A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Arteriovenous malformations (AVM) adalah massa arteri dan vena yang bergelung-gelung, tidak menyalurkan oksigen ke otak karena tidak memiliki kapiler (Gruendemann & Fernsbner, 2005). AVM atau malformasi pembuluh darah atreri dan vena yaitu suatu kondisi dimana pembuluh darah arteri dan vena saling berhubungan tanpa adanya pembuluh darah kapiler. AVM merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi namun berpotensi menimbulkan gejala neurologi yang serius apabila terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian.
2. EPIDEMIOLOGI
Insiden AVM di Amerika Serikat tidak sepenuhnya diketahui karena hanya 12% dari kasus AVM yang menimbulkan gejala. Insiden AVM diperkirakan sekitar 300.000 kasus. Kematian terjadi pada 10-15% kasus dengan perdarahan, dan berbagai derajat morbiditas terjadi pada sekitar 30-50% kasus. Rata-rata usia penderita AVM adalah 33 tahun, dengan 64% yang diidentifikasi sebelum 40 tahun (Yeager, 2009).
3. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya MAV tidak dapat diketahui secara pasti. Umumnya, MAV disebabkan oleh kelainan kongenital/bawaan yang terjadi pada masa embrio sehingga seseorang lahir dengan kelainan tersebut. Tetapi, penyakit ini tidak diturunkan secara herediter (tidak ada diteruskan ke anak ataupun mendapatkannya secara genetis dari faktor keturunan).
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya AVM hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa AVM tejadi akibat kelainan kongenital dimana arteri dan vena menyatu tanpa adanya pembuluh darah kapiler yang tejadi pada masa embrio. Arteri dan vena yang menyatu ini dapat menyebabkan gangguan karena perbedaan struktur anatomis dari kedua pembuluh darah tersebut. Peningkatan tekanan aliran darah arteri yang tinggi ke dalam vena menyebabkan vena mengalami vasodilatasi dan kelemahan. Dilatasi vena terus-menerus dapat menyebabkan vena ruptur dan terjadi perdarahan. AVM dapat berbahaya bila terjadi di dalam kavum intrakranial. Perdarahan ke dalam intrakranial akibat rupture vena AVM menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini dapat menyebabkan edema otak yang dapat menyebabkan nyeri dan perubahan perfusi jaringan serebral serta gangguan mobilitas fisik bila mengenai saraf-saraf kranial.
5. KLASIFIKASI
Terdapat 5 tipe MAV, yaitu:
MAV murni/True arteriovenous malformation (AVM)
Tipe yang paling umum terjadi, timbul koneksi abnormal antara arteri dan vena yang tidak melibatkan jaringan otak.
Malformasi vena/Venous malformation
Pada tipe ini yang mengalami kelainan hanya pembuluh darah vena. Sehingga vena yang mengalami defek akan mengalami pelebaran.
Malformasi kavernosa tersembunyi/Occult AVM or cavernous malformations
Pada tipe ini malformasi vascular menyebabkan perdarahan dan menghasilkan kejang.
Haemangioma
Haemangioma adalah kelainan vaskular yang ditemukan di permukaan otak ataupun di permukaan kulit ataupun wajah. Hemangioma dapat membesar dan merupakan kantung yang berisi darah yang timbul di antara jaringan normal di seluruh area tubuh.
Fistula selaput otak
Selaput otak disebut sebagai duramater, apabila timbul koneksi abnormal antara pembuluh darah otak dengan lapisan selaput otak, koneksi abnormal ini disebut fistula, terdapat 3 tipe fistula duramater yaitu:
Fistula sinus karotis kavernosa; yang timbul di bagian belakang mata, dan umumnya menimbulkan gejala apabila terjadi perdarahan di area belakang bola mata. Pasien akan mengalami gejala seperti pembengkakan pada mata, penurunan fungsi penglihatan, kemerahan pada mata dan timbulnya kongesti. Terkadang timbul bunyi berdesir.
Fistulas sinus sagittal dan kulit kepala; fistula yang timbul di puncak kepala, pasien umumnya mengeluh bising, sakit kepala dan nyeri pada bagian puncak kepala. Dan dapat ditemukan pembesaran pembuluh darah di bagian kulit kepala ataupun di area bawah telinga.
Fistula sinus duramater sigmoid transversa; timbul di bagian belakang telinga dan umumnya pasien mengeluh mendengar bising yang terus menerus yang ritmik mengikuti detak jantung, nyeri yang terlokalisir di bagian belakang telinga, sakit kepala dan nyeri pada bagian tengkuk.
6. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari AVM otak meliputi:
- Kejang
- Seperti mendengar suara mendesing
- Sakit kepala
- Kelemahan progresif atau mati rasa
Ketika terjadi perdarahan dalam otak, tanda dan gejalanya seperti stroke, antara lain:
- Sakit kepala mendadak
- Kelemahan, kesemutan atau kelumpuhan
- Penurunan penglihatan
- Kesulitan berbicara
- Ketidakmampuan untuk memahami orang lain
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk pemeriksaan AVM :
Vital signs: normotensi atau hipertensi, takikardia, dapat terjadi apnea.
Neurological assessments: dapat terjadi defisit neurologi pada motorik, sensorik, dan verbal tergantung pada lokasi AVM di otak. Selain itu, dapat ditemukan juga gangguan pada memori, penglihatan, dan koordinasi gerakan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
Terdapat tiga pemeriksaan utama yang dilakukan untuk mendiagnosa AVM otak, yaitu :
Cerebral arteriography
Angiography dapat digunakan untuk mengetahui ukuran AVM. Angiografi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi pola drainase vena (dangkal, dalam, atau campuran). Selain itu, angiografi sering menggambarkan faktor risiko yaitu perdarahan, termasuk aneurisma dan stenosis vena. Perencanaan angiografi merupakan langkah penting dalam intervensi neuroradiologik dan evaluasi bedah saraf pasien dengan AVM.
Computerized tomography (CT) scan
CT scan otak adalah tes pencitraan untuk mengevaluasi sakit kepala akut atau perubahan status mental akut lainnya akibat perdarahan otak akut. Adanya perdarahan lobar dicurigai sebagai adanya massa atau AVM. CT scan otak dapat digunakan untuk mengidentifikasi area perdarahan akut, dan hasilnya dapat menyarankan adanya malformasi pembuluh darah terutama dengan penggunaan bahan kontras. Selanjutnya, CT scan dapat menunjukkan kalsifikasi unik vaskular terkait dengan AVM.
Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat membantu mengidentifikasi dan mengetahui karakter AVM dari SSP, termasuk otak dan sumsum tulang belakang, tanpa menggunakan radiasi atau teknik invasif. MRI adalah pemeriksaan pilihan pada pasien dengan sakit kepala kronis, gangguan kejang dengan etiologi yang tidak diketahui, dan tinitus. MRI biasanya mengikuti pemeriksaan CT scan dengan lesi vaskular yang mendasari, seperti AVM. disarankan. MRI dapat menunjukkan area keterlibatan AVM parenkim serta dilatasi arteri dan pelebaran vena (Koenigsberg, 2011).
9. DIAGNOSIS
AVM biasanya didiagnosis dengan kombinasi magnetic resonance imaging (MRI) dan angiografi. Tes ini mungkin perlu diulang untuk menganalisis perubahan ukuran AVM, perdarahan baru, atau munculnya lesi baru.
AVM yang tidak ditangani dapat membesar dan pecah, menyebabkan perdarahan intraserebral atau SAH dan kerusakan otak permanen. Perdarahan dalam biasanya disebut sebagai perdarahan intraserebral atau parenkim, sedangkan perdarahan di dalam membran atau pada permukaan otak dikenal sebagai perdarahan subdural (SDH) atau SAH.
Kerusakan akibat dari perdarahan tergantung pada lokasi lesi. Perdarahan dari AVM yang terletak jauh di dalam jaringan interior atau parenkim otak, biasanya menyebabkan kerusakan saraf lebih parah daripada perdarahan dari lesi yang terletak di membran dural atau pial atau pada permukaan otak atau sumsum tulang belakang. Lokasi AVM merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan ketika menimbang risiko tindakan pembedahan dibandingkan non pembedahan. Mencegah pecahnya malformasi vaskular pecah adalah salah satu alasan utama pengobatan bedah saraf awal dianjurkan untuk AVM (Center for Neuro and Spine, 2010).
10. TINDAKAN PENANGANAN
Obat-obatan
Pada beberapa pasien dengan faktor risiko rendah untuk terjadi pecahnya AVM, dapat diberikan obat-obatan untuk mengontrol kejang dan mengurangi sakit kepala.
Antikonvulsan; terapi antikonvulsan yang disesuaikan dengan jenis kejang umumnya dapat mengontrol terjadinya kejang. Kejang dapat dikendalikan dengan baik dengan fenitoin, carbamazepine, valproic acid, lamotrigin atau obat antiepilepsi lainnya yang diindikasikan untuk gangguan kejang parsial.
Analgesik; Sakit kepala onset akut tanpa tanda-tanda neurologis mungkin merupakan tanda terjadinya pendarahan, baik intraventrikular atau subarachnoidal, dan perlu penilaian langsung oleh neuroimaging. Untuk sakit kepala AVM yang tidak berhubungan dengan perdarahan intrakranial, analgesik standar untuk sakit kepala dapat digunakan, baik nonspesifik atau migrain tertentu. Agonis serotonin dapat diberikan, kecuali pada pasien dengan gejala neurologis fokal.
Tindakan Operasi
Pembedahan reseksi
Pembedahan reseksi adalah tindakan pengobatan definitif dan paling efektif karena lebih mudah mengakses lesi yang berukuran lebih kecil. AVM dapat dicapai dengan kraniotomi melalui konveksitas serebral, dasar tengkorak, atau sistem ventrikel. Arteri diisolasi dan diikat, kemudian nidus direseksi. Vena diikat terakhir sehingga tekanan tidak meningkat saat nidus sedang direseksi. Angiografi dilakukan secara rutin pasca operasi untuk memastikan bahwa tidak ada sisa AVM.
Embolisasi endovaskular
Tindakan endovaskular meliputi tindakan memasukkan agen thrombus seperti quick-acting acrylate glue (N-butyl cyanoacrylate, NBCA), koin yang merangsang thrombus, cairan embolik, atau balon kecil ke dalam nidus AVM. Tujuan dari embolisasi adalah untuk memblokir aliran darah dengan kecepatan tinggi dari sistem arteri yang bertekanan tinggi ke dalam sistem vena. Embolisasi serial yang dilakukan dapat mengurangi ukuran AVM sehingga memudahkan tindakan reseksi dan radio fokal yang akan dilakukan.
Radiosurgery
Radiosurgery umumnya merupakan pilihan yang digunakan untuk mengobati AVM yang ukurannya kurang dari 3cm. Proton beam, linear accelerator, atau metode gamma knife digunakan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada AVM sambil meminimalkan efek ke jaringan otak sekitarnya. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu hingga 1-3 tahun untuk terjadinya thrombis AVM sehingga pasien berisiko mengalami perdarahan selama masa pengobata
Sumber: https://chandrarandy.wordpress.com/2014/02/02/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-arteriovenous-malformations-avm/
Orang yang sehat memiliki sabit di jempolnya, jari tengah dan jari telunjuk juga harus ada sabit, jari manis boleh tidak ada sabit. Jumlah sabit di kedua tangan harus mencapai 8-10 itu lebih baik. Makin sedikit sabitnya berarti kesehatan, konsentrasi, kekebalan tubuh makin jelek, berarti orang itu mudah letih. Berapa sabit yang kamu punya?
Kenapa ada orang yang tidak punya sabit di jarinya? Hal ini berhubungan dengan kesehatan badan? Hitunglah jumlah sabit di kuku jarimu, bisa terlihat bagian tubuh manakah yang sedang sakit.
Singkatnya, dari kuku bisa terlihat kesehatan organ tubuhmu.
Seorang ahli dokter Cina mengatakan, adalah ilmiah dan logis bila menilai kesehatan seseorang dilihat dari kukunya. Selain jempol, bila di jari lainnya tidak ada sabit, ginjalnya mudah sakit.
Sabit yang "hilang" bisa dicari kembali.
Kuku yang sehat berwarna kemerahan, halus dan bersinar, sabitnya terlihat jelas. Orang yang energinya makin penuh berarti sabitnya makin putih, kondisi sebaliknya adalah bisa sabit terlihat tak jelas. Biasanya luas sabit adalah 1/5 kuku kita, pinggirannya jelas. Saat sakit, sabitnya akan mengecil, bila kembali sehat, sabit akan muncul lagi.
Di jempol harus ada sabit.
Orang yang sehat harus punya sabit di kedua jempol jarinya, jari telunjuk dan jari tengah harus ada sabit, jari manis tidak harus ada sabit. Total 8-10 sabit di kedua tangannya. Biasanya di jempol, telunjuk, jari tengah ada sabit, total minimal 6 sabit baru dikatakan sehat.
Orang yang sehat, sabitnya sebesar 1/5 kuku, bila tidak, berarti energinya kurang, penyerapan usus besar kurang sehat. Bila sabit tiba-tiba berubah gelap, mengecil, hilang, berarti ada penyakit yang parah, atau ada tumor, pendarahan di dalam, dll. Bila sabit lebih besar dari 1/5, kemungkinan menderita hipertrofi jantung, kerentanan terhadap kardiovaskular, hipertensi, stroke dan penyakit lainnya.
Menjaga sabit berarti menjaga kesehatan
Anak-anak sebelum masa perkembangan, tidak punya sabit, jadi para orang tua jangan khawatir, tunggu setelah ia mulai berkembang, sabitnya akan muncul. Bila sering tidur malam atau bergadang, kehidupan seksnya tidak bersih, sabit akan menghilang dan sulit untuk kembali lagi. Maka jangan bergadang dan indulgensi ya.
Para ahli menyatakan,makin kecil sabit, energy makin kecil, kesehatan tubuh makin jelek, kekebalan menurun. Bila tidak ada sabit juga bukan berarti penyakitan, tapi yang perlu diperhatikan adalah : bila tidak ada sabit, sekali sakit bisa parah. Bila sabitmu makin berkurang, banyaklah konsumsi protein dan makanan yang hitam, seperti beras merah, jamur hyuka. Jaga stamina badan, dan seringlah berolahraga.
Melihat apakah dirimu sakit, dan juga digabung dengan faktor-faktor lainnya, harus lewat pemeriksaan dokter baru tahu, jangan hanya karena melihat perubahan sabit, dan membuatmu khawatir.
Sumber
Pernahkah sahabat memperhatikan tanda yang ada dibawah sebuah botol plastik??? Nampaknya kita harus mulai peka dengan hal tersebut. Karena ada RAHASIA di balik tanda-tanda itu, yang penting banget kita ketahui. Kode yang tercantum dibawah kode botol, dengan simbol2, huruf2 dan sebagainya, penting untuk diperhatikan, karena salah-salah bisa berbahaya untuk kesehatan. Bahkan ada beberapa kode yang sebaiknya dilarang untuk digunakan oleh bayi.
Tanda di bawah botol itu merupakan kode yg dikeluarkan The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diikuti oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berciri-ciri :
- Berada atau terletak di bagian bawah
- Berbentuk segitiga
- Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
- Serta nama jenis plastik di bawah segitiga.
Berikut arti dari istilah-istilah tersebut :
1. PETE/PET
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut. Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.
2. HDPE
Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
3. V/PVC
Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.
4. LDPE
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.
7. OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
- SAN - styrene acrylonitrile
- ABS - acrylonitrile butadiene styrene
- PC - polycarbonate
- Nylon
Dapat dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan. SAN n ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi.
Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan n minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, penurunan produksi sperma, penambahan berat prostat dan kanker testis bagi laki-laki. Sedangkan bagi perempuan dampak yang ditimbulkan oleh BPA (Bisphenol-A) antara lain: ketidaknormalan perkembangan endometrium yang dapat menyebabkan infertilitas serta meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan. Entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.
Kesimpulan yang didapat dari tanda klasifikasi plastik tersebut:
- Hati-hati dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6 dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
- Cukup aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5 dan 7 (SAN atau ABS)
Bagi orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra atau putrinya:
- Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
- Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
- Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex. 4.
- Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate)
- Hindari penggunaan botol polikarbonat yang mengandung BPA. Sebagai gantinya gunakan botol bebas BPA, atau botol yang terbuat dari gelas/kaca
- Ketika membeli botol plastik, pilihlah botol yang menggunakan polypropylene/polyethylene, yang tidak keras dan tidak mengkilat.
- Carilah tanda "BPA-free" pada kaleng atau botol susu yang Anda beli.
- Belajar membaca kandungan dalam plastik. Singkirkan produk plastik yang mengandung bahan-bahan seperti DBP dan DEP, DEHP, DMP. Gunakan polyethylene (#5), dan hindari polikarbonat (#7)
- Cucilah botol dgn menggunakan spons yang halus agar tidak merusak lapisan plastiknya. Jangan sikat botol ya moms…
- Jangan gunakan lagi botol plastik yang sudah TERGORES/RUSAK atau kusam.
- Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik karena dapat memicu pelepasan BPA. Sebagai gantinya, gunakanlah wadah gelas/kaca atau keramik.
- Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
- Berikan ASI langsung dari sumbernya. Dijamin 100% BPA-free.
- Jika si kecil sudah bisa menggenggam dan memegang, ajarkan dan biasakan minum dari gelas atau training cup yang aman material dasarnya.
- Untuk menyuapi si kecil, mangkok makanan dari bahan yang aman, misalnya keramik, plastic BPA-free, atau melamin kualitas baik
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum.
Biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2) tidak dapat dicegah, gunakan hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
Source: Portal CBN , Majalah Senior Gaya Hidup Sehat, http://www.mambaby-ind.com/
http://kankerpayudara.wordpress.com/ , http://www.parenting.co.id/
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2012/04/23/being-young-mother/
http://www.indowebster.web.id/forum.php