Polip kolon adalah gumpalan kecil dari sel-sel yang terbentuk pada lapisan usus besar (kolon). Meskipun polip kolon tidak berbahaya, tetapi pada beberapa kasus dapat menjadi kanker seiring berjalannya waktu.
Siapapun dapat mengalami polip pada kolon. Orang yang mempunyai risiko tinggi mengalami polip kolon yaitu yang berusia lebih dari 50 tahun, kelebihan berat badan atau perokok, makan tinggi lemak dan kurang serat, serta yang memiliki riwayat keluarga yang pernah terkena polip kolon atau kanker kolon.
Biasanya polip kolon tidak menimbulkan gejala, sehingga para ahli menyarankan skrining (pemeriksaan) secara rutin. Polip kolon yang ditemukan pada tahap awal biasanya masih dapat disembuhkan dengan tuntas. Skrining membantu mencegah kanker kolon, karena penyakit ini seringkali fatal ketika dideteksi pada tahap yang sudah lanjut.
Ada tiga jenis utama dari polip kolon:
1. Adenomatosa
Sebagian besar polip termasuk dalam kategori ini. Meskipun hanya sebagian kecil polip yang berkembang menjadi kanker, namun hampir semua polip ganas yang berasal dari jenis adenomatosa.
2. Hiperplastik
Polip ini paling sering terjadi di kolon dan rektum. Biasanya memiliki ukuran kurang dari 5 mm, jenis polip ini sangat jarang berkembang menjadi kanker.
3. Inflamasi
Polip ini dapat menyertai serangan ulcerative colitis atau penyakit Crohn pada kolon. Meskipun polip sendiri tidak terlalu berbahaya, namun memiliki ulcerative colitis atau penyakit Crohn pada kolon meningkatkan risiko kanker kolon.
Penyebab:
Sebagian besar polip tidak bersifat ganas atau berkembang menjadi kanker. Namun seperti kebanyakan kanker, polip adalah hasil dari pertumbuhan sel yang abnormal. Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur yang merupakan proses yang dikontrol oleh gen.
Mutasi dalam setiap gen ini dapat menyebabkan sel untuk terus membelah bahkan ketika sel-sel baru tidak diperlukan. Jika pembelahan sel-sel dalam kolon dan rektum tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan terbentuknya polip.
Selama jangka waktu yang panjang, beberapa polip dapat menjadi ganas. Polip dapat berkembang di bagian mana saja di dalam kolon. Polip dapat berukuran kecil atau besar dan datar (sesil) atau berbentuk menyerupai jamur atau seperti melekat pada batang (pedunkulata). Secara umum, semakin besar ukuran polip, semakin besar kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker.
Gejala:
Polip kolon sering muncul tanpa gejala, seringkali polip kolon tidak terdeteksi sampai dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Namun, sebenarnya beberapa tanda dan gejala yang dapat mengarah pada polip kolon, antara lain:
1. Perdarahan pada dubur
Perdarahan pada dubur belum tentu merupakan gejala polip kolon, namun sebaiknya berkonsultasilah pada dokter jika mengalami kondisi ini.
2. Sembelit atau diare
Meskipun perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang berlangsung lebih dari seminggu dapat menunjukkan adanya polip kolon, namun juga dapat merupakan gejala dari penyakit lain.
3. Nyeri
Kadang-kadang polip kolon dapat menyumbat usus, sehingga dapat menyebabkan konstipasi, sakit perut, kram, mual, dan muntah.
Kapan perlu periksa ke dokter?
Berkonsultasilah ada dokter jika melihat tanda dan gejala berikut:
- Nyeri perut
- Darah pada tinja/feses
- Perubahan kebiasaan buang air besar yang berlangsung lebih dari seminggu
Perawatan:
Meskipun beberapa jenis polip kolon lebih memungkinkan berkembang menjadi ganas, ahli patologi biasanya harus memeriksa jaringan polip di bawah mikroskop untuk menentukan apakah itu berpotensi menjadi kanker. Untuk alasan ini, dokter kemungkinan akan melakukan biopsi (pengambilan selapis tipis jaringan untuk pemeriksaan histologis) pada polip yang ditemukan.
1. Colonoscopy atau sigmoidoscopy
Sebagian besar polip dapat diangkat selama colonoscopy atau sigmoidoscopy menggunakan lengkungan (loop) kawat yang secara bersamaan memotong tangkai polip dan cauterizes untuk mencegah perdarahan. Beberapa polip kecil dapat dibakar atau dibakar dengan arus listrik (electrosurgery). Resiko pengambilan polip (polypectomy) termasuk perdarahan dan perforasi (lubang) kolon.
2. Operasi
Colonoscopy atau sigmoidoscopy tidak terlalu aman dilakukan pada polip yang terlalu besar, sehingga biasanya dilakukan pembedahan yang seringkali menggunakan teknik laparoskopi. Setelah bagian kolon yang terdapat polip diangkat, polip masih dapat tumbuh kembali di permukaan lain kolon, sehingga penting untuk memantau terus kondisi kolon.
3. Endoscopic mucosal resection
Beberapa pusat pelayanan medis melakukan endoscopic mucosal resection (EMR) untuk menghilangkan polip yang lebih besar dengan colonoscope. Dengan teknik ini, cairan seperti garam disuntikkan di bawah polip untuk mengangkat dan mengisolasi polip dari jaringan di sekitarnya. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengangkat polip yang lebih besar. Dengan prosedur ini, Anda dapat menghindari operasi, namun belum ada studi lebih lanjut mengenai komplikasi yang dapat ditimbulkan pada prosedur ini.
4. Pengangkatan kolon dan rektum
Dalam kasus yang jarang, sindrom yang diturunkan seperti familial adenomatous polyposis (FAP), dokter bedah dapat melakukan operasi untuk mengangkat seluruh kolon dan rektum (proctocolectomy total). Kemudian, dalam sebuah prosedur yang dikenal sebagai ileal pouch-anal anastomosis, sebuah kantong yang dibangun dari ujung usus kecil (ileum) yang melekat langsung ke anus. Hal ini memungkinkan untuk dapat membuang feses secara normal, meskipun menyebabkan buang air besar lebih sering dan dengan konsistensi yang lebih encer.
Sumber: MayoClinic