Category
ACCOUNTING
(1)
AUTOMOTIVE
(4)
COMPUTER
(82)
EBOOK
(1)
ELECTRONICS
(5)
ENVIRONMENT
(1)
FINANCIAL
(1)
HEALTH
(265)
INFO
(6)
LAW
(1)
MANAGEMENT
(8)
MOBILE DEVICES
(14)
MORAL STORIES
(62)
NETWORK
(2)
OTHERS
(24)
PHILOSOPHY
(1)
PSYCHOLOGY
(19)
SCIENCE
(6)
Search This Blog
Friday, December 23, 2011
Atorvastatin Teruji sebagai Pencegah Penyakit Kardiovaskular
Penelitian mengenai hubungan kolesterol dengan aterosklerosis telah lama dilakukan. Tercatat ilmuwan dari Rusia, Nikolai Aneskock, yang pertama kali menemukan hubungan tersebut. Sementara itu, pengembangan obat antikolesterol pertama ditemukan oleh ilmuwan Jepang, Dr. Akira Endo, pada tahun 70-an. Penelitian mengenai kolesterol terus berlanjut dengan ditemukannya reseptor LDL di hati oleh ilmuwan Brown dan Goldstein pada 1985. Gabungan statin dan pemahaman reseptor kini menjadi perangkat untuk melakukan pencegahan primer dan sekunder aterosklerosis. Demikian dikatakan Prof. Dr. Harmani Kalim, SpJP(K), dalam acara Peluncuran Produk TRUVAZ, di Jakarta, 9 Oktober 2010.
Konsep lama yang menyatakan bahwa menurunkan kolesterol tidak akan menurunkan mortalitas dan penyakit arteri koroner sudah lama ditinggalkan. Beberapa studi menemukan bahwa penurunan kadar kolesterol dapat menurunkan kejadian penyakit arteri koroner. Misalnya, studi yang dilakukan Baigent C, 2005, mendapatkan data bahwa penggunaan statin dapat menurunkan kadar LDL yang pada akhirnya akan menurunkan kejadian kardiovaskular seperti stroke atau kematian mendadak. “Beberapa studi juga membuktikan bahwa statin sudah teruji sebagai pencegahan primer dan sekunder,” terang Prof. Harmani. Studi tersebut di antaranya ASCOT, CARE, dan POSCH.
Saat ini, pemahaman terapi penurunan kolesterol semakin berkembang. Dengan penurunan LDL, risiko kardiovaskular semakin rendah dan terapi statin yang diberikan jangka panjang memberikan manfaat yang semakin besar. Pemberian statin sebagai pencegahan primer dan sekunder, menurut Prof. Harmani, harus diberikan pada pria berusia 40 tahun ke atas dan wanita berusia 50 tahun ke atas setelah dilakukan penapisan kolesterol yang adekuat.
Pemberian statin lebih dini sebagai pencegahan primer dan sekunder atas kejadian kardiovaskular juga telah dibuktikan oleh beberapa studi. Misalnya, studi MIRACL yang membuktikan bahwa pemberian Atorvastatin menunjukkan manfaat klinis yang lebih awal dan lebih besar dibandingkan dengan simvastatin. Atorvastatin tercatat menurunkan kejadian kardiovaskular < 11%, sedangkan simvastatin hanya 16%. Atorvastatin juga secara signifikan menurunkan kekambuhan kejadian iskemik pada pasien sindrom koroner akut. Manfaat pemberian statin secara dini salah satunya adalah dapat menurunkan LDL secara dini, yakni tidak lebih dari 12 minggu.
Dislipidemia juga terjadi pada pasien diabetes. Demikian ungkap Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD-KEMD, pada kesempatan yang sama. Terapi diabetik dislipidemia memprioritaskan pada beberapa hal, di antaranya menurunkan LDL, meningkatkan HDL, dan menurunkan trigliserida. Panduan terkini dari National Cholesterol Education Programme Adult Treatment Panel (NCEP ATP III) merekomendasikan statin sebagai terapi lini pertama pada terapi dislipidemia. Demikian juga Guideline American Diabetes Association (ADA), 2004, menyarankan pada pasien dengan LDL-C > 130 mg/dL terapi awal yang diberlakukan berupa intervensi gaya hidup dan pemberian statin.
Statin secara signifikan meningkatkan kondisi jantung pasien dengan diabetes. Beberapa uji klinis terkemuka seperti CARDS dan ASCOT-LLA menunjukkan penurunan signifikan kejadian koroner utama sebesar 25-47% pada pasien dengan diabetes yang mendapat terapi statin. Pada studi ASCOT-LLA, atorvastatin menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 20% pada seluruh kohort dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular 23% (p=0,036) pada pasien diabetes. Selain itu, studi tersebut juga mendapatkan data bahwa atorvastatin dapat mencegah penyakit jantung koroner pada keseluruhan pasien sebanyak 36% dan pada pasien diabetes 24%. Studi menggunakan atorvastatin 10 mg ini dilakukan mengingat efektivitasnya yang baik dalam mencegah kejadian kardiovaskular seperti infark miokard non-fatal dan penyakit arteri koroner fatal (Relative Risk Reduction = 36%, P = 0,0005).
Studi lain, seperti diterangkan Prof. Slamet yang telah membuktikan manfaat atorvastatin untuk mencegah kejadian kardiovaskular, adalah The Collaborative AtoRvastatin Diabetes Study (CARDS). CARDS membuktikan bahwa atorvastatin dapat mencegah kejadian kardiovaskular utama, termasuk stroke, dengan Relative Risk Reduction (RRR)= 37% (95% CI: 17-52) P=0,001. Atorvastatin juga mampu menurunkan kejadian kardiovaskular RRR= 32% (95% CI 15-45) P=0,001. Yang lebih penting, atorvastatin dapat menurunkan seluruh penyebab kematian dengan Relative Risk Reduction= 27% (95% CI;-1-48) P=0,059. “Profil keamanan atorvastatin 10 mg sangat baik dan sebanding dengan plasebo,” kata Prof. Slamet. (hidayati)
Sumber
Labels:
HEALTH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment