Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Sunday, September 30, 2012
Life is Like a Cup of Coffee
Spiritual Story by Unknown
A group of alumni, highly established in their careers, got together to visit their old university professor. Conversation soon turned into complaints about stress in work and life.
Offering his guests coffee, the professor went to the kitchen and returned with a large pot of coffee and an assortment of cups - porcelain, plastic, glass, crystal, some plain looking, some expensive, some exquisite - telling them to help themselves to the coffee.
When all the students had a cup of coffee in hand, the professor said: "If you noticed, all the nice looking expensive cups have been taken up, leaving behind the plain and cheap ones. While it is normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of your problems and stress.
Be assured that the cup itself adds no quality to the coffee. In most cases it is just more expensive and in some cases even hides what we drink. What all of you really wanted was coffee, not the cup, but you consciously went for the best cups... And then you began eyeing each other's cups.
Now consider this: Life is the coffee; the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain Life, and the type of cup we have does not define, nor change the quality of life we live.
Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee. Savor the coffee, not the cups! The happiest people don't have the best of everything. They just make the best of everything. Live simply. Love generously. Care deeply. Speak kindly.
------------------------------------------------------------------------
Sekelompok alumni, yang sudah sangat mapan dalam karir mereka, berkumpul untuk mengunjungi seorang profesor universitas lama mereka. Percakapan segera berubah menjadi keluhan tentang stres dalam pekerjaan dan kehidupan mereka.
Menawarkan kopi kepada tamunya, sang profesor kemudian ke dapur dan kembali dengan sebuah teko besar yang berisi kopi serta bermacam-macam cangkir, ada yang terbuat dari porselin, plastik, gelas, kristal, ada juga yang polos, serta beberapa cangkir terkesan mahal, kemudian sang profesor mempersilahkan mereka untuk mengambil cangkir dan tuang kopi sendiri.
Ketika para alumni sudah memegang secangkir kopi di tangan, sang professor kemudian berkata "Jika Anda perhatikan, semua cangkir yang bagus dan mahal telah diambil kalian, yang tertinggal hanyalah cangkir biasa dan murah. Memang ini adalah normal dan wajar bagi Anda untuk ingin mendapatkan yang terbaik bagi dirimu, namun itulah yang merupakan sumber dari masalah dan stres Anda.
Yakinilah bahwa cangkir itu sendiri tidak menambah kualitas apapaun kepada kopi yang anda minum. Cangkir mahal tersebut hanyalah menambah kemahalan secangkir kopi, dan beberapa kasus bahkan cangkir menyembunyikan apa yang kita minum. Padahal yang Anda benar-benar inginkan adalah kopi tersebut dan bukan cangkirnya, tetapi secara naluri kalian tentu menginginkan cangkir yang terbaik... Dan kemudian Anda pun mulai melirik cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkan dengan cangkir sendiri.
Sekarang pertimbangkan ini "Hidup adalah kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkir. Mereka hanyalah alat untuk mendukung dan mengeliling hidup kita, dan berbagai jenis cangkir yang kita miliki tidak bisa menentukan, atau bahkan mengubah kualitas kehidupan yang kita jalani.
Sering kali kita berkonsentrasi pada sebuah cangkir, kita jadi lupa untuk menikmati kopinya. Kita ingin menikmati kopi, bukan cangkirnya!
Orang yang paling bahagia tidak memiliki yang terbaik dari segala sesuatu. Mereka hanya membuat yang terbaik dari segala sesuatu yang ada.
Hidup sederhana.
Mencintai dengan tulus hati.
Peduli dengan sesama insan manusia.
Berbicaralah dengan baik.
Source
Friday, September 28, 2012
Lengan Ibunda
(diambil dari: Buku Kafe Etos, karya Jansen Sinamo)
Suatu hari seorang anak remaja secara tidak sengaja mendapati bahwa lengan ibunya ternyata jelek sekali, penuh dengan bekas luka bakar. Selama ini sang ibu berhasil menyembunyikannya dengan selalu memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan. Si remaja kaget, terkejut dan menunjukkan mimik tidak suka, bahkan terlihat merasa jijik.
Ibu yang melihat reaksi anaknya demikian berkata dengan lembut "Nak, kamu ke sini deh sebentar. Ibu mau cerita tentang lengan ini." Perlahan si anak mendekati ibunya.
"Kamu tahu kenapa lengan Ibu jelek seperti ini?" tanyanya. Si anak menggeleng.
"Ceritanya begini. Dulu ketika kamu masih bayi, kita dalah keluarga baru yang datang dari Sumatera merantau ke Jakarta. Ayahmu hanya mampu mengontrak rumah sederhana di pemukiman padat. Setiap hari ayahmu membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kita. Sedangkan Ibu selain mengasuh kamu juga harus bekerja sebagai buruh cuci."
Suatu hari, ketika Ibu sedang mencuci, terdengar teriakan, "Kebakaran..kebakaran..kebakaran..!" Dengan panik, Ibu meninggalkan cucian, berlari menuju kebakaran. Dan sesampai di sana Ibu langsung lemas, karena ternyata rumah kita sedang diamuk api."
"Tahukah di mana kamu saat itu? Tertidur pulas di kamar! Dengan histeris Ibu menerobos masuk, tetapi segera dihalangi sejumlah laki-laki bertangan kuat. Tentu tak mungkin Ibu membiarkan kamu dilalap api. Dengan sekuat tenaga dibantu badan licin berbalut sabun, Ibu pun terlepas."
"Ibu menerobos masuk, menerjang pintu kamar, dan menemukan kamu sudah dikelilingi api. Syukur kamu belum apa-apa. Dengan segera Ibu membungkus kamu dengan sarung Ibu yang memang sedang basah. Tinggal, bagaimana caranya keluar? Asap hitam di mana-mana dan Ibu kehilangan arah. Tapi Ibu nekat menerobos dan berhasil menemukan pintu."
"Sayang, karena panik, Ibu tidak memperhatikan sekeliling. Sebatang balok yang menyala menimpa bahu dan lengan Ibu. Kamu terlepas dan diselamatkan warga. Tapi seperti inilah lengan Ibu jadinya."
Mendengar kisah dramatis itu, si remaja diam terpaku, terpesona. Perasaan haru memenuhi hatinya sehingga tanpa sadar air mata pun meleleh di pipinya. Perlahan ia mendekatkan dirinya ke tangan ibunya, memeluk, dan menciuminya seraya berkata, "Tangan Ibu hebat. Aku bangga. Ibu begitu sayang, rela mengorbankan segalanya demi aku. Aku sayang lengan Ibu."
Sesuatu itu baik atau buruk tergantung pada bagaimana kita melihatnya. Lengan Ibu tampak buruk tanpa kisah di baliknya. Namun ketika kisahnya dibentangkan, seketika terjadi perubahan pandangan: dari lengan buruk menjadi lengan indah.
Etos 5: Kerja adalah ibadah, aku bekerja serius penuh kecintaan; menuntut kita menggeser cara pandang pada pekerjaan. Ketika kita bekerja dengan niat untuk dipersembahkan kepada Tuhan -dengan paradigma keberibadahan- dalam sekejap wajah pekerjaan pun menjadi mulia.
Wajah kerja sering terasa buruk. Bisa karena upahnya yang kecil, jaraknya yang jauh dari rumah, suasana yang monoton, fasilitasnya yang tak sebaik harapan, teman sekantor yang tak bersahabat, dan banyak alasan lainnya. Namun jika kita mengerti bahwa pekerjaan adalah cara Tuhan memberkati kita, juga membentuk pribadi kita menjadi insan terbaik, maka timbullah kesadaran: pekerjaan itu sangat berharga, bahkan mulia hakikatnya.
Renungkanlah makna baru pekerjaan Anda. Dengan pekerjaan itu, melalui pekerjaan itu, Anda pernah, sedang, dan akan diberkati Tuhan. Dengan cara demikian, seperti bunyi etos ini, kerja adalah ibadah, maka kita harus mampu bekerja serius penuh kecintaan dan penuh sukacita.
Sumber
Suatu hari seorang anak remaja secara tidak sengaja mendapati bahwa lengan ibunya ternyata jelek sekali, penuh dengan bekas luka bakar. Selama ini sang ibu berhasil menyembunyikannya dengan selalu memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan. Si remaja kaget, terkejut dan menunjukkan mimik tidak suka, bahkan terlihat merasa jijik.
Ibu yang melihat reaksi anaknya demikian berkata dengan lembut "Nak, kamu ke sini deh sebentar. Ibu mau cerita tentang lengan ini." Perlahan si anak mendekati ibunya.
"Kamu tahu kenapa lengan Ibu jelek seperti ini?" tanyanya. Si anak menggeleng.
"Ceritanya begini. Dulu ketika kamu masih bayi, kita dalah keluarga baru yang datang dari Sumatera merantau ke Jakarta. Ayahmu hanya mampu mengontrak rumah sederhana di pemukiman padat. Setiap hari ayahmu membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kita. Sedangkan Ibu selain mengasuh kamu juga harus bekerja sebagai buruh cuci."
Suatu hari, ketika Ibu sedang mencuci, terdengar teriakan, "Kebakaran..kebakaran..kebakaran..!" Dengan panik, Ibu meninggalkan cucian, berlari menuju kebakaran. Dan sesampai di sana Ibu langsung lemas, karena ternyata rumah kita sedang diamuk api."
"Tahukah di mana kamu saat itu? Tertidur pulas di kamar! Dengan histeris Ibu menerobos masuk, tetapi segera dihalangi sejumlah laki-laki bertangan kuat. Tentu tak mungkin Ibu membiarkan kamu dilalap api. Dengan sekuat tenaga dibantu badan licin berbalut sabun, Ibu pun terlepas."
"Ibu menerobos masuk, menerjang pintu kamar, dan menemukan kamu sudah dikelilingi api. Syukur kamu belum apa-apa. Dengan segera Ibu membungkus kamu dengan sarung Ibu yang memang sedang basah. Tinggal, bagaimana caranya keluar? Asap hitam di mana-mana dan Ibu kehilangan arah. Tapi Ibu nekat menerobos dan berhasil menemukan pintu."
"Sayang, karena panik, Ibu tidak memperhatikan sekeliling. Sebatang balok yang menyala menimpa bahu dan lengan Ibu. Kamu terlepas dan diselamatkan warga. Tapi seperti inilah lengan Ibu jadinya."
Mendengar kisah dramatis itu, si remaja diam terpaku, terpesona. Perasaan haru memenuhi hatinya sehingga tanpa sadar air mata pun meleleh di pipinya. Perlahan ia mendekatkan dirinya ke tangan ibunya, memeluk, dan menciuminya seraya berkata, "Tangan Ibu hebat. Aku bangga. Ibu begitu sayang, rela mengorbankan segalanya demi aku. Aku sayang lengan Ibu."
Sesuatu itu baik atau buruk tergantung pada bagaimana kita melihatnya. Lengan Ibu tampak buruk tanpa kisah di baliknya. Namun ketika kisahnya dibentangkan, seketika terjadi perubahan pandangan: dari lengan buruk menjadi lengan indah.
Etos 5: Kerja adalah ibadah, aku bekerja serius penuh kecintaan; menuntut kita menggeser cara pandang pada pekerjaan. Ketika kita bekerja dengan niat untuk dipersembahkan kepada Tuhan -dengan paradigma keberibadahan- dalam sekejap wajah pekerjaan pun menjadi mulia.
Wajah kerja sering terasa buruk. Bisa karena upahnya yang kecil, jaraknya yang jauh dari rumah, suasana yang monoton, fasilitasnya yang tak sebaik harapan, teman sekantor yang tak bersahabat, dan banyak alasan lainnya. Namun jika kita mengerti bahwa pekerjaan adalah cara Tuhan memberkati kita, juga membentuk pribadi kita menjadi insan terbaik, maka timbullah kesadaran: pekerjaan itu sangat berharga, bahkan mulia hakikatnya.
Renungkanlah makna baru pekerjaan Anda. Dengan pekerjaan itu, melalui pekerjaan itu, Anda pernah, sedang, dan akan diberkati Tuhan. Dengan cara demikian, seperti bunyi etos ini, kerja adalah ibadah, maka kita harus mampu bekerja serius penuh kecintaan dan penuh sukacita.
Sumber
Cita-Cita yang Tertunda
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup di keluarga yang sederhana. Ia punya cita-cita yang tinggi. Saat masih remaja, dia berkata kepada dirinya sendiri, “Suatu saat nanti, aku akan melakukan apa yang menjadi cita-cita dalam hidupku, dan pada saat itu aku akan bahagia..”
Dia senang membayangkan dirinya sudah memiliki sebuah mobil mewah, mengendarainya, dan merasakan kebanggaan yang tidak terhingga karena dia dikagumi dan dibanggakan oleh banyak orang. Maka, walaupun kemiskinan tetap diakrabi dalam kesehariannya, sikapnya menjadi angkuh dan sombong karena dia merasa kelak pasti akan kaya raya seperti yang diangankan.
Ketika ditanya apakah telah melakukan sesuatu oleh teman-temannya, ia menjawab, “Tunggu saja kawan, nanti akan kulakukan setelah aku lulus sekolah.”
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, ia kembali berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orangtuanya bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya nanti, setelah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya.
Sebelum melangkah ke dunia kerja, dia meminta nasihat kepada seorang guru besar tentang banyak hal yang dicita-citakan. Beliau berkata, “Semua yang kamu inginkan, mobil dan rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya, adalah sesuatu yang bagus. Dan sesungguhnya, mobil dan rumah mewah itu diciptakan untuk kita yang mau dan mampu memilikinya. Dia tidak kemana-mana, kitalah yang harus bergerak untuk menghampiri dan mendapatkannya.”
Mendengar tuturan si guru, pemuda itu merasa puas. Sebab, ia makin yakin dengan anggapannya bahwa mobil dan rumah tidak akan ke mana-mana. Maka, ia pun bekerja seadanya. Setelah beberapa tahun bekerja, orangtuanya menanyakan, “Anakku, kapan kamu akan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-citamu?”
“Aku berjanji akan mengejar cita-citaku setelah menikahi gadis yang aku cintai. Karena dengan adanya dia sebagai pendamping hidup, maka langkahku akan mantap untuk mengejar cita-citaku.”
Sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun kemudian, ia mulai menua. Dalam hati, ia pun berkata, “Rupanya, sudah terlambat untuk memulainya sekarang. Sebab, umurku sudah tak lagi muda.”
Begitulah, cita-cita si pemuda akhirnya hanya menjadi angan-angan dan omong kosong belaka. Kini, ia hanya bisa merasakan kepuasan semu dengan menikmati setiap hari dalam kehidupannya untuk mengkhayal, seandainya ia menjadi seperti yang ia cita-citakan.
Netter yang bijaksana,
Kebiasaan menunda dari waktu ke waktu, dapat membuat seseorang yang pada awalnya bersemangat bermimpi, akan kehilangan gairah, arah, tujuan dan berlari menjauh dari apa yang menjadi impiannya. Sebab, menunda sebenarnya hanya akan mengubur kesempatan demi kesempatan yang ada untuk mewujudkan impian.
Karena itu, cita-cita selamanya akan menjadi khayalan belaka jika kita tidak memulainya dengan rencana! Dan, yang utama, rencana tanpa tindakan nyata juga hanya akan jadi bualan semata.
Mari, selagi masih ada waktu, gunakan sebaik-baiknya waktu kita untuk menyusun kehidupan dan meraih kesempatan, demi menggapai cita-cita.
Salam sukses luar biasa!
- Andriewongso -
Sunday, September 23, 2012
Mengungkap Manfaat Vitamin C
KOMPAS.com - Sebagai vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan manfaat vitamin C dalam menurunkan kadar kolesterol dan memproduksi bahan kimia tertentu pada otak. Selain itu, tingginya kandungan antioksidan pada vitamin C juga dapat menyapu radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh.
Dari sekian banyak manfaat yang telah dijabarkan, ternyata masih banyak lagi manfaat dari vitamin C yang belum terungkap, seperti dikutip Besthealthmag berikut ini:
1. Mencegah stroke
Ada banyak bukti bahwa diet tinggi antioksidan yang kaya buah dan sayuran membantu menangkal penyakit kardiovaskular. Namun beberapa studi penting menunjukkan bahwa mereka dengan tingkat tertinggi vitamin C dalam tubuh mereka berada pada risiko terendah untuk menderita stroke (terutama pada wanita).
2. Melawan kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa wanita yang mengasup banyak vitamin C dari makanan seperti buah-buahan atau sayur (bukan suplemen), memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara. Bahkan beberapa riset mengindikasikan vitamin C sebagai racun bagi sel-sel kanker tertentu.
3. Meningkatkan mood
Sejak dulu sudah diketahui bahwa kekurangan vitamin C dapat menyebabkan perubahan psikologis. Belum lama ini, peneliti dari McGill University menunjukkan bahwa pemberian suplemen vitamin C (500 mg dua kali sehari) bagi pasien rawat inap yang kekurangan vitamin C, secara signifikan membantu meningkatkan suasana hati mereka.
4. Mengobati infeksi vagina (BV)
Infeksi vagina merupakan penyebab paling umum dari keputihan dan biasanya menimbulkan bau tidak sedap, yang memengaruhi hingga 30 persen wanita hamil dan sepersepuluh wanita yang tidak hamil. Dua studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian vitamin C tablet untuk vagina (250 mg selama enam hari) dapat mengobati bacterial vaginosis (BV) dengan cara menurunkan pH vagina dan mengembalikan ke kondisi semula.
5. Memperbaiki kulit
Vitamin C adalah antioksidan yang paling banyak dibutuhkan kulit, di mana ia membantu menetralkan radikal bebas yang menumpuk akibat paparan sinar matahari dan usia. "Pemberian vitamin C yang dikombinasi dengan bahan lain, memperbaiki beberapa tanda-tanda penuaan termasuk garis-garis halus, pigmentasi tidak merata, warna kulit dan tekstur," kata Dr Mariusz Sapijaszko, direktur medis dari Youthful Image Cosmetic Surgery Clinic dan seorang profesor dermatologi di University of Alberta.
6. Berapa dosis yang diperlukan?
Angka asupan vitamin C yang direkomendasikan sebenarnya masih menjadi perdebatan dan bervariasi pada setiap negara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) misalnya menetapkan hanya 45 mg sehari, Food Standard Agency di Inggris sebesar 40 mg per hari, dan National Academy of Sciences di Amerika Serikat antara 60 - 95 mg per hari. Di AS, jumlah asupan maksimal yang masih dapat ditoleransi adalah 2.000 milligram per hari.
Sumber terbaik vitamin C berasal dari buah segar, sayuran dan jus. Setengah cangkir (125 ml) jus jeruk mengandung sekitar 50 mg vitamin C. Selain jeruk, Anda bisa mendapatkan sumber vitamin C lainnya dari kiwi, stroberi, paprika, dan sayuran brassica seperti brokoli dan kubis.
Sumber : besthealthmag
Editor : Asep Candra
Saturday, September 22, 2012
VA - High-End Test CD (1994)
Various – High-End Test CD (1994)
Vanguard Classics | 1994 | Test Classical | EAC RIP | FLAC+CUE+LOG+HQ-Covers (400Dpi) | 359Mb+13Mb
Simply a useful CD to test the basic capabilities of your stereo equipment. This CD contains various technical tests, recordings of solo instruments, recording techniques, outdoor recordings, and various brilliant recordings of music. The booklet is in Dutch only, the CUE sheet is undefined, but for the critical listener this CD may be a(nother) helpfull instrument, no more and no less.
Tracklist:
Tracks 01–09 – Various Technical Tests
Tracks 10-21 – Various Recordings of Solo Instruments
Tracks 22-23 – Recording Techniques
Tracks 24-29 – Various Outdoor Recordings
Tracks 30-42 – Various Recordings of Music
Sound Quality: 9/10
DOWNLOAD
Menerima dan Mengubah Kegagalan Menjadi Peluang Emas
“Success is the proper utilization of failure.” Unknown
Kegagalan merupakan bagian proses dari proses kehidupan yang tidak dapat kita hindari. Kita akan kehilangan lebih banyak energi ketika mencoba lari dari kenyataan telah mengalami kegagalan. Menerima kegagalan dan mencari hikmah atau peluang emas di balik kegagalan ini akan jauh lebih baik. Setidaknya ada 7 alasan mengapa kita sebaiknya menerima kegagalan :
- Kegagalan memberi kita kesadaran telah melakukan kesalahan. Dari kesalahan itulah kita dapat memperoleh pengalaman emosional serta lebih banyak ilmu untuk melakukan terobosan-terobosan revolusioner atau menciptakan ladang usaha yang potensial.
- Kegagalan membuat kita lebih kuat. Pada awal mengalami kegagalan memang keadaan kita menjadi berantakan. Tetapi situasi tersebut dapat kita jadikan motivasi untuk tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Itulah mengapa kegagalan dapat memperkokoh karakter seseorang.
- Kegagalan menginspirasi dan membakar semangat kita. Jadikanlah kegagalan sebagai bahan bakar untuk lebih fokus dan bekerja lebih keras dari sebelumnya. Michael Jordan pernah dikeluarkan dari tim basket di sekolahnya. “It was good because it made me know what disappointment felt like. And I knew that I didn’t want to have that feeling ever again.– Itu bagus karena membuat saya merasakan bagaimana rasanya kecewa, dan saya tak ingin merasakan hal yang sama (kekecewaan),” katanya pada Chicago Tribune. Hal inilah yang menyebabkan etos kerjanya tinggi, sehingga mengangkat reputasinya menjadi pebasket legendaris di dunia.
- Kegagalan menjadikan sikap seseorang menjadi lebih lembut dan berempati kepada sesama. Ada seorang selebritis bernama Terry Fox, pada tahun 1980 ia mendonasikan uang USD 1 juta untuk penelitian kanker. Uang tersebut ia kumpulkan dari honor olah raga lari sejauh 3.339 mil, sebelum akhirnya ia meninggal dunia karena kanker.
- Kegagalan membangun keberanian. Jika Anda mampu melihat kegagalan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan, maka Anda akan mampu menerima segala kemungkinan dan dengan mudah Anda berani mengambil resiko lebih banyak.
- Kegagalan merupakan salah satu jalan yang akan membawa kita pada kesempatan atau peluang yang lebih bagus. Ada seorang mantan pegawai yang telah di-PHK 10 kali selama bekerja 12 tahun. Kegagalan tersebut telah membuatnya menguasai ilmu untuk bertahan dari bermacam tantangan dan kepekaannya semakin tinggi sehinga ia pintar mengantisipasi jika keadaan memburuk. Kemampuan itulah yang membuatnya diterima di sebuah perusahaan lain yang lebih besar dan ia mencapai karir yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
- Kegagalan menjadikan kesuksesan yang tercapai terasa lebih manis. Kita cenderung lebih menghargai sebuah kemenangan setelah mencicipi kekalahan.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita capai dengan menerima kegagalan sebagai bagian penting dari proses kehidupan. Kegagalan dapat kita ubah menjadi peluang baru yang lebih potensial dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Lalu langkah apa saja yang dapat kita lakukan agar kegagalan itu menjadi peluang emas?
- Pertama adalah menerima kegagalan, tetapi menolak menyerah dengan tetap memelihara semangat juang. Lalu bergegas mengidentifikasi kesalahan, dan menganalisa penyebabnya.
- Ketika Anda berhasil mengidentifikasi kesalahan dan penyebabnya, maka segeralah lakukan perbaikan. Jika diperlukan kembangkanlah sistim baru agar kesalahan serupa tidak terulang kembali. Belajarlah dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi. Einstein mengatakan, “Insanity is doing the same thing over & over again & expecting different result. – Suatu kebodohan jika kita melakukan hal yang sama berulang-ulang tetapi kita menginginkan hasil yang berbeda.”
- Segera melakukan tindakan dan menjadikan setiap situasi sebagai kesempatan kedua yang potensial. Tindakan cepat akan sangat membantu Anda menghindari kerugian yang lebih besar.
- Fokuslah pada hasil dan tetaplah bersemangat, dan jangan lagi menengok ke belakang atau surut langkah karena kendala yang akan menghadang.
- Berani mengambil resiko, dan menganggapnya sebagai bagian dari ekplorasi. Keberanian mengambil resiko memungkinkan Anda untuk terus berkembang.
- Yang terakhir adalah menikmati setiap proses yang dialami, entah senang, sedih, menemui kemudahan atau kesulitan, mendapati situasi memburuk atau membaik dan lain sebagainya. Ketika kita benar-benar berhasil mewujudkan impian kedalam kenyataan, tentu itu akan menjadi saat yang paling membahagiakan dari serangkaian proses yang Anda jalani.
Sebenarnya realitas hidup ini sangat menarik, karena disaat gagal sekalipun ternyata masih ada peluang emas. Oleh sebab itu, pandanglah setiap halangan, tantangan, kesedihan, kesulitan ataupun penolakan sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan peluang emas yang baru. Itulah sikap yang harus kita kembangkan agar Anda dapat dengan mudah bangkit dari kegagalan dan memungkinkan kita semua menikmati kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.Kunjungi websitenya di http://www.andrewho-uol.com
Monday, September 3, 2012
Mitos Rematik
Kompas By : Nofa Farida | Jumat, 27 Juni 2008 | 09:31 WIB
TPG IMAGES
Banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat tentang rematik. Pengetahuan yang keliru ini yang kemudian bisa menimbulkan kekeliruan dalam menyikapinya. Inilah mitos-mitos tersebut.
1. Mitos: Rematik disebabkan oleh cuaca dingin, seringnya mandi malam, terlalu sering mandi dan sering berada dalam ruangan dingin atau ber-AC. Mitos ini memang amat populer. Namun, tidak terbukti kebenarannya, karena secara patologis tidak ada kaitannya antara mitos tersebut dengan timbulnya penyakit rematik.
Fakta: Air atau udara dingin akan menyebabkan kapsul sendi mengkerut. Hal ini tentunya bisa menambah rasa nyeri penderita rematik yang sendinya memang sudah sakit. Sebaiknya, penderita rematik memang mandi air hangat hingga mengurangi nyeri pada persendiannya.
2. Mitos: Rematik disebabkan oleh makanan seperti jeroan. Mitos ini juga banyak dipercaya oleh sebagian besar masyarakat.
Fakta: Dari sekitar lebih dari 100 macam rematik, hanya satu yang berkaitan dengan makanan (jeroan), yaitu Artritis Gout/Pirai.
3. Mitos: Rematik disebabkan oleh faktor keturunan.
Fakta: Meskipun mitos ini tidak seluruhnya salah, tapi masih tetap harus diluruskan. Tidak semua rematik diturunkan. Memang ada beberapa jenis rematik akibat faktor genetik.
4. Mitos: Rematik memerlukan antibiotika untuk mengatasi sendi yang bengkak.
Fakta: Antibiotika hanya digunakan pada arthritis yang disebabkan oleh infeksi (Septik Artritis). Bila tidak infeksi, antibiotika tidak diperlukan. Antibiotika juga tidak diberikan secara rutin walaupun sendi terlihat membengkak dan merah.
5. Mitos: Wanita hamil dan menyusui rawan terkena rematik.
Fakta: Penelitian terbaru American College of Rheumatology di New Orleans, Louisiana, menyatakan bahwa wanita yang menyusui bayi mereka selama dua tahun atau lebih, kecil kemungkinannya terkena penyakit artritis rematoid dibandingkan wanita yang hanya menyusui bayi kurang dari tiga bulan.
Saturday, September 1, 2012
KECERDASAN SPIRITUAL (SPIRITUAL QUOTIENT)
Tony Buzan
Pada abad 21, gerakan kerohanian akan menjadi salah satu dari 10 gerakan utama dunia.
John C. Friel dan Linda D. Friel
A. PENGERTIAN KECERDASAN SPRITUAL
SPIRITUALITAS adalah kapasitas inheren di dalam diri manusia. Kapasitas untuk apa?
B. TUJUAN KECERDASAN SPIRITUAL
- Mempunyai hubungan dengan sesuatu di luar kita (Tuhan, Allah, Hyang Widhi, Dewa)
- Mempunyai perasaan mendalam dalam berhubungan dengan semua makluk
- Mempunyai perasaan takjub serta kagum akan alam semesta yang sulit digambarkan, dimana kita merasa sangat kecil dan tak berarti.
SPIRITUALITAS erat kaitannya dengan seksualitas, kerendahan hati, rasa malu, syukur dan cinta.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL mempunyai KEARIFAN, tahu kapan berbicara kapan diam, kapan berusaha mengubah sesuatu kapan tidak, kapan harus menyerah kapan harus berjuang tanpa mengenal lelah.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL diperlengkapi dengan RASA MALU yang sehat.
Rasa malu yang sehat melahirkan TANGGUNG JAWAB.
C. BENTUK KECERDASAN SPIRITUAL
VERTIKAL
Berhubungan dengan YANG MAHA KUASA, melalui doa, dzikir, pujian dan melalui sikap tubuh tertentu
Semua yang terbentang di alam raya ini adalah
- bukti ke MAHA KUASAAN-NYA
- bentuk KEHADIRAN-NYA
- bukti KEMURAHAN-NYA
- bukti PEMELIHARAAN-NYA
ALBERT EINSTEIN:
Terhadap ke-MAHA-an itu kita hanya bisa menundukkan kepala dan berjalan dengan diam
HORISONTAL
Dalam menemukan NILAI (value) dalam praktik kehidupan sehari-hari. Dalam berhubungan dengan orang lain, dalam belajar, dalam bekerja, dalam segala hal yang kita lakukan sehari-hari.
Seorang yang mempunyai KECERDASAN SPIRITUAL mampu memberi makna pada apa yang dilakukannya.
Memang sulit mempertahankan KECERDASAN SPIRITUAL saat ujian jeblok, diputus pacar, kehilangan orang yang kita cintai, sakit gigi atau ngantuk sementara masih ada tugas yang harus diselesaikan.
BUAH dari aspek horisontal ini adalah HATI NURANI. Hidup kita dituntun oleh hati nurani.
D. SUMBER KECERDASAN SPIRITUAL
Manusia mempunyai 3 (tiga) dimensi
- TUBUH : Dimensi fisik
- JIWA : Dimensi kognitif
- ROH : Dimensi batin
Karena manusia mempunyai ROH maka kita disebut MANUSIA SPIRITUAL (HOMO RELIGIOSUS).
ROH itu pulalah yang membuat hati kita dapat digetarkan oleh kekuatan Yang Maha Tinggi dan kekuatan cinta. Dengan demikian kita bisa berhubungan dengan Yang Maha Tinggi tersebut.
E. HAMBATAN-HAMBATAN MENUJU KECERDASAN SPIRITUAL
1. AROGANSI (Kesombongan)
Mengandalkan kekuatan pikiran sendiri. Tidak mau mengakui adanya suatu kekuatan di luar dirinya. Tidak memerlukan Tuhan.
- Kenyataan: KITA TIDAK BISA HIDUP TANPA TUHAN
2. SIKAP SINIS (Tidak Mempercayai Siapa pun)
Dunia makin kompleks sekaligus makin mencemaskan. Kita terjebak mencurigai setiap orang. Jangan-jangan ia akan mencopet, akan menjahili saya, akan menodong, akan merampok, akan mencederai atau akan merugikan saya.
- Kenyataan: MASIH BANYAK ORANG BAIK.
3. KETAKUTAN dan KESERAKAHAN (Tidak Ada Waktu)
Dewasa ini kita hidup seperti dikejar setan. Semua harus serba cepat dan terburu-buru. Semua serba sibuk dari pagi hingga malam, takut kalau ketinggalan, takut kalau tidak ‘kebagian’. Kita menjadi stress, depresi
Tidak ada waktu untuk sejenak berhenti dan merenung.
- Kenyataan: MERENUNG ADALAH MENIMBA SUMBER KEKUATAN ROHANI
4. KETIDAKSABARAN (Ingin jalan pintas)
Keinginan mendapatkan kebahagiaan secara cepat mendorong orang untuk menggunakan jalan pintas dan tidak menghargai perjuangan.
- Kenyataan: PERJUANGAN MEMBERIKAN MAKNA DAN NILAI KEHIDUPAN
5. EGOISME (Tidak peduli)
Orang makin sibuk dengan diri sendiri dan urusan diri sendiri, tidak peduli dengan permasalahan orang lain, meski secara fisik mengadakan kontak sosial dengan orang lain.
- Kenyataan: PENUH PERHATIAN TERHADAP ORANG LAIN MENUMBUHKAN KEPEKAAN KITA
6. SKEPTISISME (Tidak mempercayai yang tidak rasional)
Skeptisisme dapat mengikis kecerdasan spiritual. Orang-orang skeptis hanya percaya pada hal-hal yang dapat dibuktikan secara nalar.
- Kenyataan: ADA KENYATAAN ATAU HAL-HAL DI ALAM YANG TIDAK SEMUANYA BISA DIBUKTIKAN DENGAN NALAR.
7. KETERTUTUPAN (Takut)
Seorang yang tertutup, tidak ingin orang lain mengetahui dirinya dan menjalin hubungan sosial dengannya. Diketahui oleh orang lain merupakan kenyataan yang harus dihindari.
- Kenyataan: KETERBUKAAN MERUPAKAN JALAN BAGI KEMERDEKAAN JIWA DAN BERBAGI DENGAN SESAMA
F. JALAN UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN SIPRITUAL
1. Luangkan waktu untuk refleksi, meditasi, atau berdoa
Refleksi dan meditasi merupakan cara jitu untuk masuk ke dalam jati diri kita.
2. Luangkan waktu bersama alam
Memandang laut, bintang di langit, pelangi, matahari terbit dan terbenam, menikmati susana pegunungan, dsb.
3. Kembangkan rasa humor
Rasa humor lahir dari wajah dan hati yang ceria, riang dan meluap-luap, bukan wajah dan hati yang murung.
4. Berjiwalah seperti anak-anak
Bukan kekanak-kanakan
Ciri jiwa anak: alami, spontan, riang, penuh tawa, antusias, jujur, tulus, cepat memaafkan.
5. Membaca
Seperti tubuh kita, pikiran dan hati kita memerlukan makanan. Bacaan yang bermutu merupakan makanan bergizi bagi pikiran dan hati kita.
6. Beramal
Kemurahan hati harus ditujukkan dalam bentuk nyata BERAMAL. Beramal bukan hanya materi tetapi juga pikiran dan tenaga.
Subscribe to:
Posts (Atom)