Gold Price

Category

Search This Blog

Friday, November 25, 2011

8 Penyakit yang Ditandai Kesemutan




Oleh: Asep Candra


KOMPAS.com - Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga terjadi saat tekanan itu berlanjut tepat pada saraf. Namun, kesemutan akan hilang bila tekanan sudah tidak ada lagi.


Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.


Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis. 


Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.


Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.


1. Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.


2. Stroke

Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.


3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.


4. Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.


5. Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.


6. Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.


7. Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.
Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.


8. Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus. (Abdi Susanto)



Sumber

Thursday, November 3, 2011

Silymarin dan Hepatitis C






Milk thistle (Silybum marianum) memiliki sejarah panjang sebagai obat untuk masalah hati dalam pengobatan tradisional Timur dan Barat. Silymarin adalah flavonoid yang terdiri dari campuran komponen susu termasuk silibinin thistle. Sebagian besar penelitian silymarin telah melihat efeknya pada fibrosis hati, tetapi dalam beberapa tahun terakhir para peneliti telah mempelajari aktivitas langsung silymarin terhadap HCV di laboratorium dan in vivo.


Sebuah survei dari peserta dalam percobaan HALT-C – yang mengevaluasi manfaat jangka panjang dari interferon pegilasi pada pasien yang tidak menanggapi pengobatan standar dengan interferon pegilasi dan ribavirin – menemukan bahwa peserta yang mengatakan bahwa mereka yang menggunakan silymarin tidak memiliki viral load HCV rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan. Namun, sebuah studi yang baru dilakukan menunjukkan bahwa silymarin menghambat aktivitas polimerase HCV, yang menyalin bahan genetik virus sebagai bagian dari replikasi.


Dalam penelitian ini, Jessica Wagoner dari University of Washington di Seattle dan rekan secara lebih lanjut melihat tindakan antivirus dari silymarin di laboratorium.


Hasil

  • Silymarin memiliki efek antivirus terhadap HCV dalam kultur sel, termasuk menghambat masuknya virus ke dalam sel, RNA HCV dan ekspresi protein, dan dalam produksi partikel virus yang menular.
  • Silymarin tidak menghambat pengikatan HCV kepada sel, namun menghambat masuknya pseudopartikel virus dan fusi pseudopartikel dengan liposom, atau gelembung lemak.
  • Silymarin – namun tidak silibinin – menghambat aktivitas HCV genotipe 2a NS5B yang tergantung pada polimerase RNA pada konsentrasi 5-10 kali lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk efek anti HCV dalam kultur sel.
  • Namun, silymarin hanya memiliki aktivitas minimal melawan genotipe 1b yang mengisolasi BK dan 4 genotipe polimerase 1b yang berasal dari pasien yang terinfeksi dengan HCV.
  • Silymarin tidak menghambat replikasi HCV pada 5 genotipe independen 1a, 1b, dan 2a sel model yang tidak memproduksi virus yang menular.
  • Silymarin menghambat aktivitas protein trigliserida, sekresi apolipoprotein B, dan produksi virion menular dalam medium kultur sel.
  • Silymarin juga memblokir penyebaran HCV dari sel ke sel.



Berdasarkan temuan ini, para penulis penelitian menyimpulkan, “Walaupun penghambatan aktivitas NS5B in vitro polimerase dapat dibuktikan, mekanisme tindakan antivirus dari silymarin yang muncul untuk menghalangi masuknya virus dan penularan, mungkin dengan menargetkan sel induk.”


Sumber

Apa Silymarin Itu?






Apa Silymarin Itu?


Silymarin adalah semacam jamu yang dibuat dari sari bibit tanaman Silybum marianum, yang juga disebut sebagai “milk thistle”. Jamu ini sudah dipakai selama lebih dari 2.000 tahun. Pada abad pertengahan bibit milk thistle umumnya dipakai untuk mengobati penyakit hati.


Kandungan aktif milk thistle adalah senyawa kimia yang disebut sebagai flavonoid. Flavonoid dalam milk thistle adalah silybin, silydianin dan silychristin. Bersama, ketiga flavonoid ini disebut sebagai silymarin.


Apa Kegunaan Silymarin?


Silymarin melindungi hati melalui tindakan sebagai antioksidan dan dengan mendorong tumbuhnya sel hati baru. Silymarin juga membantu mencerna lemak. Jamu ini tampak menjaga agar senyawa yang berdampak buruk tidak masuk ke dalam sel hati.


Silymarin dapat membantu mencegah atau memulihkan kerusakan pada hati yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, pestisida, racun lain, atau hepatitis.


Silymarin telah dipakai (terutama di Eropa) untuk mengobati hepatitis, kerusakan hati yang diakibatkan oleh kecanduan alkohol, dan keracunan oleh beberapa jenis jamur tertentu.


Silymarin adalah satu ramuan dalam beberapa kombinasi jamu yang dipasarkan untuk masalah hati, yang sering disebut sebagai ‘hepatoprotektor’ (lihat Lembaran Informasi 760).


Tidak ada bukti bahwa silymarin bertindak langsung terhadap HIV.


Mengapa Odha Memakai Silymarin?


Beberapa obat yang dipakai untuk melawan HIV dapat merusak hati. Orang yang terinfeksi bersama dengan virus hepatitis B atau C (HBV dan HCV) lebih mungkin mengalami masalah hati waktu memakai obat antiretroviral (ARV). Silymarin mungkin membantu mencegah kerusakan pada hati.


Beberapa ARV dapat menyebabkan sakit perut, dan silymarin dapat membantu mengobati masalah pencernaan.


Bagaimana Silymarin Dipakai?


Silymarin adalah sari bibit tanaman milk thistle. Sari baku seharusnya 80% silymarin (kandungan aktif). Jamu ini dapat diperoleh di toko obat di kota besar seperti Guardian atau Century. Satu penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu kedaluwarsa silymarin hanya kurang lebih tiga bulan.


Takaran umum silymarin adalah 300-600mg per hari. Milk thistle tidak larut dalam air, jadi tidak diusulkan dibuat teh dari milk thistle.


Apa Efek Samping Silymarin?


Belum ditemukan efek samping yang berat dari penggunaan silymarin. Walaupun dipakai dengan takaran tinggi, tidak ada laporan mengenai dampak negatif. Namun beberapa orang mengalami sakit perut, diare, perut kembung, atau gas pada lambung setelah mulai memakai silymarin. Bila ini terjadi, kurangi takaran kemudian tingkatkan kembali secara bertahap.


Sedikit orang mengalami reaksi alergi terhadap milk thistle.


Beberapa ahli menganjurkan agar silymarin tidak dipakai oleh perempuan hamil, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin.


Apakah Silymarin Berinteraksi dengan Obat Lain?


Karena diuraikan oleh hati, milk thistle mungkin berinteraksi dengan obat lain yang juga diuraikan oleh hati. Obat ini termasuk beberapa obat antigelisah, obat antijamur, dan mungkin juga dengan beberapa protease inhibitor.


Diusulkan untuk tidak memakai obat KB yang mengandung hormon estrogen bersamaan dengan milk thistle. Milk thistle mungkin mengganggu penggunaan estrogen oleh tubuh, sehingga dapat terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.


Pastikan dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai, termasuk milk thistle.


Bagaimana Kita Mengetahui Silymarin Bermanfaat?


Milk thistle telah dipakai selama lebih dari 2.000 tahun, jadi banyak yang sudah ditulis mengenai dampaknya pada kesehatan. Sudah dilakukan lebih dari 300 penelitian ilmiah terhadap silymarin yang mencatat:

  • Dampak antioksidan
  • Pengobatan sirosis hati akibat kecanduan alkohol
  • Pengobatan hepatitis kronis
  • Pengobatan keracunan akibat makan jamur liar
  • Membantu hati memulihkan dirinya
  • Sebagian besar penelitian ilmiah ini dilakukan di Eropa.

Garis Dasar


Silymarin adalah sari bibit tanaman milk thistle. Jamu ini sudah dipakai selama lebih dari 2.000 tahun untuk mengobati masalah hati. Belum dialami efek samping yang berat atau interaksi yang gawat.


Untuk orang dengan HIV, terutama yang juga terinfeksi virus hepatitis, silymarin mungkin membantu melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh terapi antiretroviral (ART). Silymarin juga mungkin mengurangi sakit perut sebagai efek samping obat lain.


Sumber