Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Friday, August 18, 2017
CATV vs MATV vs IPTV Distribution System Comparison
MATV (Master Antenna TV)
Master Antenna Television or MATV, describes an analog cabling network which is used to distribute various television signals throughout a facility. With the installation of multiple satellite dishes, for centrally subscribing and distribution of any channel, from any part of the world (both Pay and Free TV services) can be delivered locally using the technology popularly termed as SMATV or Satellite Master
CATV (Cable TV)
CATV is nothing but the home-to-home Cable TV delivery using traditional coaxial cable connection to each of the residential premises to distribute TV from a central point or head end. CATV services are more or less irrelevant for large Hospitality properties, since majority of their clients may not require local channels.
Antenna TV system
Through installing MATV/SMATV capture and distribution infrastructure (popularly named as ‘headend”), the property owner provides each room with a Set Top Box (STB) provided by the broadcaster, which is normally housed centrally at the headend room to avoid accidental mistuning of channels by the guests. Each channel is modulated and distributed through the cabling network. Only a TV with remote is required in each room, and the entire channel array, shall be displayed locally. The traditional analog headend system used to have several noise-generating components that affect the signal levels resulting in distortions in end-user TV signals like ghost images, snow, etc. Another issue of analog headend used to its limited channel capacity. While, the maximum theoretical limit is 106 channels, practically, it never used to exceed 80 channels per system.
Digital Video Broadcast SMATV
The above indicated drawbacks have been corrected in MATV systems based on Digital Headend. Poor signal quality and 80-channel limitations have easily been resolved by converting the TV signal transmission from analog to digital (DVB). Using DVB set-top boxes, each channel is converted to digital RF into AV or HDMI, which is fed directly to the AV or HDMI port of the TV. However, improper selection and sizing of these headend or its encoders can result in pixelisation and garbled TV picture. However, There is a significant cost in converting feed from analog to digital for encoders, QAM’s, etc. Local CATV services usually beams only local TV channels. Major benefit of SMATV over CATV is that, you can stream any TV services from any part of the world to your foreign guests/visitors.
IPTV (Internet Protocol TV)
IPTV is when the media-to-broadcast content is Ethernet. Using large internet bandwidth, various broadcasting contents like TV, telephone, signage, video on demand, high speed internet etc can be delivered to end-user using a single UTP cable. Also, IPTV is a two-way communication. This means a hotel guest can communicate to the main hotel server to retrieve information like on-spot bill, room service ordering, laundering, car rental bookings, and messaging. The possibilities of IPTV are almost endless. For eg: Menu cards can be translated into various international languages, to help the guests know about any dish that they wish to order. It can be in terms of calorific value, feel and look of a dish, preparation time and method. Further, centralized Remote management of set-top box of every room TV is possible. Each set-top box is individually addressable for any specific guest message or function.
Importance of IPTV Sizing
Content delivery of IPTV requires right infrastructure planning. Such infra requires factoring of various operational requirements such as dissemination of number channels, services that are to be delivered, level of interactivity etc. Also, need to consider the convergence requirements of the project; say, the Data network, high speed internet, telephone services, signage, conferencing services etc shall share the same media, which will have tremendous Return of Investment (RoI). Towards this, only enterprise grade network hardware, having support to advanced streaming protocols are to be used on the network and are critical to handle the requisite "speed", "compression", “buffering”, “data processing thruput”, etc for a quality IPTV/Convergence infrastructure. Setting up of two parallel networks for IPTV and other IP services is not a good planning and is not going to be cost-effective.
The above aspects have been tabulated for the Busy-Eyes below:-
Sunday, August 13, 2017
Kanker tidak perlu dioperasi
Makoto Kondo, ahli kanker terkenal di Jepang. Dia dosen radiologi di Keio University, dengan pengalaman lebih dari 40 tahun praktek kedokteran, dia berani menyatakan pandangan medis yang tidak berani diungkapkan dokter2 lain.
Ia lulusan Fakultas Kedokteran dari Universitas Keio, Jepang, kemudian melanjutkan studi di Amerika Serikat dan meraih gelar doktor.
Prestasinya mendapatkan penghargaan "Kikuchi Kan ke-60” pada tahun 2012 (pemenang adalah tokoh yang berkontribusi besar terhadap budaya Jepang).
Berikut beberapa nasihatnya:
- Yang menakutkan itu bukan kanker, tetapi “pengobatannya”. Mengapa ada orang yang semula energik, lantas menjadi lemah setelah terserang kanker? Hal ini dikarenakan mereka telah menjalani proses “pengobatan kanker”. Selama “tidak mengobati kanker”, maka penderita bisa menjaga pikirannya secara jelas dan sadar, sampai pada detik2 terakhir hidupnya. Jika ditangani secara tepat, maka tubuh dapat bergerak bebas leluasa. Banyak kanker yang tidak memicu rasa sakit, tapi jika benar2 sakit atau nyeri, itu bisa dikontrol. Jika anda tidak ada gejala sakit, nyaman2 saja, tetap berselera (makan), tapi dalam pemeriksaan medis terdeteksi kanker, maka “kanker” ini dipastikan adalah “pseudo kanker (kanker palsu/semu)”. Dengan hanya mengandalkan pencitraan Sinar-X untuk mendeteksi kanker payudara, 99%-nya juga berupa pseudo kanker, tapi sebagian besar penderita tetap saja akan menjalani mastektomi (operasi pengangkatan payudara), disarankan sebaiknya berhati-hati.
- Lebih dini menemukan kanker juga percuma. Karena sejak lahirnya sel-sel induk kanker, masa kanker merenggut nyawa seseorang itu telah pasti. Bila ditemukan lebih awal, maka “waktu bertahan hidup” jadi lebih lama. Jadi, kita harus melihat “tingkat kelangsungan hidup dalam 10 tahun”, baru bisa menentukan penderita bisa disembuhkan atau tidak.
- Operasi adalah cedera serius buatan (manusia). Setelah operasi, fisik kita akan menurun drastis, amat rentan terinfeksi, bahkan bisa meninggalkan sequela yang sulit disembuhkan. Meninggal di meja operasi juga biasa terjadi. Jika dokter menganjurkan anda untuk operasi, maka dipertimbangkan dengan rinci, efek seusai operasi. Komunitas medis mengatakan: “Begitu operasi dilakukan, maka sel-sel kanker akan murka”. Karena operasi akan meninggalkan bekas luka, dan bekas luka itu merusak sel-sel normal, sehingga sel-sel kanker dalam darah akan meresap ke dalam, mempercepat pembiakan menyebar ke mana-mana.
- Kemoterapi itu sangat beracun. Kanker yang bisa disembuhkan secara kemoterapi hanya ada 4 macam: Leukemia akut, Limfoma ganas, Kanker Testis, Kanker Koriokarsinoma. Beberapa jenis kanker ini hanya sekitar 10% dari semua jenis kanker. Apakah kemoterapi dapat memperpanjang hidup penderita, masih harus dibuktikan lebih lanjut. Racun obat itu sangat keras, dapat berefek samping yang serius. Semakin tinggi usia, dan semakin lama waktu merokok, maka toksisitas kemoterapi akan tampak lebih jelas.
- Sebesar 90% dari penyakit kanker, terlepas diobati tidak, masa bertahan hidupnya sama. Bagaimnapun muhtahirnya perkembangan medis, kanker yang sebenarnya itu mustahil bisa disembuhkan dengan hanya mengandalkan tenaga manusia. Kesaksian2 tentang “sembuh secara ajaib”, “kanker lenyap tak berbekas”, sebagian besar berhubungan dengan pseudo kanker atau kanker semu. “Pseudo kanker” sama seperti jerawat, abaikan saja, karena secara alami akan hilang sendiri. Namun, para dokter justru mempropagandakan melalui media cetak atau eletronik dengan kata-kata promosi “kami telah brhasil menyembuhkan kanker"
- Meskipun dokter telah memastikan bahwa anda terserang kanker, jika anda tidak menderita karena penyakit itu, maka lebih baik menunggu sambil mengamati. Tapi, jika memang anda benar2 ingin mengobatinya, maka coba anda prtimbangkan dulu apakah diagnosis dokter itu benar2 sudah tepat.
- Operasi berjalan sukses ≠ kanker berhasil disembuhkan. Sekalipun operasi berjalan sempurna, namun kanker padat yang sesungguhnya itu juga pasti akan kambuh.
- Makin “canggih” proses terapi, semakin harus anda waspadai. Banyak teknologi yang masih dalam tahap percobaan, tapi begitu dibilang “canggih”, penderita akan patuh saja ibarat kerbau dicocok hidungnya. Intinya, lebih baik anda berhati-hati dengan terapi yang disertai kata “canggih” itu.
- Metode pemeriksaan melalui pancaran sinar-X 360° secara keseluruhan, mengambil gambar cross-sectional (potong–lintang) bagian dalam tubuh (pasien). Dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu setara dengan 200–300 kalinya sinar-X atau radiography normal! Dan dosis radiasi sekali periksa CT Scan itu bisa memicu terjadinya kanker.
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh tidak bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan kanker, bahkan sama sekali tidak efektif. Mengapa? Karena tugas sel kekebalan tubuh adalah menyerang benda asing dari luar, sementara sel2 kanker itu terbentuk karena mutasi sel kanker dari dalam tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh manusia tidak akan menganggap sel kanker sebagai musuh. Mengapa kanker dapat tumbuh hingga 1cm diameternya, karena sel-sel kekebalan tidak menganggap sel kanker sbg musuh. Inilah bukti tak terbantahkan mengapa sistem kekebalan tubuh tdk dpt membunuh sel kanker.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Lupakan kanker, tidak perlu operasi, jangan menjalani proses radioterapi atau terapi radiasi, apalagi kemoterapi, jangan pernah lakukan!
Saat badan mulai tidak nyaman, baru pikirkan cara meringankan rasa sakit itu. Dengan begitu, bisa nyaman dan rileks memperpanjang usia hidup. Jika dokter tidak menjelaskan, maka sebaiknya jangan tanya lebih lanjut, karena tak seorang pun yang tahu anda bisa hidup berapa lama.
Tidak peduli apakah itu kanker atau penyakit lain, semua perlu ditangani oleh dokter terkait. Namun, pasien tidak perlu menyerahkan sepenuhnya kepada dokter terkait keputusan menentukan pengobatan, dan dokter juga tidak berhak memberi perintah seenaknya terhdap pasien.
Kita bisa belajar dari batu-batu yang terus bergulir. Asal tahu saja, batu yang terus bergulir tidak akan ditumbuhi lumut. Selama kita banyak menggerakkan anggota tubuh, selalu mengaktifkan otak (berpikir), maka tubuh kita tidak akan berkarat.
Selain itu, selama kita bisa membuat rasa (emosi) menjadi lebih berisi setiap hari melewati suka-duka, sedih-ceria, maka kelima indera kita (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba) tidak akan menjadi diam/lamban (pikiran atau tindakan/respon)
Jauhi hal-hal yang tidak menyenangkan, hargai dan syukuri nikmat dari kehidupan kita.
Banyak berjalan, darah akan mengalir ke segenap anggota tubuh, tidak akan tinggal/diam di bagian bawah anggota tubuh, maka tekanan darah akan relatif stabil.
Tertawa lepas bisa mmbantu menggerakkan otot wajah dan sekat rongga badan, sehingga pernapasan akan menjadi lebih dalam, sirkulasi darah juga akan lebih baik, sehingga tubuh juga akan terasa hangat.
Perbanyak nikmati makanan lezat, selalu melakukan hal-hal yang kita sukai, dengan begitu bisa membuat suasana hati menjadi ceria, tak perlu stress, membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak serotonin, dopamin, endorfin, meningkatkan keinginan dan suasana hati ceria, sehingga hidup menjadi lebih ceria.
Dari pengalaman, selama bisa menjaga suasana hati tetap ceria, niscaya akan lupa rasa tidak nyaman/sakit kanker pun tidak akan menjadi lebih parah.
Dewasa ini, banyak yang meninggal karena kanker. Hari ini, nasib malang tampaknya menimpa orang lain, tapi besok bisa saja terjadi pada kita, siapa tahu? Setiap orang hanya bisa menjaga kesehatan masing-masing.
Berbagilah dengan kerabat dan teman-teman. Mulailah lakukan gaya hidup sehat, hadapi hari-hari dengan ceria, inilah resep terbaik utk pencegahan kanker !!!
Saturday, August 12, 2017
Apakah Set Top Box (STB) itu ?
Banyak sekali yang mengkonfirmasi Set Top Box atau biasa disingkat STB itu apakah bisa dipakai parabola atau tidak, bisa untuk siaran luar atau tidak, berbayar atau tidak, dan lain-lain. STB atau yang sering disebut sebagai dekoder adalah alat yang berisikan perangkat dekoder yang berguna untuk mengatur saluran televisi yang akan diterima, kemudian dipilih sesuai kebutuhan, dan juga dekoder akan memeriksa hak akses pengguna atas saluran tersebut, kemudian akan menghasilkan keluaran berupa gambar, suara, dan layanan lainnya. Dilihat dari bagaimana cara kerja STB ini yang bekerja satu arah dan juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, STB dapat dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi.
Prinsip kerja STB sebenarnya mirip dengan penerima sinyal televisi biasa yang sudah terdapat pada tv analog. Namun STB di sini berguna juga untuk mengubah sinyal digital yang diterima dari satelit, kabel, ataupun internet ke dalam format analog agar dapat ditampilkan ke layar televisi analog atau perangkat layar analog lainnya. STB biasanya digunakan di sistem tv kabel, tv satelit, ip-tv, maupun tv digital terestrial. Dalam penggunaannya biasanya STB memerlukan kartu akses dari penyedia layanan televisi digital yang bersangkutan, kartu ini berguna untuk menyaring saluran televisi yang diterima kemudian disesuaikan dengan tayangan yang penonton bayar. Untuk keberadaan saluran televisi yang ada, itu merupakan kebijakan dari penyedia layanan televisi berbayar, yang bisa saja berbeda antara satu dengan yang lain. Selain itu, STB juga memiliki prosesor mikro, memori RAM, MPEG-2 dekoder chip, serta chip-chip lain yang berguna dalam pemrosesan data audio maupun data visual. Keluaran dari Standard Definition dari STB dihubungkan dengan televisi biasanya menggunakan kabel video SCART atau dapat juga menggunakan koneksi s-video atau juga dapat digunakan sebagai UHF sinyal. Dan untuk keluaran yang berjenis High Definition akan menggunakan satu kabel hdmi untuk suara sekaligus video. Namun jika televisi yang digunakan masih Standard Definition, keluaran High Definition dapat menggunakan kabel video SCART atau s-video namun hasil yg diterima televisi akan berformat Standard Definition. Dilihat dari bagaimana cara kerja STB ini yang bekerja satu arah dari penyedia layanan televisi berbayar dan juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, STB dapat dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi.
Perangkat Lunak
Di dalam STB juga berisikan perangkat lunak yang berperan dalam mengatur setelan, mulai dari bahasa, pengaturan penerimaan sinyal, pengaturan keluaran hasil gambar, setting rekaman, aplikasi youtube, dan lain-lain.
Macam-macam Tipe STB di Indonesia
Seiring berkembangnya teknologi televisi digital di masyarakat Indonesia serta munculnya kesadaran akan tayangan televisi luar negeri oleh masyarakat, maka hal ini mendorong masyarakat indonesia mulai menggunakan STB sebagai alat tambahan, guna mendapatkan saluran televisi digital maupun saluran luar negeri. Berikut beberapa jenis STB yang beredar di masyarakat Indonesia.
Set Top Box Kabel
Input: dari jaringan TV Kabel
Set top box ini mulai populer dikarenakan sifatnya yang lebih stabil dari gangguan cuaca karena menggunakan kabel fiber optik yang ditanam di dalam tanah. Namun, hal ini juga yang menyebabkan penggunanya lebih sedikit daripada pengguna set top box Satellite, karena saluran kabel untuk set top box jenis ini belum banyak tersedia di wilayah Indonesia. Set top box ini menggunakan sistem Digital Video Broadcast-Cable (DVB-C). Set top box jenis ini dapat menerima saluran televisi yang sama dengan Set Top Box satelit, namun karena Set Top Box ini menggunakan kanal saluran yang sangat cepat, tersedia juga pilihan tayangan 3-Dimensi (3D). Penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan Set Top Box jenis ini di Indonesia contohnya adalah HomeCable dari First Media dan juga TelkomVision.
Set Top Box Internet
Set Top Box Jenis IPTV Groovia
Input: modem ADSL
Set top box ini mengandalkan saluran internet dalam menayangkan siaran televisinya. Set top box ini menggunakan sistem saluran televisi digital Digital Video Broadcast-Internet Protocol Television (DVB-IPTV). Set top box jenis ini dapat memberikan tayangan yang lebih kaya dibanding set top box sebelumnya, karena set top box jenis ini memungkinkan adanya interaksi dalam menonton televisi, seperti adanya fitur Video on demand yang memungkinkan penonton dapat memilih tayangan yang ingin dilihat, dan dapat melihat tayangan yang sudah berlalu. Teknologi ini cenderung baru di indonesia dan hanya ada satu yang menggunakan teknologi ini, yaitu Groovia TV dari Telkom Indonesia.
Set Top Box Terresterial
Set Top Box Jenis Terestrial DVB-T2
Input: Antena UHF
Set Top Box ini bisa dibilang masih lebih muda dibanding set top box yang lain. Set top box ini menggunakan sistem Digital Video Broadcast-Terestrial (DVB-T) atau dengan kata lain, set top box ini tidak memerlukan parabola khusus dalam menerima sinyal digital. Set top box ini cukup menggunakan antena televisi UHF-VHF. Penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan set top box jenis ini adalah nexmedia.
Sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)