Sumber gambar: nursingcrib.com
Hipertensi ada dua jenis, yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Sebagian besar ( > 95%) kasus adalah hipertensi primer. Hipertensi ini dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan. Orangtua yang menderita hipertensi, maka anaknya berpotensi hipertensi, meskipun tidak selalu demikian, karena pola makan dan gaya hidup juga berperan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit ginjal, penggunaan hormon estrogen, hipertensi vaskuler renal (kelainan pembuluh darah ginjal), kelebihan hormon aldosteron, sindrom Cushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Penderita hipertensi sebaiknya membatasi / mengurangi makanan sbb:
- Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, lemak atau gajih).
- Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin/diasinkan).
- Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
- Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
- Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
- Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
- Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
- Dianjurkan selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
- Meningkatkan asupan kalium, misalnya dari: apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium), kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
- Konsumsi tempe setiap hari, sebab tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda, dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah serta mencegah penyempitan pembuluh darah.
Prinsip diet pada penderita hipertensi:
- Seimbangkan asupan kalori dengan aktivitas fisik untuk mengendalikan berat badan.
- Tingkatkanlah konsumsi makanan dan nutrisi/gizi tertentu seperti: buah, tempe, sayuran, whole grains, bekatul, produk yang bebas lemak dan rendah lemak, serta seafood. Seafood termasuk ikan salmon, tuna, trout (sejenis ikan), tilapia, shellfish, shrimp (udang), crab (kepiting), dan oysters (tiram). Seafood mengandung banyak asam lemak omega-3, eicosapentaenoic acid (EPA), dan docosahexaenoic acid (DHA).
- Kurangilah atau batasilah makanan yang banyak mengandung garam (sodium), lemak jenuh (saturated fats), trans fats, kolesterol, gula tambahan, dan refined grains.
Manusia mengalami penurunan fungsi tubuh setelah berusia 40 tahun. Semakin bertambah umur, maka risiko menderita diabetes mellitus akan meningkat, terutama pada umur 45 tahun (kelompok risiko tinggi). Riset menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menderita diabetes mellitus daripada laki-laki. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko diabetes mellitus (faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi). Tekanan darah tinggi menimbulkan resistensi insulin yang merupakan penyebab utama peningkatan glukosa darah, sehingga penderita hipertensi berisiko menderita diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus (kencing manis, sering disebut DM), adalah penyakit akibat terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan di dalam urin (glukosuria). Perlu diketahui bahwa sifat glukosa adalah menarik air, sehingga menyebabkan penderita DM sering berkemih atau kencing (poliuria), sering merasa haus (polifagia), dan banyak minum (polidipsia). Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas yang berperan untuk memetabolisme glukosa di dalam tubuh dan mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal.
Faktor risiko yang berkaitan dengan munculnya DM: stres, pola makan, hipertensi, kurang beraktivitas fisik, obesitas (kegemukan), konsumsi makanan/minuman yang mengandung alkohol, umur, jenis kelamin, bangsa dan etnis, faktor keturunan, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram, riwayat menderita diabetes gestasional, pernah atau ada riwayat penyakit pankreas (pankreatitis,neoplasma, fibrosis kistik). Mencegah DM dapat dilakukan dengan meminimalkan atau memodifikasi berbagai faktor risiko ini. Tentunya faktor risiko ini ada yang bisa diubah dan ada yang tidak dapat diubah.
Selain itu, dapat juga dilakukan upaya pencegahan diabetes mellitus, sbb:
- Menurunkan konsumsi: lemak, gula, garam, alkohol
- Mengubah kualitas lemak yang dikonsumsi
- Meningkatkan intensitas olahraga dan konsumsi sayur-mayur.
- Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama ½ – 1 jam perhari minimal 3 kali per minggu.
- Mengurangi dan menurunkan berat badan
- Asupan lemak kurang dari 30% dari asupan energi
- Intake (asupan, konsumsi) lemak jenuh < 10% dari asupan energi intake serat minimal 15 g/1000 kcal
Kami menyarankan untuk melakukan 8 SEHAT: diet sehat, olahraga sehat, bekerja sehat, istirahat sehat, gaya hidup (perilaku) sehat, berpikir sehat, bergaul/bersahabat sehat, berkompetisi sehat.
Rincian diet sehat adalah sebagai berikut:
- Variasi makanan luas dan beragam
- Pengaturan asupan makanan untuk mencegah kelebihan berat badan
- Perbanyak konsumsi buah, sayuran, roti, dan sereal wholegrain, ikan, daging tanpa lemak, produk susu rendah lemak
- Gantikan lemak jenuh dengan lemak tak jenuh berantai tunggal dan ganda (sayuran dan hewan – hewan laut)
- Mengurangi asupan garam.
Rumus “SEHAT” berikut dapat dipakai untuk kita semua: S-eimbangkan gizi dan pola/gaya hidup, E-nyahkan rokok dan mindset negatif, H-indari stres dan polusi, A-wasi tekanan darah, dan T-eratur berolahraga, tetap berdoa serta berpikir positif.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.
Dokter Dito Anurogo
Konsultan kesehatan Netsains.net
Email: ditoanurogo@gmail.com
Sumber
0 comments:
Post a Comment