Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Friday, December 23, 2011
Perhatikan Cara “BAB” dan Feces Anda!
Pernahkah anda memperhatikan posisi BAB dan feces anda? Salah posisi, jongkok atau duduk dapat berakibat pada kesehatan anda. Demikian pula dengan feces yang anda keluarkan, bila anda perhatikan dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi kesehatan anda. Menurut ahli feces manusia dari Jepang feces yang sehat adalah diameter 3 sentimeter, warna kuning emas atau cokelat, halus tetapi tidak terlalu halus seperti lumpur.
Buang Air Besar (BAB) atau defekasi atau poop adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Dalam kondisi normal, manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari.
Posisi dan perilaku saat buang air besar tergantung dari masing-masing kebudayaan yang berlaku atau kebiasaan masing-masing orang. Pada beberapa daerah seperti Asia Timur, pedesaan Timur Tengah, dan beberapa daerah di Eropa Selatan terbiasa melakukannya dengan posisi jongkok. Sementara di kebanyakan dunia Barat dengan posisi duduk.
Pada beberapa kebudayaan, setelah membuang air besar, bagian anus dan bokong dibersihkan dengan kertas toilet atau kertas tisu, dan mungkin bahan lainnya seperti dedaunan. Ada pula yang membersihkannya dengan basuhan air.
Mana yang lebih sehat toilet duduk atau toilet jongkok? Toilet duduk identik dengan sanitasi pembuangan kotoran yang tepat dan menurunkan penyakit yang terkait dengan diare. Dari sisi kesehatan toilet duduk sangat baik digunakan pada orang yang telah mengalami penurunan fleksibilitas dan kekuatan otot, kelebihan berat badan serta orang yang keseimbangannya buruk dan juga mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat.
Salah satu peneliti pernah mengungkapkan bahwa toilet duduk sangat bagus untuk mencegah wasir, mengurangi tekanan yang diperlukan saat buang air besar serta mengobati sembelit. Kerugian dari toilet duduk diduga bisa menjadi tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia seperti dermatitis atau iritasi kulit.
Bagi anda pengguan toilet jongkok janngan khawatir karena sisi positip orang yang menggunakan toilet jongkok lebih baik dalam hal mengembangkan otot kaki dan punggung. Toilet jongkok juga memberikan keuntungan mencegah kontak langsung antara permukaan toilet dengan tubuh, hal ini bisa mencegah penularan berbagai penyakit atau infeksi.
Kerugian dari toilet ini adalah tidak bisa digunakan oleh semua kalangan, terutama orangtua, orang cacat atau obesitas karena akan menimbulkan rasa tak nyaman. Selain itu toilet jongkok diduga bisa memicu timbulnya artritis dan meningkatkan tekanan pada lutut. Tapi hal ini bisa dicegah dengan meletakkan sepenuhnya kedua telapak kaki di lantai dan postur tubuh yang tepat.
Proses BAB
Sederhanakah proses BAB? Sepertinnya gampang dan sederhana, tetapi prosesnya bukan sesederhana apa yang kita bayangkan. Diperlukan gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara.
Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi.
Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare.
Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi
Dadang Gusyana, Information Officers,IndonesiaBiotechnology Information Centre (IndoBIC). Alumus Biologi, UNPAD
Sumber
Labels:
HEALTH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment