Raja Wei merasa senang sebab dibalik kata-kata Sun Bin mengandung pujian.  Sun Bin melanjutkan,”Tetapi, seandainya posisi kita dibalik, keadaannya pasti tidak sama.  Bila Paduka berdiri di bawah mimbar, saya punya cara untuk membuat Paduka duduk kembali di atas mimbar.”

Raja Wei menggoyangkan tangan dan berkata,”Bukannya sama saja? Tetapi karena kamu sudah mengatakannya dan saya ingin melihat apakah ada cara yang dapat kamu gunakan untuk membuat saya duduk kembali di atas mimbar?”

Selesai berkata, Raja Wei meninggalkan mimbar, turun dan berdiri di bawah, lalu berkata,”Kamu mau menggunakan cara apa yang dapat membuat saya duduk di atas, coba katakan!!”

Sun Bin berkata,”Paduka, saya telah membuat Anda turun.”

Raja Wei baru sadar, tertawa terbahak-bahak, dan memuji kepandaian Sun Bin.

Makna cerita tersebut adalah terkadang kita harus berpikir kreatif, out of the box, untuk menyelesaikan masalah yang kelihatannya mudah.




-----------------------------------------------------------------------




Dikisahkan ada seorang pemuda yang menyetir mobil pick up dengan muatan yang sangat penuh di bak belakang dan di jok depan juga sudah diisi beberapa barang sampai hanya tersisa 1 kursi

Di tengah perjalanan yang diiringi dengan hujan yang sangat lebat, sang pemuda ini melihat 3 orang berdiri di pinggir jalan sambil menggigil kedinginan

Dilihatnya ada orang tua yang sedang sakit dan menggigil kedinginan

Lalu ada juga seorang pemuda yang pernah menolongnya sewaktu dia mengalami kesusahan dan tentu saja si pemuda itu sangat kenal baik dengan si pemuda sopir ini

Yang terakhir adalah seorang wanita cantik yang seksi yang semakin kelihatan kecantikannya di bawah terpaan hujan deras

Sang pemuda ini bingung mana yang harus ditolong, dia bingung karena jok mobil hanya cukup untuk 1 orang saja

Jika dia menolong orang tua yang sakit maka dia tidak enak sama temannya yang dulu pernah menolongnya di waktu susah

Kalau menolong temannya maka dia merasa tidak enak karena harus menelantarkan orang tua yang sedang sakit

Dan kalau memilih menolong wanita seksi yang kehujanan maka pasti orang tua dan temannya akan menyumpahi 7 turunan

Lalu kira-kira mana yang harus ditolong dalam kondisi tersebut..??

Jawaban yang paling enak adalah…., menyerahkan mobil ke temannya agar bisa membawa orang tua yang sakit ke Rumah Sakit sedangkan dia sendiri akan berduaan bersama wanita cantik sambil menunggu hujan reda hehehe…..

Maksud cerita diatas adalah dalam kondisi yang serba terbatas, kita harus bisa cepat mengambil keputusan yang di luar kebiasaan karena situasi dan kondisi yang mengharuskan seperti itu

Jika dalam kondisi cerita diatas, biasanya kita akan memikirkan siapa yang harus ditolong terlebih dahulu sambil kita (diwakili si pemuda) tetap di dalam mobil menolong salah satu dari mereka

Tidak ada yang salah kalaupun harus menolong salah satu tetapi akan lebih memuaskan semua pihak jika bisa berpikir Out of The Box

Salah satu cara membiasakan berpikir Out of The Box adalah selalu melakukan hal yang berbeda untuk pekerjaan yang sama

Misal kita sering ke pergi melalui jalur kanan maka untuk esok hari bisa dirubah ke jalur kiri atau sama sekali tidak pakai jalur

Berpikir liar dan segera mewujudkannya adalah cara terbaik untuk mencapai keberhasilan.

1 comments:

Pety said...

Good article... I'll pass to others

Post a Comment